Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 13

Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 13


Chu Xia kesal setengah mati pada Qi Lu. Xiao Nan jadi merasa bersalah, mereka jadi bertengkar gara-gara dirinya.

"Kau temanku, tentu saja aku harus membelamu. Lagipula aku marah padanya bukan cuma karena masalah ini."

Chu Xia merasa kalau lebih baik dia menyerah saja. Lebih baik Qi Lu bersama Man Kui saja, dia tidak mau berada di antara mereka. Dipikir-pikir, dia bodoh sekali sampai tidak jadi ikut kompetisi demi Qi Lu.


"Belum terlambat. Bersiaplah untuk berkompetisi," ujar Cheng Chuan sambil menyodorkan kartu ID peserta pada Chu Xia.

Xiao Nan senang, akhirnya Chu Xia bisa bertanding sekarang. Tapi dari mana Cheng Chuan mendapatkan kartu ini?

"Perusahaan Jiang adalah penanggung jawab acara, bukan masalah besar."


Saking senangnya, Chu Xia langsung menghadiahinya dengan plukan. Cheng Chuan kesenengan dan langsung minta dipluk lagi, tapi tentu saja Xiao Nan menghalanginya.


Xin Wei heran, kenapa Man Kui berhenti sekolah dari Ke Si Dun. Man Kui menolak menjawab, Xin Wei bukan orang yang perlu tahu jawabannya. Lebih baik dia kembali sebelum seseorang melihat mereka.

Setelah Xin Wei pergi, Man Kui mendapat telepon dari seseorang yang memintanya untuk menjadi juri dalam ajang kompetisi itu.

Flashback.


Saat dia di Perancis, hidup Man Kui sepertinya cukup menderita. Dia harus menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja di dapur restoran.

Pernah suatu hari dia tampak begitu lelah dan lemah hingga tak sengaja menumpahkan tumpukan piring dan melukai salah satu tangannya.

Hmm... aku nggak terlalu ngerti, tapi kayaknya tangannya Man Kui terluka parah dan hal itulah yang membuat Man Kui memutuskan tak ingin kehilangan Qi Lu lagi.

Flashback end.


Xin Wei sedang makan malam dengan ayahnya yang menanyakan bagaimana Cheng Chuan di sekolah. Xin Wei berkata kalau sepupunya itu seperti orang bodoh yang mengejar seorang gadis.

Kenapa Xin Wei bicara seperti itu? Siapa gadis itu? Apa dia yang namanya Xia atau semacamnya? Xin Wei heran, dari mana ayahnya tahu?

"Sepupumu meminta bantuanku untuk mendapatkan sebuah ID untuk gadis yang dia sukai itu"

Xin Wei langsung cemas mendengarnya, ID apa? Tentu saja ID kompetisi fashion design itu.


Qi Lu menempelkan fotonya Chu Xia di cermin sambil menggerutu kesal gara-gara Chu Xia marah-marah padanya di hadapan banyak orang dan mempermalukannya.


Chu Xia sendiri dan Nyonya Han sedang asyik nonton komedi saat Qi Lu tiba-tiba datang lalu menyeret Chu Xia ke kamarnya. Chu Xia jelas kesal, dia mau apa?

"Apa kau tidak merasa kalau ada sesuatu yang harus kau katakan padaku?"

"Seperti permintaan maaf misalnya?"

Chu Xia nyinyir, dia minta maaf pada Qi Lu? Qi lu udah gila yah? Kesal, Qi Lu memaksa Chu Xia duduk bersamanya dan mendiskusikan masalah mereka.

Dia mengerti kalau Chu Xia adalah gadis sombong yang membela temannya. Demi membela temannya, Chu Xia sampai mengatakan hal-hal kasar. Tapi Chu Xia tidak perlu marah padanya di hadapan banyak orang, kan? Bagaimana dia harus menghadapi semua orang sekarang?


Dia terus nyerocos panjang lebar hingga percakapan mereka sampai pada topik tentang Cheng Chuan yang mendapatkan kartu ID untuk Chu Xia dengan menggunakan koneksinya. Chu Xia menegaskan kalau sekarang dia akan ikut kompetisi itu.


Xin Wei curhat kesal pada Xin Wei tentang Chu Xia yang sekarang akan ikut kompetisi. Man Kui santai, Xin Wei kan masih punya ayahnya. Xin Wei merasa ayahnya tidak akan berguna karena semua juri berasal dari Ke Si Dun.

"Tak masalah. Aku punya cara," ujar Man Kui sampai menunjukkan ID-nya sebagai juri kompetisi itu.


Kabar Man Kui jadi juri dan Chu Xia yang akhirnya berhasil mendapatkan kartu ID-nya sontak jadi santapan lezat para penggosip sekolah dan gosipan mereka terdengar oleh Xiao Nan yang langsung mengabarkan masalah itu ke Chu Xia.

"Chu Xia kau harus berhati-hati."

Chu Xia juga sudah dengar rumor itu. Tapi yang dia inginkan saat ini hanyalah berkompetisi, dia tidak mau memikirkan hal lainnya. Lalu apa Qi Lu sudah tahu.


Tepat saat itu juga, Qi Lu baru turun dari tangga dan langsung dadah-dadah ke arah Chu Xia. Tapi ternyata yang dia sapa adalah Man Kui yang baru datang dan mereka pun langsung pergi berdua.


Kesal melihat mereka, Xiao Nan langsung menyeret Chu Xia untuk menguping kedua orang itu. Chu Xia heran, bukankah Xiao Nan ingin dia bersama Cheng Chuan, kenapa dia malah fokus pada Qi Lu.

"Ini masalah menang dan kalah. Aku cuma tidak suka Xiang Man Kui. Jadi aku ingin membantumu mengalahkannya."


Cheng Chuan tiba-tiba muncul dari belakang mereka. Saat dia melihat Qi Lu bersama Man Kui, Cheng Chuan langsung menghampiri mereka dan ngotot mau membicarakan tentang masa depan Chu Xia.

Chu Xia dan Xiao Nan panik dan berusaha menyeretnya pergi. Tapi Cheng Chuan bertahan dan meminta Qi Lu untuk membiarkan Chu Xia fokus melakukan design dan mempersiapkan kompetisi. Dia sudah menyewa kamar hotel untuk Chu Xia.


Semua orang jelas terkejut mendengarnya. Qi Lu langsung menuntut penjelasan Chu Xia, apa ini yang Chu Xia inginkan? Belum sempat Chu Xia mengatakan apapun, Man Kui menyela duluan dan menyarankan agar Qi Lu mendukung keinginan Chu Xia belajar ke luar negeri. Lagipula, bukan berarti Chu Xia tidak akan pernah kembali, kan?

"Belum tentu. Jika Chu Xia jadi juara pertama, dia bisa pergi ke Perancis dan tidak perlu lagi tinggal di rumah seseorang." Ujar Xiao Nan

Chu Xia hendak mengatakan sesuatu, tapi entah sengaja atau tidak, saat pelayan hendak menyajikan kopinya Man Kui, tiba-tiba saja gelas itu terjatuh dan mengenai tangan Man Kui.


Qi Lu langsung mencemaskannya yang jelas saja membuat Chu Xia sedih. Dengan mata berkaca-kaca, Chu Xia akhirnya menyatakan kalau dia akan mengemasi barangnya malam ini.

"Kau yakin?"

"Yakin." Tegas Chu Xia lalu pergi.


Sementara Qi Lu termenung sedih di rumah, Cheng Chuan membawa Chu Xia ke kamar hotel mewah yang sudah disewanya.

Chu Xia benar-benar berterima kasih padanya. Cheng Chuan banyak sekali membantunya. Mulai dari mendapatkan ID untuknya dan sekarang kamar hotel ini. Entah bagaimana dia bisa membalas Cheng Chuan.

"Hei! Jangan berkata seperti itu. Kalau kau seperti ini, aku merasa seperti bukan temanmu."

Cheng Chuan benar-benar mempersiapkan banyak hal untuk Chu Xia, termasuk meja kerja lengkap dengan kertas-kertas dan pensil-pensil agar Chu Xia bisa latihan. Dan karena sekarang sudah larut, Cheng Chuan pun pamit pulang. Telepon saja dia kalau Chu Xia membutuhkan sesuatu.


Kompetisi fashion design itu dimulai keesokan harinya. Tugas dalam babak pertama ini adalah mewarnai kaos putih polos, mereka harus membuat design yang kreatif. Nantinya akan dipilih 15 peserta yang akan lolos ke babak berikutnya.

Kontes dimulai dan para peserta pun langsung sibuk melukis kaos masing-masing. Tapi Chu Xia malah cuma diam, pikirannya sibuk memikirkan design-nya. Kalau design-nya sederhana, kemungkinan bisa menang atau kalah. Ini bukan masalah keahlian seni, melainkan kreatifitas.

Karena temanya kreatifitas, Chu Xia akhirnya punya ide dan langsung menumpahkan berbagai warna cat lukisnya langsung ke kaosnya lalu mulai sibuk menyapukan kuasnya kesana-kemari. Xiao Nan jelas cemas melihat apa yang dilakukan Chu Xia itu.


Waktu hampir habis, tapi Chu Xia berhasil menyelesaikannya tepat waktu. Para peserta menunjukkan hasil karya masing-masing.

Para peserta lainya menggambari kaosnya dengan berbagai macam gambar dan tulisan, tapu Chu Xia cuma mencampur berbagai warna abstrak.

Para juri pun langsung sibuk menilai hasil karya para peserta, mereka berdiskusi cukup lama saat menilai hasil karyanya Chu Xia. MC lalu mengumumkan hasilnya tak lama kemudian.


Xin Wei dan Chu Xia berhasil lolos ke babak 15 besar, dan Chu Xia sukses mendapat posisi pertama. Qi Lu datang tepat saat itu dan melihat dari pintu dan ikut senang untuknya. Cuma Xin Wei seorang yang tampak tak senang mendengar Chu Xia jadi yang pertama.


Semua teman sekelas Chu Xia bangga padanya. Cheng Chuan bahkan menghadiahinya buket bunga. Qi Lu cuma melihat segalanya dari kejauhan sebelum pergi. Man Kui melihat itu dan langsung tak senang.


Xin Wei heran, ada apa dengan semua juri itu sampai memberi poin begitu tinggi untuk Chu Xia?

Tapi Man Kui mengakui kalau hasil karya Chu Xia memang lebih bagus. Hasil karya Xin Wei cuma berupa gambar sementara tema mereka adalah kreatifitas.

"Fashion designer itu berbeda dengan seniman."

"Lalu aku harus bagaimana? Kalau terus seperti ini, aku bisa kalah."

Jangan khawatir, kan masih ada Man Kui. Xin Wei ragu, memangnya apa yang bisa Man Kui lakukan. Man Kui tadi ada di sana tapi Chu Xia tetap jadi juara pertama.

Man Kui mengingatkan bahwa bekerja sama artinya mereka harus saling mempercayai. Kalau Xin Wei tidak bisa mempercayainya, lakukan saja segalanya sendiri. Xin Wei akhirnya mengalah dan tanya Man Kui punya ide apa.


Chu Xia kembali ke gang kucing. Dalam hatinya, dia memberitahu ibunya bahwa sekarang dia selangkah lebih dekat dengan impiannya. "Apa ibu merindukanku? Aku sangat merindukan ibu."

Saat dia melihat-lihat tulisan-tulisan di dinding itu, dia mendapati sebuah pesan: Semoga beruntung di pertandingan.

Hmm... mungkin itu pesan dari Qi Lu? Chu Xia pun langsung memotret pesan itu.

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

0 Comments