Sinopsis Memory Lost Episode 2 - 2

Sinopsis Memory Lost Episode 2 - 2


Jin Xi mau langsung kembali ke kantor, tapi Xiao Zhuan mengingatkan kalau mereka masih perlu melaksanakan misi lainnya.

Dan ternyata misi mereka adalah berakting jadi gadis bertudung merah dan serigala jahat untuk anak-anak TK. Xiao Zhuan yang jadi serigalanya dan dihajar anak-anak.


Mereka memberikan berbagai nasehat agar anak-anak selalu waspada dan berhari-hati terhadap orang asing. Seorang anak dengan polosnya bertanya apakah menjadi polisi itu bisa jadi secantik Jin Xi?

"Mana mungkin, hanya ada satu dalam seratus tahun dan itu cuma aku."

Anak-anak tertawa, tapi para guru langsung nyinyir dengan kenarsisan Jin Xi. Canggung, Jin Xi buru-buru meralat kalimatnya. Dia cuma bercanda, semua yang di sini cantik kok. Jika di masa depan nanti mereka memakai seragam, mereka harus lebih baik darinya.


Setelah selesai, anak-anak langsung bubar dan bermain dengan riang. Tapi Jin Xi memperhatikan ada satu anak yang tetap duduk diam di sana dan bermain sendirian. Jin Xi mendekatinya dan tanya kenapa dia tidak bermain bersama teman-temannya?

"Permainan mereka terlalu kekanak-kanakan." Kata anak kecil itu.

"Oh, yah? Kalau begitu, tolong beritahu kakak, permainan apa yang tidak kekanak-kanakan?"

"Sulap. Ayahku berjanji akan membawaku menonton sirkus. Tapi sampai sekarang dia belum memenuhi janjinya itu."

Berusaha menghiburnya, Jin Xi meyakinkan kalau Ayahnya pasti akan membawanya menonton sirkus.

Saat mereka hendak kembali, Xiao Zhuan mendapat telepon yang menyuruh mereka untuk mengecek rekaman kamera CCTV kasus Nona Ma.


Han Chen mendatangi Si Si di cafenya. Si Si meminta maaf karena melibatkan Han Chen dalam kasus temannya. Masalahnya, waktu mereka melihat foto-foto itu, satu-satunya yang dia pikirkan adalah menghubungi Han Chen.

Han Chen tidak mempermasalahkannya. Lagipula Kepala Polisi memintanya untuk membantu investigasi kasus ini, jadi sekarang kasus ini adalah pekerjaannya.

Si Si penasaran, apa Han Chen sampai sekarang masih mencari 'dia' (wanita). Melihat Han Chen diam, Si Si menyadari dugaannya benar. Dia benar-benar kagum pada Han Chen, dia sudah mencari sekian lama tapi dia masih belum menyerah juga.

"Selama aku belum menemukannya, aku tidak akan menyerah."

"Tapi bagaimana seandainya... orang itu tidak ada? Sejak kau bangun, dia tidak pernah sekalipun muncul. Kau juga tidak tahu apapun tentang dia. Jika dia memang benar-benar ada, pasti ada petunjuk tentang keberadaannya di dunia ini."

"Mungkin. Semua orang di sekitarku bilang kalau ini hanyalah halusinasiku. Tapi aku mengerti diriku sendiri. Perasaan ini sangat kuat. Aku tidak bisa menyingkirkannya dari pikiranku. Jika orang itu sungguh tidak ada, lalu dari mana datangnya perasaan ini?"


Baiklah, Si Si menyerah. Tapi dia menasehati Han Chen untuk tidak terlalu memaksakan dirinya.

"Aku yakin suatu hari nanti akan bertemu dengannya."

Ngomong-ngomong, berapa lama Han Chen akan tinggal di sini? Entahlah, mungkin akan lama. Si Si menawarkan bantuannya jika Han Chen membutuhkannya kapanpun. Dia mau menawarinya makan, tapi Han Chen menolak, dia mau berkeliling untuk menginvestigasi kasus Nona Ma.

"Kasusnya Xiao Fei sangat menakutkan, aku tak tahu bagaimana menghiburnya. Han Chen, kau harus menemukan pelakunya."

"Jangan khawatir, aku akan berusaha yang terbaik."

 

Xiao Zhuan dan Jin Xi kesulitan mencari pelaku biarpun sudah menonton puluhan rekaman sampai capek. Seharusnya pelaku tertangkap kamera karena pelaku kembali ke rumah korban untuk menempelkan foto-foto itu.

Sayangnya, area itu adalah area kota tua yang mana kamera di sekitar sana sudah banyak yang tidak berfungsi. Jin Xi menyuruh mereka untuk terus mencari. Terutama, perhatikan orang-orang yang tampak mencurigakan.


Asistennya Si Bai heran dengan hubungan Si Bai dan Jin Xi yang belum ada perkembangan sampai sekarang. Si Bai selalu memperlakukan Jin Xi dengan baik, tapi kenapa dia belum jadi pacarnya Jin Xi?

Tapi Si Bai bersikeras mempertahankan hubungan baiknya dengan Jin Xi yang sekarang.

"Dokter Xu, saat seseorang menemukan wanita yang disukainya, dia harus mengejarnya." Nasehat si asisten.


Jin Xi dan Xiao Zhuan berkeliling menanyai orang-orang di sekitar TKP, tapi tetap saja mereka tidak menemukan petunjuk apapun.

Jin Xi menggerutu kesal karena mereka hanya punya satu petunjuk dalam kasus ini. Apalagi sp***a si pelaku tidak ada dalam database mereka, itu artinya si pelaku bukan penjahat kambuhan.

Xiao Zhuan malah dengan santainya berharap akan ada kasus-kasus lain yang serupa biar mereka bisa menemukan lebih banyak.

Jelas saja Jin Xi langsung menjitaknya, bisa-bisanya polisi ngomong kayak gitu.

"Maaf, maaf. Aku salah. Kalau begitu, mari kita berharap besok dunia akan damai dan kita kembali ke jaman di mana pintu tidak perlu dikunci."

Lalu sekarang mereka mau ke mana? Jin Xi mau pergi ke area sekitar rumah Nona Ma. Di mau tidur sebentar dan meminta Xiao Zhuan membangunkannya kalau sudah sampai.


Dalam tidurnya, Jin Xi bermimpi dirinya berada di sebuah hutan yang gelap. Tapi kemudian, dia melihat seseorang pria yang berlari cepat ke arahnya dengan membawa kapak. Jin Xi sontak lari menyelamatkan dirinya. Tapi tiba-tiba saja dia tersandung dan terjatuh.

 

Jin Xi tersentak bangun dari mimpi buruknya dengan napas terengah-engah. Xiao Zhuan sampai cemas melihatnya, mimpi buruk macam apa sampai membuat Jin Xi ketakutan seperti ini?

"Aku bermimpi seorang pembunuh berantai memegang kapak, mengejarku."

Xiao Zhuan santai mengira kalau dia mimpi seperti itu pasti karena Jin Xi kebanyakan nonton film-film seram. Jin Xi sontak sebal mendengarnya. Sayang sekali dia terbangun, padahal tadi dia hampir bisa melihat wajah orang dalam mimpinya itu.


Malam itu, terdengar suara siulan dari sebuah toko. Di tulisan di depan toko, disebutkan kalau toko tutup 3 minggu karena bosnya sedang tidak ada.

Tapi di dalam, tampak seorang wanita muda yang memakai baju pengantin. Seseorang tengah mendandaninya, tapi wanita itu diam saja bagai patung.

Orang itu lalu mengeluarkan sebuah cincin berlian dan memakaikannya di jari manis si wanita.

"Apa kau menyukai pernikahan ini?" Tanya orang itu. Dia lalu mengucap sumpah setia sehidup semati dan meminta wanita itu berjanji untuk tidak meninggalkannya lalu mengecp tangan wanita itu.


Wanita itu terus terdiam linglung tapi setetes air mata mengalir di pipinya. Pria itu lalu mengibaskan tangannya di depan wajah wanita itu, menghipnotis wanita itu dan wanita itu pun pingsan. Dia mengatur posisi wanita itu sedemikian rupa lalu pergi meninggalkannya.


Hujan turun deras saat Han Chen berkeliling gang. Dia menemukan sebuah kamera CCTV saat tiba-tiba saja seorang pria yang sepertinya terburu-buru, tak sengaja menubruknya dan tak sengaja pula dia menjatuhkan tasnya.

Dia jelas tampak mencurigakan, apalagi saat dia menyambar tasnya dan melarikan diri. Han Chen langsung mengejarnya.


Saat Xiao Zhuan membahas beberapa hari belakangan ini yang sering hujan, Jin Xi tiba-tiba menyadari kalau pada malam terjadinya kasus Nona Ma, waktu itu juga hujan. Tiba-tiba dia punya perasaan tidak enak.


Di tengah jalan, mereka hampir saja menabrak pria yang sedang dikejar-kejar Han Chen. Mereka sontak berhenti dan ikut mengejar. Jin Xi ikut mengejar bersama Han Chen, sementara Xiao Zhuan ke arah lain.

Mereka terus berlari dan berlari hingga tiba di terminal kontainer. Pria itu dan Han Chen berlarian di atas kontainer, sementara Jin Xi mengejar dari bawah. (Dia lari-lari pakai high heels? kok nggak lecet tuh kaki?)


Pria itu dengan cepat memakai tangga untuk naik ke atas kontainer lain. Han Chen bergegas menyuruh Jin Xi berpijak padanya, tapi Jin Xi malah ragu dan sepertinya dia ketakutan.

Saat Han Chen membentaknya, Jin Xi akhirnya mau naik dengan berpijak pada Han Chen.

Han Chen lalu naik dengan berpegangan padanya. Tapi sesampainya di atas, Jin Xi langsung gemetar ketakutan.

Sayangnya, saat Han Chen sudah sampai atas, pria mencurigakan itu sudah turun dan melarikan diri. Dia memberitahu Jin Xi kalau tersangka berlari ke arah barat dan suruh Xiao Zhuan memblokirnya.

Tapi Jin Xi masih gemetaran hebat. Han Chen membentaknya dan saat itulah Jin Xi bergerak untuk menghubungi Xiao Zhuan.


Xiao Zhuan bergerak cepat memblokir jalan pria mencurigakan itu dan meringkusnya. Begitu Xiao Zhuan melapor kalau si tersangka sudah ditangkap, Han Chen pun melompat turun. Tapi Jin Xi masih gemetar di atas kontainer, tak berani bergerak sedikitpun.

"Ayo pergi, apa kau mau bermalam di sini? Tersangka sudah ditangkap, apa kau tidak mau pergi? Polisi tapi takut ketinggian."

"Memangnya polisi tidak boleh takut ketinggian?" Isak Jin Xi.

"Tentu saja. Turunlah sendiri."

Tapi Jin Xi tidak berani dan terus mendkap dirinya sendiri dengan ketakutan. Han Chen kesal dan langsung pergi meninggalkan Jin Xi?...


Oh, tidak. Ternyata dia malah mengumpulkan beberapa kotak kayu dan menatanya jadi tangga untuk Jin Xi. Awww... sweet.


Tapi Jin Xi tetap saja tak berani bergerak sedikitpun. Han Chen tetap sabar menghadapinya, mengambil walki-talkienya Jin Xi lalu memberinya permen dan dengan manisnya mengulurkan tanganya untuk membantu Jin Xi turun.

Jin Xi menutup mata rapat-rapat sementara Han Chen membantunya turun pelan-pelan dan baru melepaskannya begitu mereka sudah sampai di bawah.


Dia mau langsung pergi, tapi Jin Xi memintanya untuk merahasiakan masalah barusan dari Xiao Zhuan. Soalnya Xiao Zhuan itu mulut ember, kalau dia tahu maka semua orang pasti akan tahu.

Han Chen tak menjawab dan cuma tersenyum sinis. Xiao Zhuan menghubungi mereka lagi saat itu, mengabarkan ada kasus kedua.

 

Tak lama kemudian, polisi tiba di toko dan Xiao Zhuan tengah berusaha menenangkan korban. Jin Xi tiba tak lama kemudian bersama Han Chen, Xiao Zhuan memberitahu mereka kalau kasus ini sama seperti kasusnya Nona Ma.

Korban tiba-tiba menjerit-jerit histeris sambil membanting-banting manekin. Dia tanya apakah mereka sudah menemukan orang yang memperk***nya. Jin Xi berkata kalau mereka memang menangkap seorang tersangka, tapi mereka belum yakin apakah dia pelaku pemerk***an.


Sementara Xiao Zhuan mengantarkan korban ke rumah sakit, Han Chen dan Jin Xi berkeliling tempat itu. Jin Xi mendapati sebuah ruangan yang penuh dengan manekin yang didandani dan menyadari kalau tempat ini juga sudah diatur sedemikian rupa.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam