Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 4

Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 4


Saat mereka hendak latihan akting, Wan Zi memberitahu Xin Wei bahwa belakangan ini ada orang aneh yang berkeliaran di sekitar sekolah.

Saat Man Kui duduk di dekat mereka, Wan Zi langsung saja menyindirnya terang-terangan sebagai orang yang berusaha masuk ke kelas sosialita. Tapi Xin Wei malah membentaknya untuk diam lalu mendekat ke Man Kui hanya untuk berbasa basi.


Chu Xia sedang memindahkan kardus-kardus di ruang perlengkapan. Qi Lu datang tak lama kemudian. Dia berkata kalau dia mau membantu, tapi Chu Xia langsung mengusirnya, jangan ganggu.

Tidak mau pergi, Qi Lu nyerocos tentang penelitian dokter di Amerika pada wanita yang memiliki bintik-bintik di wajahnya. Dia bilang bahwa saat mereka sedang jelek, obat-obatan tidak akan berefek pada bintik-bintik mereka. Jika mood baik maka bintik-bintiknya akan memudar.

"Apa yang mau kau katakan sebenarnya?"

"Kau punya bintik-bintik di sini." Kata Qi Lu sambil mengelus pipi Chu Xia.

 

Tapi Chu Xia jadi kesal mendengarnya dan langsung menyudutkannya dengan wajah dingin sampai Qi Lu mundur ketakutan sambil mengoceh gugup memperingatkan Chu Xia bahwa marah bisa membuatnya tambah tua dan otaknya kekurangan oksigen. Chu Xia mengerti maksudnya, kan?

"Tentu. Maksudmu aku bodoh, kan?"

Chu Xia langsung mengambil tongkat plastik dan menggunakannya untuk menabuh tbuh Qi Lu seolah dia genderang.

"Beberapa hari yang lalu kau bilang apa? Jangan sentuh wanitaku, sekarang kau pikir aku jelek dan bodoh. Aku tidak pernah bertemu dengan pria yang tidak konsisten sepertimu!"

"Bukan begitu maksudku."

"Han Qi Lu! Dengar, yah. Aku, An Chu Xia tidak akan pernah menjadi pacarmu sampai mati sekalipun!"


Dia langsung memukuli Qi Lu lagi sampai Qi Lu keluar dari sana lalu membanting pintu. Qi Lu sontak menggerutu sebal, padahal sebenarnya dia ingin memberikan hadiah untuk Chu Xia, tapi rencananya gagal sekarang.


Setelah Pak Guru memberi instruksi, latihan akting pun dimulai. Mereka akan memainkan sandiwara Pride and Prejudice. 

Cerita latihan akting kali ini adalah saat kedua saudaranya Mr. Bingley (Wan Zi dan Xin Wei) mengolok-olok Jane (Chu Xia).

Belum gilirannya, tapi Qi Lu (yang berperan jadi Mr. Darcy) langsung menyela untuk membela Jane dan balas menyindir Xin Wei dan Wan Zi, mengatai mereka kejam dan bisanya cuma mengolok-olok orang lain.

Jian Ren membisikinya kalau sekarang bukan gilirannya. Tapi Qi Lu masa bodoh dan terang-terangan berkata kalau dia tak punya sesuatu hal yang baik untuk dikatakan tentang Xin Wei.


Dia lalu berpaling ke Mr. Bingley (Jian Ren) yang diam saja sedari tadi. Apa dia tidak akan membela wanita yang dicintainya? Chu Xia langsung nimbrung dan bertanya kesal, apa yang dia lakukan?

Qi Lu berkata kalau dia sedang membela Chu Xia. Tapi Chu Xia mengklaim kalau dia tidak butuh bantuan Qi Lu dalam masalah ini. Kemarin dia bersenang-senang saat berdansa bersama Mr. Bingley dan saudaranya Mr. Bingley menyukainya kok.

"Tapi dia tidak cukup berani untuk memperjuangkanmu."

"Tapi orang yang kusukai adalah Mr. Bingley. Mr. Darcy, kau urusi saja dirimu sendiri."

"Menurutku, dia seorang pengecut dan bodoh."


Tanpa mempedulikan cerita sebenarnya yang mana Mr. Darcy tertarik pada Elizabeth (Man Kui), Qi Lu malah dengan sengaja merayu Chu Xia dengan mengajaknya keliling ke Pemberly. Chu Xia sampai kesal dibuatnya.

"Han Qi Lu, ini kelas, berhentilah main-main!" Geram Chu Xia.

"Aku akting serius," bisik Qi Lu.

"Kalau kau ingin mengulang kelas ini, jangan libatkan orang lain!"

Mereka terus bisik-bisik berdebat sambil pelotot-pelototan sampai membuat Cheng Chuan kesal setengah mati karena cemburu.


Latihannya jelas nggak bener dan nggak sesuai cerita, tapi Pak Guru malah suka dengan akting mereka dan perubahan kisah cinta dadakan ini. Akting dan cinta terlarang seperti ini yang dia inginkan. Bagus, sangat bagus! Lanjutkan!

 

Melanjutkan aktingnya, Qi Lu menarik tangan Chu Xia untuk dibawa ke Pemberly. Chu Xia berusaha bertahan dan menarik tangannya. Tapi Qi Lu malah menariknya hingga Chu Xia mendarat di d**anya.


Pak Guru suka, tapi Cheng Chuan jadi makin kesal dan Xin Wei diam-diam memberi isyarat pada Wan Zi.

Wan Zi berusaha menjegal Chu Xia, tapi malah membuat Chu Xia terdorong kembali plukan Qi Lu.

Xin Wei bangkit tepat saat Cheng Chuan menghambur maju untuk memisahkan Chu Xia dari Qi Lu, tapi dia tak sengaja membuat Xin Wei terdorong sampai dia jatuh. Tapi Xin Wei dan Wan Zi malah menyalahkan Chu Xia dan menuduh Chu Xia lah yang mendorongnya.


Mereka bahkan menuduh Chu Xia sengaja melakukannya karena Chu Xia dendam pada Xin Wei karena Xin Wei memenangkan kontes kecantikan waktu itu. Chu Xia membela diri, Cheng Chuan dan Qi Lu pun membela Chu Xia.

Xin Wei berakting sok melas. Tapi kemudian Man Kui menyela untuk menengahi keadaan ini, mereka bisa melihat CCTV untuk mencari tahu siapa yang sebenarnya salah. Seketika itu pula Xin Wei akhirnya menyerah.


Xin Wei pergi dan Cheng Chuan mengejarnya. Man Kui menggenggam tangan Chu Xia dan bertanya cemas apakah Chu Xia baik-baik saja. Chu Xia mengiyakannya dan Qi Lu hanya diam menatap kedua gadis itu.


Cheng Chuan mengejar Xin Wei dan menuntutnya untuk bicara. Xin Wei menolak dan berniat mau pergi, tapi Cheng Chuan menghadangnya sambil mengomentari emosi buruk Xin Wei yang tidak berubah sama sekali.

"Kau juga sama, kau masih ingin mengejar orang lain." Balas Xin Wei.

Cheng Chuan menyangkal. "Berapa kali harus kubilang, dia yang menjebakku."

"Tapi kau yang dikeluarkan."

"Kumohon, bisakah kau berpikir logis?"

Xin Wei kesal mendengarnya. Saat Cheng Chuan datang ke sekolah ini, dia kan menyuruh Cheng Chuan untuk fokus pada Chu Xia dan menjauhkannya dari Qi Lu. (Ah, pantesan dia tertarik banget pada Chu Xia, tapi kayaknya dia suka beneran sekarang).

 

Tanpa mereka sadari, pembicaraan mereka sebenarnya didengar oleh Xiao Nan. Tapi dia langsung pergi tanpa mendengar percakapan mereka lebih lanjut.


Cheng Chuan mengingatkan kalau dia tak pernah setuju untuk melakukan itu dan memperingatkan Xin Wei untuk tidak menyentuh Chu Xia lagi atau Xin Wei akan menerima akibatnya.

Xin Wei mendengus geli mendengarnya, ternyata Cheng Chuan jatuh cinta betulan pada Chu Xia. "Kuberitahu, kau. Kau tidak akan pernah menang dari Qi Lu."


Saat Cheng Chuan hendak pulang, Xiao Nan menyeret Chu Xia untuk melabrak Cheng Chuan. Dia memberitahu Chu Xia kalau Cheng Chuan ini bermuka dua. Cheng Chuan ini memang sengaja mendekati Chu Xia, dia mata-matanya Xin Wei. Dia numpang hidup dari Xin Wei. Xiao Nan mendengar pembicaraan mereka tadi.

"Benarkah? Aktingnya bagus sekali." Komentar Chu Xia.

Tak mau mereka salah paham, Cheng Chuan menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya. Dulu dia dikejar-kejar seorang wanita yang ngotot kalau dia mencintai wanita itu dan membuntutinya.

Gara-gara itu, dia jadi dikeluarkan dari sekolahnya yang dulu. Dia tidak numpang hidup dari Xin Wei, Xin Wei itu sepupunya.


"APA?" Chu Xia dan Xiao Nan kaget serempak.

"Aku tidak pernah bilang, yah?"

"Tidak."

Tapi, kenapa nama marga mereka berbeda. Cheng Chuan menjelaskan kalau dia dan Xin Wei adalah sepupu dari pihak ayah mereka yang bersaudara, tapi Xin Wei memakai marga ibunya. Karena semuanya sudah terungkap, sekalian saja Cheng Chuan membuat pengakuan.


Dia langsung naik ke air mancur lalu meneriakkan perasaan cintanya pada Chu Xia di hadapan semua orang. Kesal, Chu Xia langsung mendorong Cheng Chuan ke air.

Qi Lu yang juga melihat hal itu, langsung kesal dan akhirnya membuang hadiah yang mau diberikannya pada Chu Xia.


Dalam perjalanan pulang, ponselnya Chu Xia berdering tapi dia tidak me-reject-nya. Qi Lu heran dan menyuruh Chu Xia untuk mengangkatnya saja.

"Apa kau marah?"

"Lucu sekali. Kenapa juga aku harus marah?"

Chu Xia dengan santainya mengingatkan Qi Lu bahwa kalau dia marah maka bintik-bintik di wajahnya akan semakin banyak dan otaknya kekurangan oksigen. Chu Xia mengaku kalau dia sungguh tak tahu apa yang sebenarnya dipikirkan Cheng Chuan, tiba-tiba saja tadi dia menyatakan cintanya.

Qi Lu cepat-cepat memotongnya dan menyatakan dengan kesal kalau dia tidak mau dengar apapun dan Chu Xia juga tidak perlu menjelaskan.


Han Tua menyela dan menasehati Qi Lu untuk tidak bersikap seperti itu, berikan saja hadiahnya. Chu Xia jelas bingung, hadiah apa? Qi Lu sontak canggung, tidak ada hadiah.

Tapi Han Tua memberitahu Chu Xia bahwa gara-gara pertengkaran mereka yang waktu itu, Qi Lu merasa menyesal jadi Qi Lu menyuruhnya untuk membelikan hadiah untuk Chu Xia sebagai permintaan maaf.

"Sungguh? Mana hadiahnya?"

"Kubuang!"

"Dibuang?"

"Barang yang tidak berguna, sudah seharusnya dibuang."

"Bagus sekali!" Sinis Chu Xia.


Malam harinya, Chu Xia membuntuti Qi Lu sampai ke kamarnya sambil membawa kotak P3K. Dia mau mengobati Qi Lu. Qi Lu malah kesal, "Apa kau bodoh?!"

"Marah lagi. Apa kau ingin berdebat lagi?"

"Ini bukan luka besar. Aku akan baik-baik saja setelah beberapa hari."


Kesal, Chu Xia langsung membanting kotak obatnya dan berjalan pergi. Tapi Qi Lu buru-buru menariknya duduk kembali.

Chu Xia akhirnya mengeluarkan obatnya lagi. Qi Lu tampak bimbang sebelum kemudian menyodorkan kotak hadiahnya.

Chu Xia heran, katanya sudah dibuang. Qi Lu menyangkal, tidak kok. Tapi Qi Lu tadi bilang begitu di mobil, Han Tua saksinya.

"Kau salah ingat."


"Terima kasih," ucap Chu Xia saat melihat hadiahnya.

"Aku bilang kau salah ingat... kau bilang apa barusan?"

"Han Qi Lu, terima kasih. Aku sangat menyukainya."

Senyum Qi Lu langsung mengembang seketika. Dia lalu tanya apakah Chu Xia menyukai Cheng Chuan. Chu Xia mengernyit, "Memangnya aku buta apa?"


Qi Lu makin bahagia mendengarnya. Dia lalu menyuruh Chu Xia mendekat. Chu Xia mendekat tanpa curiga. Qi Lu mendekatkan wajahnya seolah mau membisiki Chu Xia, tapi kemudian dia mengecp pipi Chu Xia.


Malu, Chu Xia pun buru-buru kabur. Nyonya Han yang sudah menunggu di luar kamar, tanya apakah Chu Xia tidak akan mengobati Qi Lu.

"Dia tidak akan mati," ujar Chu Xia lalu buru-buru kabur.

Nyonya Han langsung terkekeh geli mendengarnya. "Anakku yang terbaik!"


Qi Lu bergumam sendiri di kamarnya, Han Tua memang benar. Dia teringat kembali saat dia membuang hadiah itu. Tapi sedetik kemudian, dia kembali dan mengambil kembali hadiahnya itu.

"Aku memang harus mengejarnya," pungkas Qi Lu.


Keesokan harinya, anak-anak lagi-lagi bergosip ria. Tapi target gosipan mereka kali ini adalah tentang Cheng Chuan yang ternyata anak bos perusahaan Jian dan hubungannya dengan Xin Wei.

Saat Cheng Chuan masuk kelas, Jiang Ren langsung menyambutnya seolah dia raja. Cheng Chuan sampai heran melihat sikap teman-temannya yang aneh sekali hari ini. Dia mencoba bertanya ke Xiao Nan, tapi Xiao Nan dingin padanya.


Chu Xia datang tak lama kemudian dan langsung menyuruh Cheng Chuan keluar. Chu Xia berkata bahwa apa yang akan dia katakan ini mungkin menyakitkan, tapi dia harus menjelaskannya.

Chu Xia berbelit menyebutkan berbagai sifat positif yang dia sukai dari Cheng Chuan. Tapi baginya, Cheng Chuan hanyalah teman. Apa Cheng Chuan mengerti.


Cheng Chuan mengiyakanya, dia mengerti kalau Chu Xia menolaknya. Tapi kemudian dia menyudutkan Chu Xia ke tembok dan berkata bahwa menurut buku, kebanyakan cewek selalu menolak saat dihadapkan pada pengakuan cinta pertama mereka.

Chu Xia menegaskan kalau dia dan Cheng Chuan itu tidak akan mungkin. Tapi Cheng Chuan malah tambah senang. Soalnya menurut buku, jika cewek bilang tidak suka, sebenarnya mereka suka. Jika cewek bilang tidak mungkin, sebenarnya akan jadi sangat mungkin.

"Baca macam apa yang kau baca itu?"

"Ayo, tebak."


Kesal, Chu Xia langsung menendangi kaki Cheng Chuan sampai dia jatuh. "Aku sudah bilang, aku paling benci dengan orang yang banyak bicara!"

Chu Xia langsung pergi, tapi Cheng Chuan terus saja mengejarnya tanpa kenal menyerah.


Di jam pelajaran berikutnya, anak-anak kelas B keluar untuk latihan voli. Tapi di antara pepohonan, tampak si orang misterius yang tengah mengawasi mereka.

Sementara itu di klinik, Mary sedang serius mengamati foto-foto si orang misterius yang berhasil diambilnya. Dia tampak cemas menyadari sesuatu.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments