Sinopsis Love O2O Episode 24

Sinopsis Love O2O Episode 24

 

Nana menelepon Yi Ran untuk menanyakan keanehan videonya yang tiba-tiba menghilang dan mengira Yi Ran lah yang menghapusnya.

Tapi Yi Ran mengaku tidak melakukannya dan berpikir mungkin Nana lah yang tak sengaja menghapusnya. Tepat saat itu juga, dia melihat Cao Guang tampak sedang bertengkar dengan Er Xi.


Er Xi menangis sedih di toilet. Lebih sialnya, sikap para pegawai sekarang berubah padanya.

Sejak mengetahui pacarnya Shao Xiang yang sebenarnya, para pegawai sekarang tak segan memberikan setumpuk pekerjaan pada Er Xi. Tapi semenit kemudian mereka mulai bingung lagi karena Er Xi tiba-tiba dipanggil Shao Xiang.


Shao Xiang memanggil Er Xi untuk ditanyai tentang identitas game-nya yang sebenarnya. Er Xi mengkonfirmasi kalau dia memang bukan Reed Wei Wei.

Dan dia berbohong dalam wawancara karena waktu itu dia tidak punya pengalaman apapun dalam gaming, jadi dia sengaja menggunakan username milik teman sekamarnya. 

Tiba-tiba Er Xi mulai mengerti segalanya, dia diterima magang hanya karena perusahaan mengira dia adalah Reed Wei Wei, dan Shao Xiang tanpa ragu membenarkannya. Er Xi semakin patah hati mendengarnya.

Shao Xiang yang sekarang naksir Wei Wei, tentu saja senang mendengar informasi dari Er Xi itu. Dia berusaha bertanya-tanya lebih banyak tentang Reed Wei Wei yang asli, tapi Er Xi yang sedari tadi berusaha menahan amarah, langsung bangkit dan menolak menjawab segala pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan lalu pamit.

"Zhao Er Xi, kau benar-benar menggelikan. Ternyata semua yang kau miliki, kestaria berjubah zirah didalam game-mu, pekerjaan magangnya yang menyenangkan, semuanya karena Bei Wei Wei" batin Er Xi


Wei Wei menyerahkan laporan pada Xiao Nai lalu pamit pulang duluan. Sesampainya di rumah, dia malah mendapati Er Xi sudah mengepak semua barang-barangnya.

Er Xi menyatakan kalau dia mau tinggal di asrama. Saat Wei Wei berusaha membujuknya dan mengajaknya bicara, Er Xi langsung melabraknya, menuduh Wei Wei lah yang memberitahu Cao Guang tentang identitasnya dalam game.

Tentu saja Wei Wei menyangkalnya, dia mengakui kalau dia memang sudah bertemu Cao Guang untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi tapi dia tidak pernah memberitahu Cao Guang tentang identitas asli Joyful Xi.

Mungkin Cao Guang menebaknya sendiri. Er Xi jadi merasa bersalah dan meminta maaf atas tuduhannya.


"Kalau begitu, apa sekarang kita sudah baikan?" tanya Wei Wei penuh harap

"Wei Wei, kau lebih cantik, lebih pintar dan lebih menyenangkan daripada aku. Aku menyadari semua itu dan aku tak pernah berpikir untuk berebut apapun denganmu. Tapi kenapa aku harus mendapatkan semua ini karena memakai namamu? Magangku, perlakuan istimewa yang kudapat dan orang yang kusukai. Aku mendapatkan semua itu hanya karena mereka mengira aku adalah kau. Wei Wei, jika kau adalah aku, apa yang akan kau lakukan? Aku tidak menyalahkanmu, tapi aku sungguh tak tahu bagaimana harus menghadapimu"

Er Xi mengembalikan semua uangnya Wei Wei lalu berbalik pergi. Tapi Wei Wei menghentikannya dan mengingatkan Er Xi bahwa walaupun Er Xi mengklaim tidak menyalahkannya, tapi faktanya berbeda.

Apa yang Er Xi lakukan sekarang sudah jelas menunjukkan kalau Er Xi menyalahkannya... "Ku tidak perlu pergi, aku lah yang akan pergi"


Wei Wei pergi saat itu juga bahkan tanpa mengambil barang-barangnya, meninggalkan Er Xi yang menangis dan menyesali sikapnya pada Wei Wei. Wei Wei pun menangis di luar.


Tak punya tempat tujuan, Wei Wei akhirnya menelepon Xiao Nai. Wei Wei tak enak karena mengganggu Xiao Nai tengah malam begini, tapi Xiao Nai tidak keberatan sedikitpun dan mengingatkan Wei Wei untuk tidak bersikap terlalu formal padanya.

Beberapa saat kemudian, Xiao Nai melanjutkan pekerjaannya sementara Wei Wei merenung sendirian.

Tapi kemudian dia mendekat untuk menyandarkan kepalanya di pangkuan Xiao Nai. Xiao Nai membiarkan Wei Wei merenung di pangkuannya tanpa menganggunya sedikitpun, sampai akhirnya Wei Wei bercerita bahwa dia akan pindah karena Er Xi tidak mau tinggal bersamanya. 


Semua ini membuat Wei Wei bertanya-tanya, akankah dia dan Xiao Nai bertengkar di masa depan nanti.

Tapi Xiao Nai dengan penuh percaya diri menyatakan bahwa mereka tidak akan bertengkar karena mereka bisa menyelesaikan semua masalah tanpa bertengkar.

"Lalu, apakah kau tidak akan marah padaku terlepas dari apapun yang kulakukan?"

"Tidak akan"

"Akankah hubungan kita selalu baik?"

"Iya"

"Tapi, dulu aku pernah berpikir kalau aku dan Er Xi akan punya hubungan yang baik"

Xiao Nai dengan narsisnya mengklaim bahwa Er Xi hanyalah bagian kecil dalam hidup Wei Wei, sementara dia adalah segalanya bagi Wei Wei.

"Di masa depan nanti, kau tidak boleh menangis karena orang lain. Aku juga tidak akan pernah membuatmu menangis"


Wei Wei tersenyum haru mendengarnya, siapa bilang Xiao Nai tidak pernah membuatnya menangis? Dia menangis waktu Xiao Nai tidak datang ke pertandingan final Condor Heroes waktu itu.

Xiao Nai langsung menecup lembut kepala Wei Wei lalu berusaha mengalihkan pikiran Wei Wei dengan mengajak Wei Wei memasak mie bersama.


Saat mereka mulai makan, Wei Wei berkata kalau dia mungkin harus meminjam uangnya Xiao Nai lagi untuk tinggal di hotel.

Tapi Xiao Nai dengan santainya menyuruh Wei Wei untuk tinggal di sini saja, dia akan pindah ke rumah orang tuanya besok.

"Tidak usah! Tidak usah!"

"Maksudmu, aku tidak perlu pindah ke rumah orang tuaku. Baiklah" goda Xiao Nai

Dia mengaku bahwa sebenarnya dia cemas jika Wei Wei tinggal di sini. Bukan cemas kalau Wei Wei akan melakukan sesuatu padanya, tapi cemas Wei Wei akan mengetahui kelemahannya. Wei Wei penasaran, memangnya apa kelemahan Xiao Nai?


"Memasak. Aku hanya bisa masak mie" aku Xiao Nai

Wei Wei tertawa geli "Ternyata ada sesuatu yang tidak bisa kau lakukan juga. Kukira kau bisa melakukan segalanya"


Setelah Wei Wei selesai mencuci piring, Xiao Nai memberikan baju tidurnya untuk Wei Wei pakai.

Dia juga memberitahu Xiao Nai untuk memakai semua barang-barangnya mulai sekarang. Wei Wei jadi malu mendengarnya. Ukuran bajunya pas walaupun celananya harus sedikit disingsing karena kepanjangan.

Bukan cuma memberikan bajunya, Xiao Nai juga memberikan kasurnya untuk Wei Wei sementara dia akan tidur di sofa.

Wei Wei tak enak mendengarnya dan berinisiatif agar dia saja yang tidur di sofa, lagipula tubuhnya kan lebih pendek daripada Xiao Nai.

"Sofaku terlalu kecil, kurasa tidak akan muat untuk dua orang" goda Xiao Nai sampai membuat Wei Wei malu mendengarnya.


Saat Xiao Nai mandi, Wei Wei menyiapkan selimut untuk Xiao Nai di sofa. Awalnya dia menyiapkan selimut baru, tapi saat melihat selimut di kasur, Wei Wei langsung mengganti selimutnya, mungkin karena tak nyaman harus menggunakan barang-barangnya Xiao Nai.

Saat dia mulai berbaring, dia baru sadar kalau bantalnya cuma satu. Mumpung Xiao Nai belum keluar dari kamar mandi, Wei Wei cepat-cepat meletakkan bantal itu di sofa. Wei Wei cepat-cepat berbaring dan menyelimuti seluruh tubuhnya saat dia mendengar Xiao Nai keluar dari kamar mandi. 


Jelas saja Xiao Nai heran melihat bantalnya, apakah Wei Wei tidak butuh bantal? tanyanya. Wei Wei beralasan kalau dia merasa bantalnya ketinggian jadi dia tidak terbiasa.

Xiao Nai lalu mematikan lampu, tapi satu lampu di kamar belum dimatikan. Xiao Nai hendak masuk untuk mematikannya, tapi Wei Wei cepat-cepat bangun untuk mematikannya sendiri. Saat dia kesulitan mencari sakelarnya, Xiao Nai tiba-tiba mematikannya sendiri. 


Wei Wei langsung bangkit dan semakin tercengang menyadari posisinya yang sangat dekat dengan Xiao Nai. Larut dalam suasana, mereka saling memandang satu sama lain dengan penuh cinta selama beberapa saat lamanya.

Xiao Nai lah yang sadar lebih dulu lalu cepat-cepat keluar dan kembali ke sofa. Xiao Nai tidur dengan cepat sementara Wei Wei butuh waktu cukup lama karena masih gelisah oleh perasaannya.


Xiao Nai sudha bangun saat Wei Wei terbangun keesokan harinya. Tapi dia terlalu malu menunjukkan wajah baru bangun tidurnya dan memutuskan untuk pura-pura tetap tidur.

Tapi Xiao Nai tahu dia sudah bangun dan langsung mengajak Wei Wei jogging pagi bersama.


Sambil jogging, Wei Wei bertanya-tanya apakah Xiao Nai selalu olahraga pagi? Dia mengaku selalu lari pagi di lapangan kampus tapi tidak bilang kalau dia pernah sekali melihat Xiao Nai di lapangan dulu.

Xiao Nai juga tidak bilang pernah berada di lapangan yang sama dengan Wei Wei, malah sengaja menggoda Wei Wei "Ada banyak orang di kampus, kenapa aku tidak pernah melihatmu yah? Aku pasti selalu bangun lebih pagi darimu"


Di tengah jalan, mereka bertemu dengan Profesor Li dari fakultas ekonomi. Saat Prof Li menanyakan Wei Wei, Xiao Nai dengan bangga memperkenalkannya sebagai pacarnya.

Prof Li benar-benar iri melihat Xiao Nai dan langsung menelepon anaknya sendiri untuk diomeli. Bagaimana tidak, anaknya sudah hampir umur 30 dan belum menikah, sementara Xiao Nai baru berumur 22 tahun tapi sudah bawa pacarnya pulang.


Dalam perjalanan pulang, Xiao Nai bertanya Wei Wei mau sarapan di rumah atau makan di luar. Wei Wei refleks menjawab makan di luar. Bukan berarti dia meremehkan mie buatan Xiao Nai semalam, hanya saja mie buatan Xiao Nai sangat bertolak belakang dari penampilannya.

"Apa kau meremehkanku sekarang?"

"Tidak, itu namanya kejujuran. Aku tahu tempat yang enak, ayo"


Baru tiba di kantor, mereka langsung mendapat keluhan dari Hao Mei yang mengadu bahwa KO terus menerus memaksanya untuk login ke game lama mereka dulu dan berpasangan dengannya. KO bersikeras mengklaim kalau dia merasa terhina dan memaksa Hao Mei bertanggung jawab.

Dia berharap mereka akan membelanya, tapi Wei Wei malah lebih membela KO, yang salah duluan kan memang Hao Mei. Xiao Nai malah setuju-setuju saja jika Hao Mei berpasangan dengan KO, dengan begitu dia bisa tetap mempertahankan KO untuk terus kerja di sini. 

Dia bahkan menawarkan bonus asalkan Hao Mei mau berpasangan dengan KO. Hao Mei seketika berubah pikiran dan langsung minta bonus 1,000 yuan. Xiao Nai setuju. Hao Mei pun langsung setuju untuk berpasangan dengan KO.


Ban Shan tiba-tiba melihat sesuatu yang lebih menarik perhatiannya. Bajunya Wei Wei sama dengan bajunya semalam, ditambah lagi tadi dia datang bersama Xiao Nai. Jangan-jangan Wei Wei dan Xiao Nai semalam...

"Senior... ini karena..." Wei Wei bingung mencari alasan, Ban Shan sudah sangat menantikan kelanjutan jawabannya, Wei Wei pun akhirnya melanjutkan "... karena aku miskin" (wkwkwk!)


Tim progamming mempresentasikan simulasi game mereka, satu per satu tim programming melaporkan beberapa perubahan yang mereka lakukan untuk memperbaiki kualitas game mereka.

Tapi seorang diantara mereka melapor bahwa saat dia mencoba game mereka itu, dia mendapati game mereka memakan memori RAM cukup besar.

Xiao Nai memberitahu bahwa masalahnya adalah pada sumber grafisnya. Saat ini dia sedang mengerjakan alat untuk mengatasi masalah ini, dengan alat itu mereka akan bisa menyederhanakan modelnya dan mengompres grafisnya.

Xiao Nai yakin dia bisa menyelesaikan alat itu sebelum presentasi demo. Selain masalah itu, semua masalah yang lain sudah beres. Dan karena mereka masih punya waktu 1 bulan, jadi mereka tidak perlu lagi kerja lembur saat weekend.


Shao Xiang sedang makan siang bersama gengnya Yao Yao. Mereka masih saja ribut menggosipkan Wei Wei dan menghinanya.

Shao Xiang tidak tahan lagi mendengarnya dan menghentikan ocehan mereka dengan membanting gelasnya lalu membayar tagihan walaupun mereka semua belum selesai makan.


Bahkan dengan dinginnya dia menyatakan bahwa ini adalah traktiran terakhirnya untuk mereka lalu minta putus dari Yao Yao.

Jelas saja gengnya Yao Yao shock mendengarnya, Yao Yao tidak terima dan langsung minta penjelasan. Qing Qing langsung menyalahkan Wei Wei dan menuduh Wei Wei pasti sudah merayu pacar orang.

"CUKUP! Kalian selalu saja menggosipkan orang! Apa kalian tidak bosan? Kalaupun kalian tidak bosan, aku yang bosan! Kita berpisah saja" 


Shao Xiang pun pergi dan Yao Yao langsung menangis. Qing Qing berusaha menghiburnya bahwa dia cantik jadi bisa mendapatkan pacar lain yang lebih baik, tapi temannya yang lain mengingatkan bahwa pria sebaik Zhen Shui itu jarang ada, tangis Yao Yao semakin pecah mendengarnya.


Puas putus dari Yao Yao, Shao Xiang langsung menelepon pegawai HRD dan menyuruhnya melakukan segala cara untuk mencari tahu alamat Er Xi secepat mungkin, tapi dia mengharusnya si pegawai untuk merahasiakan keterlibatannya dari Er Xi.


Si pegawai HRD pun mencari tahu alamat Er Xi dengan menyuruh Er Xi mengisi formulir yang mengharuskannya menulis alamat.

Dia berbohong bahwa pihak perusahaan biasanya mengirimkan buku tahunan pada semua pemagang setelah masa magang mereka berakhir. Walaupun merasa aneh dengan klaim si pegawai HRD, tapi Er Xi akhirnya mengisi formulir itu.


Begitu mendapatkan alamatnya, si pegawai HRD langsung mengirimkannya pada Shao Xiang.

Shao Xiang senang, apalagi dia kebetulan berada di dekat area tempat Wei Wei tinggal sekarang.


Wei Wei sedang bekerja saat Xiao Ling meneleponnya dan langsung menanyakan ada masalah apa sebenarnya diantara Wei Wei dan Er Xi. Dia mengetahuinya dari Si Si yang semalam diberitahu Er Xi bahwa Wei Wei sudah pindah.

Wei Wei bingung bagaimana harus menjelaskannya dan hanya berkata bahwa dia dan Er Xi butuh waktu untuk saling menenangkan diri.

"Kau menakutiku. Masa sampai seserius itu? Wei Wei kau kan orang yang selalu logis sementara Er Xi memang begitu, jangan merendahkan dirimu jadi seperti dia"

"Tapi ada saat aku merasa diperlakukan tak adil juga"

Apapun masalah mereka pokoknya Xiao Ling berharap mereka akan segera berbaikan, jika tidak maka dia akan menganggap Feng Shui rumahnya buruk. Wei Wei tersenyum mendengarnya dan meyakinkan Xiao Ling bahwa Feng Shui rumahnya sangat baik, buktinya mereka bisa melihat cowok-cowok cakep dari balkon.

Hal itu tiba-tiba membuat Wei Wei sedih, teringat bagaimana histerisnya Er Xi saat dia mendapati dari kamarnya dia bisa melihat cowok-cowok cakep di bawah.

Bersambung ke episode 25

Post a Comment

0 Comments