Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Episode 18

Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Episode 18


Melihat teman-temannya malah malas-masalan, Chu Xia berusaha menyemangati mereka untuk berusaha keras demi kompetisi matematika yang akan datang dan menjunjung kehormatan kelas B mereka.

Tapi semua orang mengacuhkannya. Ming Yue bahkan sangsi akan bisa memenangkan kompetisi itu. Chu Xia juga tahu sendiri seperti apa kemampuan mereka, seberapa keras pun mereka berusaha, tetap saja tidak akan berubah. Jangan memaksa mereka lah. Lagipula mereka tidak mau bertaruh dengan Guru Ma.

Hanya Xiao Nan yang membela Chu Xia. Dia bertaruh dengan Guru Ma kan demi kebaikan mereka juga. Chu Xia tahu kalau menjadi juara satu itu sulit, tapi mereka kan sudah sampai sejauh ini. Jadi mereka harus bekerja keras.

"Aku percaya pada kalian. Jadi kalian juga harus percaya pada diri kalian sendiri. Jadi, apa kalian percaya diri?"

"Tidak~~~" Jawab mereka serempak. Chu Xia cuma bisa menahan kesal.


Pulang sekolah, Chu Xia tidak dijemput seperti biasanya dan pulang bareng Xio Nan. Soalnya Han Tua sedang pergi mengantarkan Qi Lu ke sebuah pameran astronomi. Kakak Yuan sebenarnya mau mengirim mobil lain untuk menjemputnya, tapi dia tolak.

Melihat Chu Xia masih saja murung gara-gara teman-teman mereka tadi, Xiao Nan berusaha menyemangatinya. Jangan merasa stres sendiri, anak-anak mungkin tidak terbiasa.

Mereka bertemu Feng Shao di tengah jalan. Dia mau main games dan mengajak mereka, tapi Chu Xia menolak, dia sedang tidak mood. Sebodo amat, mereka langsung menyeret Chu Xia ke arena permainan.


Tapi walaupun Chu Xia berusaha mengalihkan pikirannya dengan ikut bermain games, tetap saja dia masih kesal. Feng Shao penasaran dia kenapa, apa dia dibully keluarga Han. Tidak, ini masalah teman-teman kelasnya. Dia tidak tahu harus bagaimana untuk membuat mereka mau belajar bersamanya.

Feng Shao menasehatinya untuk pakai kekuatan fisik saja kalau memang perlu. Jika dia tidak bisa membujuk, maka pakai saja cara paksa. Apa yang tidak bisa Chu Xia lakukan, tunjukkan sisi agung dan terhormatnya.


Di tempat yang sama, ada seorang pemuda yang sedang jadi pusat perhatian banyak orang.  Xiao Nan pun ikut menonton dari belakang. Tapi tiba-tiba ada pencuri yang lewat cukup dekat dengannya.

Xiao Nan merasa aneh saat pria itu merogoh tasnya dan sontak berteriak, "Pencuri! Pencuri!"

Si pemuda mendengar teriakannya. Sontak dia menyudahi permainannya dan melompat mengejar si pencuri.

Jadilah mereka bertiga kejar-kejaran dengan efek slow motion lebay. Chu Xia melihat mereka dan langsung ikut mengejar mereka.


Pemuda itu berhasil mengejar si pencuri di luar dan langsung meringkusnya dengan mudah. Setelah mendapatkan ponselnya Xiao Nan, dia menyerahkan si pencuri ke satpam dan mengembalikan ponselnya Xiao Nan.

Bukannya menerimanya, Xiao Nan malah mesam-mesem malu-malu. Pemuda itu jadi kesal dengan reaksi Xiao Nan. Chu Xia baru tiba di luar saat pemuda itu ngomel-ngomel pada Xiao Nan dan langsung salah paham, mengira pemuda itu sedang membuli Xiao Nan. Dia bahkan langsung emosi menendangi pemuda itu.

Xiao Nan langsung lebay memanggil pemuda itu sebagai 'Pangeran'. Tapi pemuda itu mengacuhkannya saking kesalnya pada Chu Xia. Dia mengenali seragam sekolah Si Di Lan yang dipakai Chu Xia.


Chu Xia dengan bangga memperkenalkan namanya dan membenarkan kalau dia murid Si Di Lan kelas B. Pemuda itu langsung sinis, dia tidak menyangka kalau Si Di Lan ternyata punya orang bego semacam Chu Xia.

"Aku membantu temanmu mendapatkan ponselnya kembali! Jangan asal menghajar orang! Mikir pakai dengkul."

Dia mau pergi. Tapi ucapannya tadi jelas membuat Chu Xia malah jadi makin emosi dan langsung mendorongnya sampai jatuh. Xiao Nan langsung lebay memluknya dan membawanya pergi menjauhi Chu Xia.


Keesokan harinya di sekolah, anak-anak seperti biasanya, ada yang asyik main kartu, ada yang main origami, dan gengnya Xiao Nan malah sedang menggosipkan si anak baru yang sedang tidur di bangku belakang. Kabarnya dia pindahan dari Amerika. Sebenarnya dia bisa masuk kelas A, tapi dia lebih memilih masuk kelas B.


Chu Xia tiba-tiba muncul menyela acara gosip mereka dengan membanting tumpukan buku lalu membuangi segala macam kertas-kertas origami dan kartu-kartu permainan mereka dan dengan tegas mengumumkan bahwa mulai sekarang dia tidak mau ada segala macam hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

Dia menyuruh mereka untuk mulai mengerjakan soal-soal latihan dan dia akan membantu menjelaskan. Kalau tidak ada yang mereka mengerti, mereka boleh tanya lagi. Tapi jika sampai besok mereka masih saja belum mengerti, maka dia akan menghukum mereka lari 5 putaran.


Anak-anak kontan ribut mengeluh hingga membuat si anak baru terbangun... dan ternyata dia Jiang Chen Chuan, si pemuda yang kemarin.

Menurutnya, Chu Xia cuma buang-buang tenaga saja dengan memaksa mereka melakukan hal yang mustahil.

Mereka tidak akan bisa melakukannya. Bahkan sekalipun Chu Xia berusaha keras, mereka tetap tidak akan bisa melakukannya. Melihat soal-soal latihan itu, dia memutuskan kalau dia juga takkan bisa menyelesaikan soal-soal ini.

Lalu apa itu artinya dia harus lari? Chu Xia itu ketua kelas atau guru olahraga? Selain itu, dunia membutuhkan orang-orang di bawah dan dialah orang itu.

"Aku hanya bisa meremehkan seseorang yang bersedia di bawah," sindir Chu Xia.

Dan karena Cheng Chuan memutuskan masuk ke kelas B maka dia harus mengikuti aturan kelas B. Boleh saja jika dia mau menentang peraturannya, silahkan gunakan kemampuannya untuk itu.

"Waktu kau memukulku di arena permainan, apa itu kesalahannya?" sindir Cheng Chuan.


Kesal, Chu Xia langsung menghampiri Cheng Chuan sambil mengayunkan tinjunya, dia mau dihajar lagi? Cheng Chuan langsung mundur menghindarinya, jangan pakai kekerasan lagi, bicara saja baik-baik.

Oke, apa sebenarnya yang Cheng Chuan inginkan? Cheng Chuan membanting dua buku tebal berjudul Pentahbisan Tuhan dan Sejarah Amerika. Dia menantang Chua Xia untuk membaca kedua buku ini dalam kurun waktu 2 hari.

Jika Chu Xia bisa melakukannya maka dia akan mempercayai omongan Chu Xia, dia bahkan berjanji akan mau belajar dan berusaha keras. Bagaimana? Jika Chu Xia merasa tak sanggup, maka berhentilah membuat anak-anak melakukan sesuatu yang tidak mereka bisa.

Tentu saja Chu Xia tak mau kalah dan menerima tantangannya dengan mudah, dia akan selesai membaca kedua buku ini dalam waktu satu hari.


Malam harinya saat melewati kamar Chu Xia, Qi Lu keheranan mendengar Chu Xia sedang mendengarkan audiobook Pentahbisan Tuhan. Dia mencoba mengintip, tapi malah melihat Chu Xia sedang membaca buku Sejarah Amerika.

Aneh sekali, dia membaca buku Sejarah Amerika tapi mendengarkan Pentahbisan Tuhan. Apa pikiran Chu Xia terbelah?

Tiba-tiba terdengar suara Chu Xia menegurnya. Qi Lu kontan panik mau melarikan diri, tapi batal. Ngapain juga dia musti melarikan diri? Ini kan rumahnya, terserah dia dong mau kemana aja.


Dia langsung protes menyuruh Chu Xia untuk memanggilnya dengan sebutan 'Tuan Muda Han'. Chu Xia menurutinya, bisakah Tuan Muda Han pergi? Ada hal sangat penting yang harus dilakukannya malam ini.

"Aku bertaruh dengan seseorang, jika aku tidak bisa menyelesaikannya malam ini maka aku akan kalah taruhan. Jika aku kalah, maka aku tidak bisa mengajak Kelas B untuk belajar bersamaku. Jika mereka tidak belajar bersamaku maka mereka tidak akan bisa jadi juara satu sedaerah. Jika mereka tidak bisa jadi juara satu, maka Guru Ma akan menendangku keluar dari sekolah. Jika dia menendangku maka... Baiklah, itu kan yang kau inginkan?"

Qi Lu gelagapan bingung, "Belajarlah."

"TERIMA KASIH!" Sinis Chu Xia lalu langsung membanting pintu didepan muka Qi Lu.


Keesokan harinya, Chu Xia mengembalikan kedua bukunya Chen Chuan. Dia sudah selesai membacanya. Cheng Chuan mencoba mengujinya dengan mengajukan beberapa pertanyaan seputar sejarah Amerika dan Chu Xia benar-benar bisa menjawab semua pertanyaannya dengan sedetil-detilnya sampai membuat anak-anak terkagum-kagum mendengarnya.

Anak-anak yang lain ikutan mengujinya dan Chu Xia pede menjawab semua pertanyaan dengan mudah. Cheng Chuan sampai heran, bagaimana bisa Chu Xia menghafal semuanya hanya dalam waktu semalam.

"Aku mendengarkan yang satu sambil membaca yang satunya lagi. Multitasking, begitulah."


Sekarang, Chu Xia berharap mereka akan menepati janji mereka dan belajar bersama demi kehormatan dan harga diri mereka. Ayo, semangat! Semua orang langsung meneriakkan kata penyemangat.


Tapi beberapa hari kemudian, saat Chu Xia benar-benar bekerja keras, dia malah mendapati teman-temannya cuma belajar asal-asalan.

Jian Ren malah sibuk berdoa pada dewa di taman sekolah, alih-alih belajar. Chu Xia sampai harus mengomelinya dan menggiringnya kembali ke kelas.


Dalam perjalanan pulang bersama Qi Lu, Chu Xia benar-benar kecapekan sampai-sampai dia ketiduran di mobil.

Melihat itu, Qi Lu langsung geser mendekat lalu pelan-pelan menyandarkan kepala Chu Xia ke bahunya dan menyelimuti Chu Xia dengan jasnya.

Bersambung ke episode 19

Post a Comment

0 Comments