Sinopsis My Sunshine Episode 31

Sinopsis My Sunshine Episode 31

 

Siapakah pria tampan yang tampaknya dikenal Yi Mei itu? Marilah kita melihatnya dalam flashback sodara-sodara... ^^

Waktu itu, Yi Mei tengah berada di sebuah desa untuk meliput berita yang mana kabarnya di desa itu banyak orang dewasa yang pergi bekerja di tempat lain dan menelantarkan anak-anaknya. 

 

Saat dia tengah keliling desa, dia melihat seorang bocah yang duduk sendirian di tepi sungai. Anak itu tampak murung maka Yi Mei pun langsung mendekatinya dan berusaha mengajaknya bicara.

Dari anak itulah, Yi Mei mendapatkan berita yang diinginkannya. Anak itu adalah anak yang ditelantarkan ibunya dan di tubuhnya tampak beberapa luka lebam, dia tinggal di tempat penampungan bersama anak-anak terlantar lainnya dan sering di-bully anak-anak lainnya.


Yi Mei ingin melihat luka lebam bocah itu tapi bocah itu langsung ketakutan pada wanita asing tak dikenalnya dan langsung melarikan diri.

Yi Mei berusaha mengejarnya tapi pada akhirnya ia kehilangan jejak anak itu. Akan tetapi dalam usahanya mengejar anak itu, dia malah menemukan sebuah tempat yang menarik perhatiannya, tempat penampungan anak-anak terlantar.

Di tempat itu, Yi Mei melihat beberapa anak yang terlihat bermain dan bekerja tanpa ada seorangpun yang mengawasi mereka.

Saat Yi Mei sedang melihat-lihat tempat itu, seorang pria pria tiba-tiba muncul mengejutkannya dari belakang. Tanpa ba-bi-bu Yi Mei langsung memukuli pria itu dengan tas beratnya yang berisi kamera.


Barulah beberapa saat kemudian, dia mengetahui dari anak-anak disana bahwa pria tampan itu adalah guru di sana, Zhang Jie.

Yi Mei minta maaf padanya dan menjelaskan kesalahpahamannya karena dia mengira Zhang Jie adalah pembully-nya anak-anak disini.


Saat itu Zhang Jie baru menyadari hilangnya salah satu anak disana, anak yang sama dengan yang ditemui Yi Mei di pinggir sungai tadi.

Bersama-sama mereka keliling desa mencari anak itu sampai akhirnya menemukannya didekat sebuah pohon besar menunggu kedatangan ibunya. 

Zhang Jie berusaha meyakinkan si anak bahwa ibunya pasti akan kembali dan mengajaknya kembali ke penampungan dan belajar menyanyi dengan baik agar jika ibunya kembali nanti, dia akan bisa menyanyi untuk ibunya.

Anak itu akhirnya mau beranjak bangkit lalu mereka bertiga bergandengan tangan kembali ke penampungan.


Setelah mereka mengembalikan anak itu ke penampungan, Yi Mei meminta maaf pada Zhang Jie atas kesalahapahamannya tadi.

Tampaknya Yi Mei cukup terpesona dengan Zhang Jie sampai ia tak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah tampan Zhang Jie.

Saat menyadari Yi Mei memandanginya, Zhang Jie penasaran apakah ada sesuatu yang ingin Yi Mei tanyakan padanya?

Yi Mei bertanya apa sebenarnya hubungan Zhang Jie dengan anak-anak itu? Zhang Xiao memberitahunya bahwa dia adalah seorang musisi dan saat ini dia memanfaatkan waktu liburannya sebagai guru anak-anak terlantar itu.

Zhang Jie bercerita bahwa dia datang kemari dan bertemu anak-anak itu tahun lalu, dia merasa tertarik pada anak-anak itu karena dia bisa melihat anak-anak itu sangat merindukan kasih sayang.

Zhang Jie berharap dengan musiknya dia bisa mengisi ketidakhadiran orang-orang yang dicintai anak-anak itu. Yi Mei jadi semakin kagum padanya, jaman sekarang ini jarang ada orang-orang seperti Zhang Jie.


"Sebenarnya aku tidak semulia itu" ujar Zhang Jie "menciptakan musik dan bersama anak-anak itu membuatku merasa lebih tenang dan bahagia. Aku hanya ingin mengisi jiwaku"

"Kau benar, dalam hidup kita hanya perlu mengejar impian yang paling kita inginkan dalam hati"

"Apa impianmu?"

"Yang kulakukan sekarang. Jadi seorang reporter. Mencari kebenaran dan membawa fakta muncul ke permukaan. Inilah impianku"

"Pantas saja kau mengira aku orang jahat"


Yi Mei lalu bertanya apakah dia boleh bergabung dengan Zhang Jie mengunjungi anak-anak itu? Zhang Jie tentu saja langsung menerimanya dengan senang hati.


Setelah mereka saling berkenalan, mereka kembali ke tempat penampungan dan bersama-sama belajar dan bermain dengan gembira bersama anak-anak itu, sambil saling menatap penuh arti.


Sekarang, saat Yi Mei hendak pergi ke acara pernikahannya Yi Chen dan Mo Sheng, dia bertemu lagi dengan Zhang Xiao yang entah apa yang sedang dilakukan Zhang Jie disana.

Setelah acara pidato selesai, acara dilanjutkan dengan bersulang. Lao Yuan masih saja menggodai kedua pengantin, memenuhi gelasnya Yi Chen dengan wine sampai penuh lalu menyuruh Yi Chen untuk membuat pesta pernikahan lebih mewah jika suatu saat nanti Yi Chen nikah lagi. LOL!

Yi Chen langsung menyikut perut Lao Yuan dengan sebal dan resepsionis langsung mengkomplainnya karena mengatakan itu pada Yi Chen padahal Lao Yuan sendiri tidak punya pengalaman menikah.


Tepat saat itu, Yi Mei datang dan meminta maaf atas keterlambatannya. Saat Yi Mei hendak bersulang untuk kedua pengantin, Lao Yuan langsung menyuruh mereka love shot bertiga.

Jelas saja mereka semua bingung, bagaimana caranya love shot bertiga? Mereka yakin Lao Yuan berkata seperti itu hanya karena dia ingin bersulang dengan Yi Mei.

Melihat semua orang mulai memperhatikannya, Lao Yuan dengan pedenya mengumumkan kalau dia tidak akan mau menikah. Kenapa? Karena jika dia menikah maka dia akan membuat banyak hati terluka. Pfft!

Yuan Feng tiba-tiba nyeletuk kalau yang seharusnya love shot itu dia dan Yi Mei. Jelas saja Xiao Xiao langsung memukulinya dengan kesal.

Apakah ocehan Lao Yuan sudah selesai?... Oh tidak ternyata, karena sekarang dia mulai mengungkit-ungkit angpao dan bertanya kenapa Yi Mei tidak membawa angpao untuk kedua pengantin?

Yi Chen cepat-cepat menyudahi ocehan Lao Yuan dan langsung mengajak semua orang bersulang. Mereka pun langsung bersulang untuk kedua pengantin.


Xiao Xiao dan Yuan Feng pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungan Xiao Xiao tapi disana mereka malah diberitahu kalau Xiao Xiao tidak hamil. Loh?


Berita itu jelas saja mengejutkan mereka berdua. Mengira Xiao Xiao sedih, Yuan Feng berusaha menghiburnya dan berkata bahwa mereka masih muda jadi mereka masih punya banyak waktu untuk punya anak.

Xiao Xiao langsung protes, dia justru senang karena ternyata dia tidak hamil. Dan karena tidak ada anak diantara mereka, jadi sekarang bukankah lebih baik jika mereka jalan sendiri-sendiri mulai sekarang.


Yuan Feng tidak mengerti kenapa harus begitu? "Kau kan sudah bertemu orang tuaku. Kau tidak boleh bersikap tidak bertanggung jawab seperti ini. Bahkan sekalipun kita tidak punya anak sekarang, tapi kita pasti akan punya anak di masa depan nanti. Kita baru mulai jadi kau tidak boleh mencampakkanku"

Xiao Xiao bingung kenapa dia dituduh mencampakkan, sejak awal mereka bersama hanya karena mereka mengira mereka punya bayi.

Lagipula sejak awal mereka tidak punya hubungan apapun. Yuan Feng tidak mau menyerah begitu saja dan dengan tegas menyatakan kalau keadaan ini lebih baik karena dengan begini bisa membuktikan kalau dia memang benar-benar menyukai Xiao Xiao.


Yi Mei dan Zhang Jie kembali ke desa bersama-sama. Ternyata berita tentang Zhang Jie yang jadi sukarelawan mengurus anak-anak terlantar, menarik perhatian banyak penonton. Zhang Jie senang karena sekarang anak-anak itu jadi lebih bahagia. 

Tapi dia memperhatikan, Yi Mei sendiri tampak tidak bahagia. Sejak pertama kali bertemu Yi Mei, dia bisa melihat kesedihan dalam pandangan mata Yi Mei. Kesedihan yang sama tapi sekaligus berbeda dari kesedihan anak-anak terlantar itu.


Yi Mei berusaha menyangkalnya dengan berkata bahwa kesedihannya itu hanya karena dia melihat banyak kejadian menyedihkan selama dia menjadi reporter. Zhang Jie diam saja tapi tampak jelas dia tidak percaya.

"Terkadang obsesi bisa membuat seseorang merasakan sesuatu dengan lebih mendalam. Mereka mencintai tapi masih merasakan rasa kesepian yang mendalam. Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Pada waktunya, kau akan menemukan pasangan sejatimu, seseorang yang akan menerima dirimu yang sebenarnya. Kau wanita yang pintar, kau harus berbahagia"


2 tahun kemudian...

Terlihat banyak orang berkerumun didepan rumah Yi Mei, OMO! Ternyata hari ini adalah hari pernikahan Yi Mei dan Zhang Jie. (I'm happy for her. Btw, aku lebih suka baju pengantinnya Yi Mei daripada baju pengantinya Mo Sheng :P).

Zhang Jie menggendong pengantinnya sampai ke mobil sementara Mo Sheng (yang sekarang rambutnya sudah panjang) bertugas sebagai fotografernya dan Yi Chen bagi-bagi angpao ke tetangga-tetangga.


Di altar, Zhang Jie menatap Yi Mei dengan penuh cinta sembari bercerita tentang bagaimana dia mengenal Yi Mei 2 tahun yang lalu, kemudian dia mulai mengenal dan memahami Yi Mei sampai akhirnya dia jatuh cinta pada Yi Mei.

Zhang Jie sangat yakin bahwa Yi Mei lah satu-satunya yang ia inginkan. Zhang Jie ingin menghormati, melindungi dan menghargai Yi Mei dan karena itulah dia melamar Yi Mei 3 bulan yang lalu "Saat kau berkata iya dan memakai cincin ku, aku merasa aku adalah pria paling bahagia dan paling beruntung sedunia"

Menyadari dirinya banyak bicara, Zhang Jie meminta maaf pada para tamu undangan dan berkata kalau dia sangat gugup. Sebenarnya ada banyak hal lain yang ingin dia katakan tapi dia akan menyingkatnya saja.

"Yi Mei, terima kasih karena kau muncul dalam hidupku. Terima kasih karena kau telah bersedia menghabiskan hidupmu bersamaku. Aku pasti akan membuatmu bahagia"


Yi Chen tampak sangat terharu melihat Yi Mei akhirnya menikah dengan seseorang yang mencintainya dengan tulus.


Setelah 2 pasangan menikah, sekarang giliran 1 pasangan lainnya malah hampir putus. Nah loh?

Saat Yi Chen kembali ke kantor, dia malah mendapati Mei Ting dan pacarnya sedang perang dingin. Usut punya usut, ternyata Mei Ting mau melanjutkan kuliah di luar negeri tapi pacarnya tidak terima apalagi dia sudah melamar Mei Ting.


Lao Yuan geleng-geleng kepala melihat perang dingin antar dua sejoli itu. Dia berusaha mengajak Yi Chen mendiskusikan masalah ini tapi Yi Chen malah cuek bebek.

Melihat itu, Lao Yuan langsung mengkritiknya karena Yi Chen tidak mempedulikan masalah Mei Ting padahal Mei Ting sudah bertahun-tahun jadi asistennya.


"Istriku melarangku ikut campur urusan para pegawai wanita" alasan Yi Chen

Lao Yuan tidak percaya karena dia sudah sering mendengar Yi Chen menggunakan istrinya sebagai tameng dalam berbagai kesempatan.


Flashback,
Suatu hari, ada seorang klien wanita yang tampak sangat terkagum-kagum pada Yi Chen lalu membujuk Yi Chen untuk minum-minum bersamanya.

Tapi Yi Chen menolak dengan alasan kalau istrinya mengharuskannya pulang jam 7 tiap hari. Wanita itu tidak menyangka ternyata pengacara He takut sama istri. 

Tapi bukannya kecewa, wanita itu malah semakin kagum. Dia menilai pria seperti Yi Chen adalah pria yang serius dan profesional dalam pekerjaannya dan hal itu membuatnya makin yakin kalau Yi Chen pasti akan bisa memenangkan kasusnya.


Suatu malam, Yi Chen nongkrong bersama para pengacara lainnya di sebuah bar. Para pengacara lain minum alkohol tapi Yi Chen minum air putih.

Melihat itu, seorang pengacara lain langsung memaksanya untuk minum alkohol. Tapi Yi Chen menolak dengan lagi-lagi menggunakan istrinya sebagai alasan. Kali ini alasannya, istrinya mengontrolnya dengan ketat jadi dia tidak berani minum-minum.

Mendengar itu, pengacara lainnya berkomentar tentang istrinya Yi Chen yang terlalu mengontrol suaminya dan sangat berbeda dari istrinya sendiri yang tidak pernah mengontrolnya.

Melihat mereka membicarakan tentang para istri mereka, Lao Yuan langsung menyela dan memberitahu semua orang betapa irinya dia pada mereka yang sudah beristri, dia berharap ada wanita yang mau menikahinya tapi sayangnya tidak ada satupun yang menginginkannya.


Kembali ke masa kini,
Lao Yuan mengancam akan memberitahu Mo Sheng tentang ulah Yi Chen yang telah merusak image istrinya ini, tapi Yi Chen dengan santainya menyindir Lao Yuan yang belum pernah dan tidak tahu apa-apa tentang keharmonisan berumah tangga. Mak jleb banget deh.


Lao Yuan hendak pergi tepat saat Mei Ting naik ke kantornya Yi Chen. Lao Yuan berusaha menasehati Mei Ting untuk berpikir ulang karena menemukan cinta sejati itu tidak mudah.


Walaupun tadinya berniat untuk tidak ikut campur, tapi pada akhirnya Yi Chen bertanya apakah Mei Ting benar-benar mau kuliah di luar negeri.

Menyadari tidak ada seorangpun yang mendukungnya, Mei Ting jadi emosi. Kenapa semua orang menyuruhnya untuk tetap tinggal padahal sangat sulit baginya untuk bisa diterima di universitas luar negeri itu.

Lagipula dia hanya akan pergi 2 tahun, sayang sekali kalau dia sampai melewatkan kesempatan ini. Yi Chen saja menunggu istrinya selama 7 tahun, jadi kalau pacarnya tidak bisa menunggunya yang hanya akan pergi 2 tahun maka berarti pacarnya itu tidak benar-benar mencintainya.

"Aku tidak bermaksud untuk menghentikanmu. Semua orang punya hak untuk mengejar impian mereka. Tapi disaat seperti ini, ada atau tidaknya bukti cinta sama sekali tidak penting. Jika kau menggunakan waktu untuk membuktikan cintamu, lalu berapa banyak waktu yang akan terbuang"


Malam harinya, Yi Chen baru pulang dan mendapati istrinya sedang berbaring ke kasur sambil baca buku dalam keadaan rambut masih basah.

Yi Chen bertanya kenapa Mo Sheng tidak mengeringkan rambutnya dulu sebelum baca buku?

Mo Sheng dengan santainya menjawab kalau dia sudah tahu kalau Yi Chen sudah mau pulang. Yi Chen geleng-geleng kepala melihat kelakuan istrinya.

Dia lalu mengambil hair dryer lalu menyuruh Mo Sheng berbaring di pangkuannya lalu mulai mengeringkan rambut Mo Sheng sambil mengomelinya karena Mo Sheng sudah dewasa tapi masih bertingkah seperti anak kecil.

"Kau sendiri kan yang menyuruhku untuk memanjangkan rambut. Jadi, dari sudat pandang hukum, rambutku ini tumbuh setelah kita menikah. Jadi, rambutku ini adalah properti kita berdua. Karena itulah, kau juga wajib bertanggung jawab untuk melindungi dan menjaganya" kata istrinya pengacara He yang makin lama makin pintar. heee...


Melihat Mo Sheng masih saja membaca sambil berbaring, Yi Chen langsung merebut buku itu sambil mengomelinya untuk tidak membaca buku sambil berbaring.

Tapi Mo Sheng bersikeras mengambil bukunya kembali lalu memberitahu Yi Chen tentang cerita buku yang dibacanya itu.

Buku itu bercerita tentang wanita berumur 30 tahunan yang setelah dicampakkan malah tertabrak mobil dan saat dia terbangun kemudian, wanita itu mendapati dirinya sendiri kembali ke umur 14 tahun.

Mo Sheng lalu bertanya apa yang akan Yi Chen lakukan kalau misalnya dia kembali berumur 14 tahun? Apakah Yi Chen akan mencarinya?

Yi Chen malah mengingatkan Mo Sheng bahwa saat dia berumur 14 tahun, maka Mo Sheng masih berumur 13 tahun yang artinya saat itu Mo Sheng masih anak kecil yang baru lulus SD.

"Benar juga. Tapi seandainya aku kembali ke umur 14 tahun, aku pasti akan menarget masuk ke SMA yang sama denganmu dan mendapatkanmu lebih awal"

"Nyonya He, dengan sangat menyesal aku harus memberitahumu. Aku tidak akan menjalin hubungan denganmu terlalu dini"

"Bukankah kau juga pernah bilang begitu waktu kuliah? Tapi pada akhirnya aku berhasil mendapatkanmu. Orang yang dulu pernah kalah, kata-katamu sungguh sangat berani"


Yi Chen jadu speechless dan karena dia tidak bisa melawan tapi juga tidak mau kalah, Yi Chen langsung menyerang Mo Sheng dengan c**man mesra.

Mereka kemudian mulai mengkhayal bersama-sama tentang apa yang mereka lakukan seandainya mereka kembali saat mereka berumur 19 tahun.


Kembali ke masa kuliah... Kali ini kita akan melihat masa kuliah Yi Chen dan Mo Sheng muda versi Wallace dan Tiffany... sumpah deh ga banget lihat Wallace Chung jadi anak kuliahan hahaha *digampar fansnya Wallace Chung*. 

Anyway, berhubung flashback ini sama persis seperti flashback yang dulu, jadinya tidak usah dijabarkan panjang lebar lah. Saya kasih gambarnya langsung saja. ^^

Waktu Mo Sheng motret Yi Chen yang lagi senderan di pohon.


Waktu Mo Sheng mengancam akan menyebarkan foto Yi Chen keliling kampus kalau Yi Chen tidak mau memberitahukan identitasnya


Waktu Mo Sheng ngikutin Yi Chen kemana-mana.


Waktu Mo Sheng ngasih tahu Yi Chen tentang namanya dan asal usul namanya tapi ternyata Yi Chen sudah tahu.


Waktu Yi Chen akhirnya menerima cinta Mo Sheng.


***



I'm happy for Yi Mei's happy ending, hanya saja drama ini terlalu banyak berbelit-belit sama Ying Hui and his ex which I think not important at all, jadinya kisah Yi Mei menemukan cinta sejatinya terasa terlalu abrupt >,<

Post a Comment

0 Comments