Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Episode 12

Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Episode 12


Qi Lu berdiri di depan rumahnya, gelisah melihat jam tangannya terus menerus, menantikan kedatangan Chu Xia yang tak kunjung datang. Bahkan para tamunya pun disambutnya dengan dingin.

Wan Zi dan Xin Wei datang tak lama kemudian. Qi Lu menerima hadiah mereka dan berterima kasih sambil lalu, tapi langsung pergi meninggalkan mereka.

Xin Wei menyusulnya sementara Wan Zi berbaur dengan para tamu. Tapi dia tidak melihat Chu Xia di sana.


Chu Xia sedang bersama Han Yu, baru saja selesai menjahit baju yang hendak dia hadiahkan pada Qi Lu. Han Yu berkomentar kalau itu adalah hadiah terbaik yang pernah diterima Qi Lu seumur hidupnya.

"Benarkah? Kurasa mereka tidak memberikan hadiah seperti ini karena mereka tidak semiskin aku."

"Kapan kau akan membuatkannya untukku?"

"Kalau kau mau, akan kubuatkan lain kali."

"Bagaimana kalau hari ini?"

"Tidak bisa. Kalau kita sampai telat, Tuan Muda Han akan marah."


Xin Wei terus membuntuti Qi Lu kemana-mana. Han Tua memberitahunya kalau sekarang sudah waktunya acara dimulai tapi Han Yu dan Chu Xia masih belum datang juga. Qi Lu tetap bersikeras mau menunggu.


Chu Xia dan Han Yu akhirnya datang tak lama kemudian. Han Tua langsung memprotesnya karena datang terlambat, tuan muda sudah menunggu sedari tadi.

Qi Lu tampak kesal melihat mereka datang bersama dan menyangkal omongan Han Tua, dia tidak menunggu kok. Ayo mulai acaranya.


Qi Lu menyapa para tamu dan Xin Wei berdiri di sampingnya seolah dia adalah pasangannya Qi Lu. Dia berterima kasih atas kedatangan mereka dalam pesta ultahnya ini.

"Sebenarnya, setiap tahun selalu ada pesta. Tapi yang datang berbeda-beda. Sama seperti bagaimana beberapa orang masuk kedalam hidupku, sementara yang lain pergi. Sama seperti bintang. Beberapa akan mati, tapi beberapa akan terlahir. Jadi aku ingin berterima kasih kepada seseorang yang memberiku seluruh dunia. Kakak Yuan-ku tercinta."

Nyonya Han langsung memluk sayang putra semata wayangnya itu, dan Qi Lu mengakhiri pidatonya dengan berterima kasih pada semua orang yang telah hadir dalam hidupnya.


Xin Wei hendak menggandeng tangan Qi Lu, tapi Qi Lu tidak mempedulikannya sedikitpun dan langsung berjalan menghampiri Chu Xia yang lagi asyik ngobrol dengan Han Yu.

Mereka lagi ngomongin apa? tanya Qi Lu. Han Yu cuma tanya hadiah apa yang Chu Xia persiapkan untuk Qi Lu.

"Lalu kau sendiri? Apa kau menyiapkan sesuatu?" tanya Qi Lu.

"Aku? Tentu saja aku harus jadi orang terakhir yang memberikannya padamu. Lihatlah hadiahnya Chu Xia dulu."

"Bukankah aku sudah bilang kalau dia tidak perlu menyiapkan hadiah apapun? Merepotkan saja."

Chu Xia jelas kesal mendengarnya, "Tidak mau, yah sudah."


Wan Zi mendekati mereka dan mengusulkan agar mereka memainkan permainan truth or dare. Chu Xia tidak mau main, tapi Han Yu setuju dengan Wan Zi dan berusaha membujuk Chu Xia sambil menyandarkan tangannya di bahu Chu Xia dan mengacak-acak rambut Chu Xia.

Qi Lu tampak kesal melihat itu dan langsung mengambil hadiahnya Chu Xia lalu keluar. Terserah dia mau ikut atau tidak.

Han Yu pun langsung menyeret Chu Xia keluar. Wan Zi diam-diam membisiki Xin Wei rencana licik, ayo mereka kerjai Chu Xia.


Chu Xia masih malas ikut dan berusaha pergi. Tapi Wan Zi memanas-manasinya, kenapa Chu Xia tidak mau ikut? Dia takut mengatakan kebenaran atau takut melakukan tantangan? Ah, Chu Xia pasti merasa dia tidak pantas bermain dengan mereka karena statusnya rendah.

Terprovokasi, Chu Xia langsung menerima tantangan Wan Zi sambil nyindir. "Ayo kita main, Pelayannya Mo Xin Wei."


Wan Zi jelas emosi, tapi Xin Wei menahannya. Mereka akhirnya duduk di taman dan mulai memainkan permainan mereka.

Siapapun yang mendapat angka 6 maka dia harus memilih antara truth atau dare. Saat tiba giliran Xin Wei, dia sudah berharap sekali bakalan ditanyai Qi Lu. Tapi Han Yu malah meminta Chu Xia yang bertanya. Pertanyaan yang diajukannya nggak penting banget lagi.

Saat giliran Chu Xia, dia lebih memilih dare. Xin Wei langsung menyindir, siapa juga yang mau mendengarkan kebenaran dari Chu Xia. Tak mau kalah, Chu Xia balas menyindir kalau dia tidak mau curhat ke Xin Wei makanya dia piih dare.

Han Yu memilih sebuah kartu untuk memilihkan tantangan untuk Chu Xia, "C**m seseorang lain gender yang ada di sini."

Chu Xia langsung membisu mendengar tantangan itu. Han Yu langsung memberi isyarat supaya Chu Xia memilihnya, tapi Wan Zi malah menantang Chu Xia untuk menc**m Qi Lu.

Jelas saja dia langsung dapat pelototan tajam dari Xin Wei. Qi Lu malah semakin memanasi Chu Xia, dia pasti tidak akan berani.


Chu Xia akhirnya memilih untuk minum alkohol. Wan Zi dengan senang hati menuang wine satu gelas penuh. Chu Xia langsung mempelototi Qi Lu yang diam saja. Saat Qi Lu beranjak bangkit, Chu Xia langsung menariknya kembali dan menc**m bbirnya.

Sontak semua orang kaget, bahkan Qi Lu membeku seketika saking kagetnya. Tapi kemudian dia mulai menutup mata dan menikmati c**man itu. Para tamu yang melihat mereka, sontak melongo shock.


Nyonya Han tak melewatkan kesempatan dan langsung mengabadikan momen itu dengan ponselnya. Bnear-benar senang, mengira Chu Xia akhirnya mengambil langkah pertama duluan.

 

Selesai menc**m, Chu Xia langsung mendorongnya begitu saja dan berbalik menghadapi Xin Wei. "Siapa bilang aku tidak berani? Aku berani!"

Han Yu cemburu tapi berusaha menahan diri. Permainan terus berlanjut. Sekarang giliran Qi Lu dan dia juga memilih dare. Tapi saat Chu Xia protes, akhirnya dia memilih truth.

Chu Xia bertanya-tanya tentang seseorang yang sering dia dengar yang berhubungan dengan Qi Lu, seseorang yang disebut 'Seseorang yang tidak boleh disebut', siapa orang yang dimaksud itu. (Voldemort?? Wkwkwk)

Tampaknya itu pertanyaan sensitif dan teman-teman Qi Lu mengetahui itu, Han Yu bahkan langsung menyuruh Chu Xia untuk mengganti pertanyaannya.

Oke, Chu Xia mengganti kalimatnya tapi intinya sama saja. Siapa nama 'seseorang yang tak boleh disebut' itu?


Wan Zi dan Xin Wei langsung tersenyum licik menyadari masalah yang dibuat Chu Xia. Qi Lu menjawab tidak tahu, tapi Chu Xia tidak percaya dan terus memaksa.

Qi Lu sontak beranjak bangkit dengan penuh amarah. Nyonya Han yang melihat segalanya dari atas, langsung khawatir.

Han Yu buru-buru mengejar Qi Lu. Qi Lu bertanya-tanya apakah Han Yu yang memberitahu Chu Xia.

Tidak, dia tahu kalau masalah itu batasan pribadi Qi Lu, jadi kenapa juga dia memberitahukannya pada siapapun. Sepertinya Qi Lu masih belum melepaskan orang itu.

"Aku sudah melupakannya sejak lama!" Tegas Qi Lu emosi.

"Kalau kau sudah melupakannya, maka maafkanlah Chu Xia. Chu Xia tidak bermaksud jahat."


Xiao Nan buru-buru mendekati Chu Xia. Ada apa dengan Qi Lu tiba-tiba marah seperti itu. "Apa kau menggit lidahnya saat kalian c**man tadi?"

Xin Wei berbaik hati memberitahukan kenapa Qi Lu begitu marah. "Bagaimana dulu Ibumu meninggal? Pasti menyakitkan, bukan?"

"Mo Xin Wei!"

"Aku hanya ingin kau tahu bagaimana rasanya membicarakan bekas luka orang lain. 'Orang' itu adalah lukanya Han Qi Lu."

"Kalau begitu aku akan meminta maaf padanya," santai Chu Xia.

"Tidak semua maaf akan mendapat jawaban 'tidak apa-apa'. Bahkan sekalipun kau menarik paku, akan tetap ada lubang di dinding."

"Lalu apa yang harus kulakukan?"

"Mungkin... aku bisa membantumu. Selama Qi Lu bahagia, aku rela melakukan apapun." ujar Xin Wei dengan senyum liciknya. "Nyanyikan lagu Twinkle Twinkle Little Star. Itu lagu yang sangat penting bagi Qi Lu. Dia pasti akan bahagia. Aku tidak membantu sembarang orang. Terserah kau mau percaya atau tidak."

Chu Xia agak ragu, tapi sepertinya dia mulai percaya.


Han Yu masih terus berusaha menenangkan Qi Lu dan meminta Qi Lu memaafkan Chu Xia.

Qi Lu sinis, dia akan memaafkan Chu Xia hanya jika Chu Xia memohon padanya. Dia lalu mengajak Qi Lu ke kamarnya, untuk melihat hadiah yang sudah dia persiapkan untuk Qi Lu.

Tapi kemudian mereka mendengar dentingan piano lagu Twinkle Twinkle Little Star yang dimainkan Chu Xia sambil nyanyi dengan suara seraknya.

Selesai menyanyi, dia langsung menghampiri Qi Lu dengan harapan Qi Lu memaafkannya. Tapi mendengar lagu itu malah membuat kemarahan Qi Lu benar-benar meledak.


Dia langsung mencengkeram Chu Xia sampai menyakitinya dan menuntut siapa yang menyuruhnya menyanyikan lagu itu. Chu Xia jelas langsung kesal menyadari Xin Wei sudah menipunya.

Xin Wei tentu saja menyangkal dengan tampang tanpa dosa. Xiao Nan berusaha membela Chu Xia, tapi Xin Wei dengan ahlinya berakting sok suci.

 

Kesal, Chu Xia langsung maju untuk menyerangnya. Tapi Qi Lu mencegahnya dan mendorongnya cukup kuat sampai Chu Xia oleng dan akhirnya terjatuh ke kolam. Han Yu langsung terjun untuk menolongnya. Han Tua pun cepat-cepat menyelimuti Chu Xia dengan handuk.


Nyonya Han langsung marah pada Qi Lu dan berjanji akan menegakkan keadilan untuk Chu Xia. Xin Wei angkat bicara membela Qi Lu, tapi Nyonya Han langsung menyuruhnya tutup mulut dan tidak usah ikut campur dalam urusan keluarga mereka lalu bergegas membawa Chu Xia masuk.

Qi Lu pun langsung berteriak menyatakan pesta usai sampai di sini dan mengusir semua orang. Wan Zi dan Xin Wei senang banget, mampus tuh Chu Xia.


Setelah semua orang pergi, Qi Lu duduk di depan piano dan mulai memainkannya... teringat masa lalunya.

Saat suatu hari di sebuah gereja, seorang gadis (mantannya Qi Lu) datang dengan memakai mahkota bunga.

Bersambung ke episode 13

Post a Comment

0 Comments