Sinopsis Catch Me / Steal My Heart part 4

Sinopsis Catch Me / Steal My Heart part 4


Sebelum Jin Sook dilaporkan ke polisi, dia dan murid-muridnya menerobos masuk ke sebuah bar lewat pintu belakang yang kuncinya mereka buka dengan penjepit rambut, mereka lalu mencuri bir gratis untuk mereka nikmati sebagai perayaan sesi terakhir pertemuan mereka. 

Salah seorang muridnya bertanya apakah sekarang dia tinggal di rumah teman polisinya. Dan saat Jin Sook mengiyakan pertanyaannya, murid itu merasa kasihan dengan keadaan Jin Sook.

"Pada awalnya memang tidak terbiasa, tapi lama kelamaan jadi terbiasa juga" ujar Jin Sook. Bahkan sekarang Jin Sook selalu menantikan jam-jam ketika Ho Tae pulang.


Pada saat mereka masih asyik minum-minum, seorang penjaga bar masuk dengan ceria. Terang saja kedatangan penjaga bar itu membuat kawanan pencuri itu tegang. 

Awalnya penjaga bar tidak sadar dan santai saja menyapa mereka dengan senang sampai pada saat dia menyadari ada yang aneh. 

Penjaga bar menyadari kalau dia baru saja masuk dari pintu yang terkunci lalu bagaimana semua orang itu tiba-tiba sudah ada didalam bar yang terkunci.

Penjaga bar langsung berteriak panik "Maling! Ada maling!"

Teriakan itu membuat murid-muridnya Jin Sook langsung berlari ke arah si penjaga bar untuk membekap mulutnya.

Dan itulah awalnya Jin Sook sampai dilaporkan ke polisi. 


Ho Tae ikut dalam rombongan polisi yang hendak menangkap Jin Sook. Tapi Ho Tae berusaha dengan cara apapun untuk menyelamatkan Jin Sook. Dia berusaha melaju secepat mungkin mendahului rombongan detektif Oh. 

Tapi saking cepatnya, dia hampir saja menabrak sebuah truk. Ho Tae langsung mengerem mobilnya secara mendadak dan akibatnya rombongan detektif Oh berhasil mendahuluinya.

Karena tidak bisa datang tepat waktu untuk menyelamatkan Jin Sook, maka Ho Tae menggunakan cara lain untuk menyelamatkan Jin Sook, dia menelepon Jin Sook lalu berteriak menyuruhnya lari. 


Tapi bahkan setelah mendapat telepon panik dari Ho Tae itu, Jin Sook tetap tenang malah dengan ceria dia memberitahu murid-muridnya bahwa hari ini mereka akan merasakan pertempuran yang sebenarnya.

Tiba-tiba mereka mendengar suara sirene polisi dari luar bar, murid-muridnya Jin Sook langsung panik tapi Jin Sook tetap tenang dan menasehati murid-muridnya untuk tetap tenang juga, dia memberitahu murid-muridnya untuk menerapkan semua pengetahuan yang sudah pernah mereka pelajari.


Saat anak buah detektif Oh tiba di pintu belakang bar yang terkunci, mereka langsung menendang pintu itu sampai roboh. 

Tapi pada saat yang bersamaan, Jin Sook berhasil membuka gembok pintu depan bar dan pergi bersama murid-muridnya lalu mengunci detektif Oh dan anak buahnya di dalam.

Ho Tae tiba terlambat ke bar, saat dia hendak masuk untuk menyelamatkan Jin Sook, dia langsung panik sendiri karena wajahnya pasti dikenali tanpa samaran. Saat sedang bingung itulah, Ho Tae melihat patung yang memakai baju dan topeng ala Indian.

Saat detektif Oh hendak keluar dari bar lewat pintu belakang, mereka berpapasan dengan pria bertopeng indian yang baru saja masuk dari pintu belakang juga. 

Pria bertopeng alias Ho Tae itu langsung panik sementara detektif Oh malah senang dapat buruan baru. 

Detektif Oh memberi aba-aba pada anak buahnya lalu mereka pun mulai mengeroyok Ho Tae yang kesulitan tidak bisa melawan mereka semua.


Jin Sook mendengar keributan dari dalam bar, dia lalu kembali untuk melihat kedalam dan langsung kesal saat dia menyadari siapa pria bertopeng yang sedang diserbu detektif Oh dan anak buahnya.

Jin Sook lalu masuk kembali kedalam bar untuk menyelamatkan Ho Tae dengan cara menyemprotkan tabung pemadam api pada detektif Oh dan anak buahnya.


Jin Sook dan Ho Tae lalu melarikan diri bersama. Tapi pada saat mereka sampai ke sebuah perempatan jalan, mereka terhalang oleh rombongan polisi yang menghadang mereka dari berbagai arah. 



Saat Jin Sook dan Ho Tae bingung tidak bisa kemana-kemana dan para polisi mulai mendekati mereka, tiba-tiba dari belakang mereka, sebuah mobil van melaju dengan sangat cepat ke arah mereka. 

Mobil van itu melaju dengan sangat cepat dan tanpa berhenti bahkan saat mobil van itu mendekati rombongan polisi sampai membuat semua polisi langsung melompat kabur untuk menghindari mobil van itu.

Saat mobil van itu mendekati Jin Sook, pintunya langsung terbuka dan pada saat itulah Jin Sook dan Ho Tae langsung melompat masuk kedalam mobil van itu. Mobil van itu lalu mengebut melarikan diri sebelum polisi bisa mengejar mereka.


Detektif Oh langsung marah dan menyuruh anak buahnya untuk menembak maka anak buahnya pun mengeluarkan pistol dan mulai menembak. Tapi yang keluar bukannya peluru malah gas air mata.


Mobil van itu lalu berhenti di sebuah tempat parkir yang sepi. Jin Sook sangat senang dan langsung memuji si penyelamatnya. 

Penyelamatnya Jin Sook bertanya-tanya siapa pria bertopeng itu. Beberapa saat kemudian, mobil van itu pergi lagi, tapi kali ini Ho Tae mereka tinggalkan di tempat parkir itu sendirian.


Di kantor polisi,
Detektif Oh sedang memimpin rapat yang membahas pria bertopeng di bar yang mereka kira kaki tangan Jin Sook. 

Dari ciri-cirinya pria bertopeng itu tingginya 180, pakai jam tangan rolex, sepatunya ukuran 280mm. Dan berdasarkan keterangan saksi mata pria bertopeng itu berwajah kurus dan rambutnya belah samping.

Pada saat detektif Oh mengumumkan ciri-ciri si pria bertopeng, Ho Tae sibuk sendiri menunduk untuk menyembunyikan tinggi badannya, menyembunyikan jam tangan rolexnya, menggembungkan pipinya untuk menyembunyikan wajah kurusnya dan mengacak-acak rambutnya yang belah samping. 


Tapi walau sudah berusaha melakukan apapun untuk menyembunyikan semua itu, detektif Oh malah langsung menatap Ho Tae karena Ho Tae terlihat sangat mirip dengan ciri-ciri si pria bertopeng. 

Semua polisi juga langsung berbalik padanya dan kepala detektif langsung setuju dengan detektif Oh.

"Memang mirip" ujar kepala detektif.

Ho Tae cepat-cepat mengalihkan perhatian mereka dengan berpura-pura mengira mereka sedang bercanda. Dan semua detektif langsung percaya dan tidak lagi mencurigainya. Polisi lalu menyebarkan selebaran penangkapan Jin Sook dan sketsa si pria bertopeng dimana-mana.


Saat Ho Tae pulang, dia memperlihatkan sketsa itu pada Jin Sook sambil berteriak memarahi Jin Sook karena gara-gara Jin Sook semua urusan tidak ada yang beres. 

Gara-gara Jin Sook juga, mainannya yang sangat mahal jadi patah. Sebelum bertemu kembali dengan Jin Sook, Ho Tae adalah seorang detektif yang paling menjanjikan se-Korea. Tapi sekarang dia malah jadi kaki tangan penjahat yang dicari polisi.

"Kenapa kau tidak menceritakan tentang anjing (curian) itu padaku?" tuntut Ho Tae.

"Anjing itu sendiri yang keluar dari rumahnya, kenapa aku yang dituduh mencuri?"


Tapi Ho Tae tidak percaya. Dia lalu menghitung (pakai kalkulator) berapa lama kira-kira hukuman Jin Sook jika dia berhasil tertangkap atas semua kejahatan yang dilakukannya. 

Mencuri lukisan akan dihukum 2 tahun, mencuri porselen akan dihukum 1 tahun, mencuri permata akan dihukum 2 tahun dan mencuri anjing 1 tahun.

"Aku kan sudah bilang aku tidak mencuri anjingnya!" 

"Jangan berisik dan membuat orang jadi bingung!"

Selain semua kejahatan itu, Jin Sook juga masih punya kejahatan lainnya seperti tabrak lari, mengemudi tanpa SIM, dan menghalangi petugas hukum untuk melaksanakan tugasnya. Jadi kalau ditotal semua hukuman yang akan diterima Jin Sook adalah 12 tahun penjara.

"12 tahun?" Jin Sook kaget.

"Waktu hukumanmu cukup untuk piala dunia sebanyak 3 kali. Jadi di penjara kau bisa ikut berteriak memberi semangat untuk tim Korea, bagaimana menurutmu?"


Jin Sook mengatakan bahwa walaupun dia melakukan semua kejahatan itu, tapi mencuri anjing tetap tidak akan diakuinya. Ho Tae yang masih tidak mempercayainya, menduga-duga jangan-jangan anjing itu sudah dimakan oleh Jin Sook.

"Aku ini penyayang hewan"

"Lalu dimana?"

"Dia kabur"


Ho Tae lalu bertanya dimana Jin Sook menyimpan porselen curiannya dan Jin Sook mengatakan kalau dia sudah menjualnya. 

Lalu bagaimana dengan kalung permata curiannya, Jin Sook memperlihatkan kalung permata curiannya yang ternyata sedang dipakainya sendiri. 


Lalu bagaimmana dengan lukisannya, Jin Sook lalu menunjuk ke belakang punggungnya. Ho Tae lalu mengikuti arah petunjuk Jin Sook dan langsung kaget saat dia melihat lukisan curian itu sedang bertengger di salah satu rak barang-barangnya.

"Kenapa lukisan itu ada disini?!" teriak Ho Tae.

"Kau sendiri yang membawanya dari rumahku"


Beberapa saat kemudian, Jin Sook punya sebuah ide. Bagaimana kalau barang curiannya dikembalikan saja, lagipula cara mencuri dan mengembalikan sama saja. 

Jin Sook yakin dia pasti bisa melakukannya, jika Ho Tae membantunya. Ho Tae langsung marah-marah, apa Jin Sook memintanya untuk menjadi pencuri sepertinya.

"Aku ini seorang polisi! Polisi Negara Republik Korea! Kau mau aku jadi kaki tangan pencuri?!"

Jin Sook langsung tersenyum mendengarnya, dia lalu memperlihatkan selebaran pencarian pria bertopeng dan mengingatkan Ho Tae bahwa sekarang ini dia memang sudah menjadi kaki tangan pencuri. 

Ho Tae langsung kesal dan berusaha merampas selebaran itu dari tangan Jin Sook, tapi Jin Sook malah menggodanya dengan terus menerus menjauhkan selebaran itu darinya. Dan hal itu membuat Ho Tae jadi semakin frustasi sampai dia menendang-nendangkan kakinya di kasur.


Tapi saat Ho Tae menyadari bahwa dia sudah tidak punya cara lain lagi, dia pun menyerah dan bersedia membantu Jin Sook tapi dia mengingatkan Jin Sook bahwa bantuannya itu akan dia anggap sebagai amal saja agar Jin Sook tidak mencuri lagi. 

"Baiklah jika itu membuatmu merasa lebih nyaman" Jin Sook setuju.

"Bagaimana aku bisa membantumu?" tanya Ho Tae.

"Kita mulai dengan latihan dulu"


Sesi latihan pun dimulai dan Ho Tae langsung didorong keluar rumah dan dikunci di luar. Latihan pertama Ho Tae adalah membuka pintu yang terkunci hanya dengan 2 buah jepit rambut. 

Saat Ho Tae sibuk membuka pintunya yang terkunci, Jin Sook asyik sendiri menonton TV dan tidur. Karena latihan yang dikerjakannya terlihat sangat aneh, maka pada saat tetangga sebelah keluar rumah, dia langsung berdiri pura-pura sedang melemaskan otot. 


Ho Tae benar-benar berusaha keras membuka pintu itu hanya dengan jepit rambut dan saat dia berhasil membukanya, dia langsung kaget sendiri dengan hasilnya.


Saat Ho Tae masuk kembali ke rumah, dia benar-benar terlihat lemas. Tapi Jin Sook menyambutnya dengan senyuman dan sebagai hadiah atas keberhasilannya, Jin Sook memasakkan spaghetti untuknya. Kali ini Jin Sook berhasil memasak spaghettinya sampai bisa menempel di kulkas.


Saat spaghettinya sudah jadi dan Ho Tae mencicipinya, dia langsung terdiam canggung. Jin Sook bertanya bagaimana rasanya, Ho Tae langsung memuji masakannya enak, tapi...

"Rasanya agak hambar"


Jin Sook memberitahu kalau rasanya seperti itu karena garamnya habis. Tapi saat Ho Tae menawarkan diri untuk keluar membeli garam, Jin Sook langsung menolak. 

Jin Sook lalu beranjak pergi untuk membeli garamnya sendiri. Tapi anehnya, belum semenit Jin Sook sudah kembali sambil menenteng sebotol garam. 

Ho Tae jadi bingung sendiri, Jin Sook beli garam dimana sampai bisa kembali secepat ini.

"Aku baru ingat kalau tetangga sebelah punya garam" ujar Jin Sook dengan santainya.

Ho Tae jelas frustasi mendengarnya.


Dan jelas saja saat tetangga sebelah membuka tempat penyimpanan bumbu-bumbu masakan, dia langsung kesal karena garamnya telah menghilang.


Jin Sook membawa Ho Tae ke sebuah tempat rahasia, tempat itu adalah tempat kerja pria yang pernah menyelamatkan mereka dengan mobil van. Jin Sook memberitahu Ho Tae bahwa penyelamat mereka itu adalah seorang informan yang hebat.

Jin Sook dan pria itu sepertinya punya hubungan yang sangat baik, mereka bahkan saling menyapa dengan plukan akrab. 


Jin Sook lalu memberitahu bahwa mereka datang untuk mengambil kembali porselen curiannya. Pria itu langsung menolak kalau mereka mau mengambilnya begitu saja, mereka harus membawakannya barang lain sebagai pengganti porselen itu.

Ho Tae lalu melepaskan jam tangannya yang bermerek untuk ia jual ke pria itu tapi pria itu malah mengatakan kalau jam tangannya Ho Tae palsu. Tapi walaupun palsu pria itu masih mau membelinya dengan harga murah. 

Pria itu lalu memberi Jin Sook sebuah tiket ke acara lelang yang mana porselen curian Jin Sook ity sedang dilelang di sana.


Acara lelang dimulai dengan harga 3500, dan Jin Sook langsung angkat tangan untuk menawar guci itu. 

Tapi sayangnya, ada seorang wanita kaya yang sama sekali tidak mau mengalah dan terus menaikkan harga penawarannya sampai Jin Sook menyerah kalah. 


Jin Sook langsung berpaling pada Ho Tae karena merasa harganya terlalu mahal, maka Ho Tae langsung bertindak mengangkat tangannya dan memberitahu semua orang bahwa dia adalah polisi dengan maksud untuk menghentikan acara lelang dan mengambil guci curian itu. 

Sontak semua orang langsung ketakutan dan menyembunyikan wajah-wajah mereka termasuk wanita kaya tadi. 


Tapi MC acara lelang malah mengira kalau Ho Tae sedang melakukan penawaran lebih tinggi dari harga penawaran si wanita kaya dan langsung menyatakan Ho Tae sebagai pemenang lelang guci itu. 

Ho Tae dan Jin Sook yang sama sekali tidak berniat untuk menawar dengan harga yang sangat tinggi, langsung frustasi.


Setelah berhasil mendapatkan kembali gucinya, Ho Tae dan Jin Sook pergi mengendap-endap ke rumah sang pemilik guci yang asli untuk mengembalikan guci itu ke tempat semula. Sebelum masuk, Jin Sook bertanya apakah Ho Tae mau c**man dulu.

Tapi Ho Tae langsung protes "Apa? Di gang gelap seperti ini? Bahkan setanpun tidak kelihatan disini."

Saat mereka sudah sampai didalam, Jin Sook mengendap-endap dengan cepat sementara Ho Tae mengendap-endap dengan santai. 


Bersama-sama mereka meletakkan kembali guci ke tempatnya. Saat Jin Sook melihat sebuah lukisan mahal, ia langsung tidak tahan untuk mencuri lukisan itu. Tapi Ho Tae cepat-cepat menghentikannya dan menyeretnya pergi.


Keesokan paginya, Ho Tae mendatangi rumah ahjussi pemilik guci sebagai polisi dengan alasan menyelidiki laporan guci hilang itu. 

Ho Tae lalu bertanya dimana guci itu diletakkan saat hilang. Ahjussi itu lalu menunjuk ke tempat biasa dia meletakkan gucinya dan langsung terkejut saat dia melihat guci itu sudah berada kembali di tempatnya.

"Kenapa ini bisa ada disini?" ahjussi itu menangis haru.

Ho Tae langsung pura-pura menuduh si ahjussi membuat laporan palsu hanya supaya si ahjussi mendapatkan ganti rugi asuransi. Ahjussi itu langsung bingung sendiri. Tapi Ho Tae tetap meneruskan sandiwaranya.

"Apa anda pernah mendengar perilaku non-verbal? orang yang berbohong, bola matanya akan mengarah ke sebelah kiri" ujar Ho Tae.

Dan tepat saat itu, bola mata ahjussi itu juga berada di sebelah kiri. Tapi dia langsung membela diri kalau bola matanya ada di sebelah kiri untuk melirik Ho Tae yang sedang berdiri di sebelah kirinya. 


Di kantor polisi, detektif Kim mendapat kabar bahwa laporan pencurian guci itu sudah ditarik, anaknya ahjussi pemilik guci melapor kalau ayahnya lupa menaruh guci itu di lemari. Dan itulah misi pertama mengembalikan barang-barang yang telah dicuri oleh Jin Sook. 

Misi kedua adalah mengembalikan anjing yang sudah hilang, mereka menemukan anjing yang sangat mirip dengan anjing yang hilang tapi hanya bagian matanya saja yang beda. 

Anjing yang hilang matanya hitam sebelah, maka Ho Tae punya ide untuk melukis sebelah mata anjing itu agar mirip anjing yang hilang. Berita kembalinya anjing yang hilang itu langsung jadi berita utama di berbagai media.


Misi selanjutnya adalah kalung permata, tapi kali ini misi mengembalikan kalung itu tidak mudah karena dibutuhkan keahlian tangan untuk mengembalikan kalung itu kembali ke leher pemiliknya. 

Jin Sook lalu menunjukkan contoh bagaimana keahlian tangan yang ia maksud. Dengan cepat dan cekatan, Jin Sook mengambil uang dari dompetnya Ho Tae, lalu mengambil ponsel dan borgolnya tanpa Ho Tae sadari kalau semua barang-barang itu sudah hilang darinya sampai saat Jin Sook mengembalikan benda-benda curian itu kembali padanya. 


Sebelum mereka memulai misi mengembalikan kalung, terlebih dulu Jin Sook mengajari Ho Tae teknik kecepatan tangan. 

Pembelajaran teknik tangan ini menjadi agak canggung saat mereka berdekatan dan Ho Tae ingin sekali menc**m Jin Sook tapi Jin Sook cepat-cepat menghindarinya.


Ho Tae lalu mempraktekkan teknik kecepatan tangan ini di tempat umum dan salah satu dari korbannya adalah detektif Oh. 

Ho Tae berpura-pura menabrak detektif Oh secara tak sengaja, dan entah bagaimana tiba-tiba sarung tangan hitam macho milik detektif Oh berubah menjadi sarung tangan wanita berenda merah.


Malam harinya, Jin Sook memberitahu Ho Tae bahwa dalam misi mereka kali ini yang paling penting adalah kerja sama tim. Jin Sook lalu memberitahu bahwa korban punya kebiasaan setiap hari. 

Setiap pagi, korban akan sarapan di sekitar trotoar bebas kendaraan. Korban juga punya kecenderungan khusus yaitu suka main mata pada pria terutama pria yang s**si.

Di hari saat mereka melakukan misi mengembalikan kalung permata, Ho Tae dengan sengaja membuka satu kancing bajunya dan berjalan dengan gaya s**si untuk menarik perhatian korban dan sukses membuat korban melotot melihat kes**sian Ho Tae. 


Dengan sengaja wanita itu membuat dirinya sendiri tersandung dan terjatuh ke plukan Ho Tae. Wanita itu sangat senang dan sangat menikmati plukan Ho Tae.

Wanita itu tidak tahu kalau Ho Tae sebenarnya sedang merasa tegang karena dia harus bisa mengembalikan kalung permata itu ke leher wanita itu. Saking tegangnya, Ho Tae sampai menjatuhkan kalung itu. 


Tapi untunglah Jin Sook langsung datang menyelamatkannya. Dengan cepat dan cekatan dia menyelamatkan kalung itu sebelum terjatuh lalu memisahkan wanita itu dari plukan Ho Tae, dan entah bagaimana kalung itu tiba-tiba saja sudah kembali ke leher wanita itu tanpa ia sadari sama sekali. Ia lalu mengusir wanita itu dengan cara memluk dan pura-pura menc**m Ho Tae.


Ho Tae pergi minum-minum bersama temannya yang pernah bertemu dengan Jin Sook, temannya itu lalu memberitahu Ho Tae bahwa bukan hanya Ho Tae saja yang terluka. Selama ini Jin Sook juga sangat merindukan Ho Tae. 


Saat masih asyik minum-minum, tiba-tiba Ho Tae mendapat telepon dari detektif Kim yang memberitahu Ho Tae bahwa sekarang dia sedang berada didepan rumahnya Ho Tae. 

Ho Tae langsung panik dan berusaha mencegah detektif Kim masuk ke rumah dengan memberitahu detektif Kim bahwa sekarang ini dia sedang berada di luar. 

Detektif Kim yang sedang mabuk, bingung kenapa Ho Tae mengatakan itu. Apakah Ho Tae dengan sengaja tidak mau dia masuk ke rumah. 

Detektif Kim lalu mencoba membuka pintu rumah Ho Tae dan langsung terkejut karena pintu rumahnya Ho Tae tidak terkunci. Terang saja Ho Tae langsung berlari pulang dengan panik.


Didalam rumahnya Ho Tae, detektif Kim bertemu dengan Jin Sook yang baru pulang dari belanja dan karena detektif Kim mabuk dia tidak langsung sadar kalau wanita itu adalah Jin Sook malah dia menyapa Jin Sook dengan ramah mengira dia pacar rahasia yang disembunyikan Ho Tae. 

Detektif Kim baru sadar kalau wanita itu adalah Jin Sook setelah dia memperhatikan Jin Sook dengan lebih baik.

"Kau Yoon Jin Sook? Jangan bergerak!" teriak detektif Kim sambil mengeluarkan pistol tapi saking mabuknya dia malah keliru mengeluarkan borgol.


Jin Sook cepat-cepat memanfaatkan kesempatan ini untuk melemparkan belanjaanya ke detektif Kim lalu kabur. Detektif Kim langsung mengejarnya. 

Tapi saat Jin Sook melarikan diri lewat tangga, tiba-tiba dia berhenti karena dia mendengar detektif Kim mencacinya dan menuduhnya telah merusak Ho Tae yang polos dan baik hati.

"Dasar pengkhianat!" detektif Kim kesal pada Ho Tae.


Tapi karena dia masih kelimpungan karena mabuk, detektif Kim langsung terjatuh di tangga dan pingsan. 

Ho Tae tiba tak lama kemudian dan langsung frustasi melihat detektif Kim telah pingsan dan Jin Sook sedang duduk di samping detektif Kim. 

Saat Jin Sook melihat kedatangan Ho Tae, dia langsung memandang Ho Tae dengan mata berkaca-kaca.


Saat detektif Kim dirawat di rumah sakit, dia terus menerus memandangi Ho Tae tapi saat detektif Oh tanya apa yang terjadi sampai dia jadi seperti ini, detektif Kim langsung berbohong bahwa dia tidak ingat apapun.


Setelah detektif Oh pergi, Ho Tae bertanya apakah detektif Kim benar-benar tidak ingat kejadian malam itu. Tapi detektif Kim tidak mau bicara dan tidak mau juga memandang Ho Tae.

Ho Tae lalu mengaku bahwa orang yang dilempari sepatu olahraga oleh Jin Sook 10 tahun yang lalu adalah dia. 

Mendengar pengakuan jujur Ho Tae itu, detektif Kim langsung tertawa miris. Ho Tae meminta maaf pada detektif Kim tapi bagaimanapun juga sekarang ini nasi sudah jadi bubur.

Detektif Kim menyuruh Ho Tae untuk membereskan semuanya dengan segera apalagi masalah ini menyangkut masa depannya, apalagi Ho Tae sudah berusaha keras mencapai posisinya yang sekarang.


Saat Ho Tae pulang ke rumah, dia tidak melihat Jin Sook dimanapun tapi kaos pasangannya bersama Jin Sook sudah dilipat rapi di atas meja. Ho Tae langsung sadar kalau Jin Sook sudah melarikan diri dari rumahnya. 

Dia lalu berusaha untuk menelepon Jin Sook tapi dia malah mendengar dering ponselnya Jin Sook ada di rumahnya. Saat Ho Tae mencari asal suara ponselnya Jin Sook, dia menemukan ponselnya ada dibalik lipatan baju pasangan mereka.


Dia lalu pergi menemui pria yang membantu mereka melarikan diri waktu itu. Pria itu lalu menceritakan masa lalu Jin Sook. 

Saat Jin Sook berusia 8 tahun, dia kehilangan ayahnya. Sejak saat itu dia selalu pergi mencari pria itu dan meminta bantuannya untuk menemukan ayahnya.

Pria itu selalu ingin mengusir Jin Sook, karena itulah dia bilang pada Jin Sook bahwa dia akan memberitahukan dimana keberadaan ayahnya kalau Jin Sook memberinya sesuatu. 

Dan keesokan harinya, Jin Sook selalu datang setiap hari membawakan sesuatu untuk pria itu. Pria itu sangat kagum dengan keahlian tangan Jin Sook yang hebat.

"Dengan keahlian tangannya, dia membayar lunas semua hutang ayahnya pada lintah darat" kata pria itu.

Pria itu lalu memberitahu Ho Tae kalau sekarang ini, Jin Sook sedang bersembunyi di markas rahasia nomor 3.


Saat Ho tae mendatangi markas rahasia yang ditunjukkan oleh pria itu. Dia langsung geli sendiri karena markas rahasia itu ternyata sebuah tempat sauna. Saat Ho Tae menemukan Jin Sook di ruang sauna nomor 3, dia melihat Jin Sook sedang makan telur.

"Ini markas rahasiamu? Sepertinya tempat ini sangat aman" ujar Ho Tae.

"Bagaimana kau tahu aku ada disini?"

"Cepatlah keluar dan ganti baju" 


Setelah itu, Ho Tae mengajak Jin Sook pergi ke pantai. Mereka berdua lalu berkencan di pantai yang sepi itu berdua, berjalan bergandengan tangan dan tersenyum di pinggir pantai.


Malam harinya mereka menyewa sebuah vila dan melihat pemandangan malam berdua di balkon. Jin Sook memegang tangan Ho Tae dan berterima kasih padanya karena telah menemaninya. Jin Sook bertanya-tanya apa jadinya hidup mereka sekarang seandainya 10 tahun yang lalu mereka tidak terpisah.

"Seandainya aku bukan seorang pencuri, melainkan orang yang kau kenal selama ini, putri seorang pemilik toko, Lee Sook Ja."


Selama Jin Sook bicara, Ho Tae hanya terdiam memandanginya lalu menc**mnya.


Di kantor polisi, semua polisi sedang berkumpul sambil makan-makan dan nonton pertandingan baseball di TV saat kepala detektif datang dan berkumpul bersama mereka. kepala detektif Kim bingung saat dia melihat ketidakhadiran Ho Tae di sana.

"Dimana detektif Lee?" tanya kepala detektif


Bersambung ke part 5 [END]

Post a Comment

0 Comments