Sinopsis Love O2O Episode 17

Sinopsis Love O2O Episode 17

 

Stres gara-gara si hacker, Hao Mei memutuskan untuk menyembuhkan hatinya yang terluka dengan makan di restoran si koki bahkan mengajak si koki makan bersamanya.

Hao Mei berterima kasih pada si koki karena dia selalu memberinya porsi 3 kali lipat dari porsi normal.


"Karena kau terlalu kurus" ujar si koki. (iiih! perhatian sekali dia)

"Aku kurus karena kecapekan kerja"

Si koki bertanya apakah Hao Mei sedang bad mood. Hao Mei menyangkal, dia hanya capek saja karena belakangan ini dia ada banyak masalah.


Tapi saat si koki hendak pergi setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia malah mendapati Hao Mei masih duduk di sana dan mabuk-mabukan seorang diri.

Si koki tampak benar-benar sangat perhatian pada Hao Mei. Dia mencoba menanyakan rumah Hao Mei agar dia bisa mengantar Hao Mei pulang, tapi Hao Mei terlalu mabuk sampai ngelantur nggak jelas.

Saat Hao Mei ketiduran di meja, si koki langsung mengambil laptopnya dan mulai err... meng-hack.

Oh, ternyata dia si hacker. Dari hasil retasannya, dia mendapatkan akta rumahnya Hao Mei.

Tapi dia tidak mengantarkan Hao Mei pulang dan menidurkan Hao Mei di tempat tidurnya di restoran.


Hao Mei terbangun tak lama kemudian dan mendapati dia tidur dengan menggunakan selimutnya sendiri.

Si koki mengaku bahwa dia mendapatkan selimut itu dari Hao Mei sendiri. Saat terakhir kali Hao Mei makan di sini waktu itu, dia bilang mau membuang selimut itu tapi si koki menyimpannya dengan alasan selimutnya masih bagus.

Hao Mei mengaku bahwa belakangan ini dia sangat kelelahan tapi sekarang dia merasa lebih segar dan lebih bernergi, dia jadi penasaran apa si koki menambahkan obat kedalam makanannya sampai dia jadi merasa sehat sekarang.

Tapi si koki malah langsung menanggapinya dengan melempar tatapan tajam.


"Apa pekerjaanmu melelahkan?" tanya si koki dengan wajah dingin tapi nada suaranya terdengar penuh perhatian.

"Apa kau lelah memasak sepanjang hari? Jadi begini, duduk di depan komputer dan mencoding seharian itu pastinya 2 kali lipat lebih melelahkan daripada memasak sepanjang hari. Otakku sangat lelah sampai serasa mau mati rasa,  pundakku sangat pegal dan punggungku mungkin akan bermasalah juga sebentar lagi"

"Berhenti saja"

"Tidak mungkin. Ini adalah karir yang kubangun bersama teman-temanku. Kalau aku berhenti, itu artinya aku tidak setia"

"Apa mereka membuatmu melakukan semua pekerjaan?"

"Tidak. pekerjaan Kakak Ketiga 2 kali lipat lebih banyak daripada pekerjaanku. Kakak Ketigaku, dia yang datang kemari terakhir kali waktu itu, dia yang paling tampan. Dan yang duduk di sebelahku waktu itu adalah pacarnya"

"Aku tidak memperhatikan" aku si koki

"Tentu saja, dia pasti tertutupi oleh ketampananku" canda Hao Mei narsis tapi si koki langsung menyetujuinya dengan serius.

Hao Mei senang mendengar pujian si koki lalu pamit pergi meninggalkan si koki yang tampak sibuk memikirkan sesuatu.


Xiao Nai hendak pulang saat dia mendapat telepon si koki yang memperkenalkan dirinya sebagai si hacker KO.

Xiao Nai sama sekali tak tampak terkejut mendengarnya karena ternyata KO adalah seorang hacker yang cukup terkenal, tapi Xiao Nai sendiripun mengklaim kalau dia bisa melacak nomor hapenya KO.

KO langsung menantang Xiao Nai untuk membuktikan klaimnya itu dan memberi Xiao Nai waktu setengah jam untuk melacak nomornya. Xiao Nai melakukannya dan tak lama kemudian dia sudah duduk santai menanti teleponnya KO.


Setengah jam berlalu dan KO pun menelepon. Tepat saat dia mengira Xiao Nai sudah kalah, Xiao Nai langsung menyelanya dengan menyebutkan nomor hapenya KO dan dia mengklaim kalau dia mendapatkan nomor hapenya KO itu hanya dalam waktu 5 menit.

KO penasaran bagaimana Xiao Nai mendapatkan nomornya hanya dalam waktu 5 menit, apa dia meretas China Mobile.

Xiao Nai menyangkal, dia hanya membuat pengaduan bahwa dia diganggu oleh nomor tak dikenal dan begitulah dia mendapatkan nomornya KO dengan cepat. Yang membuatnya penasaran sekarang, apa sebenarnya maksud KO menghubunginya.


KO mengacuhkan pertanyaan itu dan menantang Xiao Nai lagi, kali ini dia menantang Xiao Nai untuk bertanding dalam kontes hacking WCTF yang berlangsung tengah malam ini.

KO berjanji bahwa jika dia kalah maka dia akan bekerja untuk Xiao Nai gratis selama 1 tahun, bukankah Xiao Nai sedang kekurangan staff sekarang. Maka dimulailah kompetisi hacking mereka.


Saat tiga sahabat Xiao Nai baru masuk kantor keesokan paginya, mereka mendapati Xiao Nai ternyata tidak pulang semalaman dan seorang rekan mereka memberitahu bahwa semalam ada 2 hacker dari Cina yang berhasil memecahkan rekor kompetisi hacking dan hebatnya lagi kedua hacker itu cuma selisih 1 satu poin.

Xiao Nai memberitahu mereka bahwa hari ini mereka akan kedatangan seorang rekan kerja baru.

Si rekan kerja baru itu datang tengah malam kemarin dan Hao Mei mengenal orang ini... Dia adalah si hacker yang mengganti wallpapernya Hao Mei jadi gambar kuil.


Tak lama kemudian, mereka berjejer menantikan kedatangan si hacker dan Hao Mei sudah bersiap menyambutnya dengan tongkat pel untuk menghajar si hacker itu. wkwkwk!

Ban Shan dan Yong Hou penasaran, apa yang sudah dilakukan Xiao Nai sampai bisa membuat seorang ahli hacking mau bekerja bersama mereka? Orang-orang seperti itu kan biasanya lebih suka bekerja sendiri dan tidak terikat.

"Aku tidak melakukan apapun. Dia sendiri yang mau" kata Xiao Nai


KO akhirnya datang, tapi Hao Mei malah mengira kalau dia datang untuk mengantarkan pesanan makanan.

Xiao Nai dan KO langsung saling menyapa dan KO menyatakan dirinya sudah kalah dan akan memenuhi janjinya untuk bekerja pada Xiao Nai selama 1 tahun secara gratis.

"Selamat datang di Zhi Yi, aku belum tahu namamu" Xiao Nai mengulurkan tangannya.

"Kau sudah mengetahuinya, namaku KO" ujar KO menyambut uluran tangan Xiao Nai.

Saat itulah Yong Hou baru sadar kalau KO adalah si hacker hebat dan sangat terkenal itu.

Dan saat itu pula Hao Mei baru ngeh kalau dialah si hacker yang sudah meretas komputernya. Karena KO datang kemari gara-gara Hao Mei, Xiao Nai langsung menunjuk Hao Mei untuk mengurus KO.


Beberapa saat kemudian, Hao Mei membawa KO ke meja kerjanya. Dia sudah tidak marah sekarang tapi dia penasaran kenapa KO meretas komputernya dan mengganti wallpapernya.

KO mengklaim kalau wallpapernya Hao Mei itu jelek (Hmm... tapi kayaknya dia menggantinya karena cemburu deh).

Hao Mei tidak terima "Kau boleh menghinaku. Tapi kalau kau menghina dewiku, aku akan marah padamu. Tidak, sekarang ada masalah yang lebih serius. Sekarang kau akan jadi rekan kerjaku, lalu dimana aku harus makan sekarang?"


Setelah rapat usai, Xiao Nai langsung pulang. Ban Shan penasaran dia mau pergi kemana?... "Menikah dan punya anak" jawab Xiao Nai deangan santainya.


Bukan menikah betulan pastinya, dia dan Wei Wei cuma sedang menikahkan kedua harimau kecil mereka di game.

Setelah kedua harimau kecil itu mencap kedua kaki mereka di atas penyataan nikah, mereka pun dinyatakan resmi menikah.

Tapi sayangnya, saat Wei Wei ingin membangunkan rumah untuk kedua harimau itu, komputer malah menyatakan kalau kedua harimau itu belum berusia 150 jam online jadi mereka masih dikategorikan dibawah umur dan tidak boleh tinggal serumah. Wei Wei langsung menggerutu kesal ke Xiao Nai.


Wei Wei akhirnya punya cukup uang untuk membeli hape opp* terbaru (wkwkwk!), dan secara impuls dia memutuskan untuk membeli yang warnanya sama persis dengan hapenya Xiao Nai.


Dan hal pertama yang dia lakukan dengan hape barunya adalah mengerjai Xiao Nai dengan mengirim sms tipuan yang mengatakan kalau nomornya Xiao Nai menang undian dan minta Xiao Nai mengirim uang pajak dulu baru hadiahnya akan dikirim.

Bahkan untuk membuat smsnya tampak meyakinkan, Wei Wei juga menyertakan nomor rekening banknya.

Wei Wei yakin kalau Xiao Nai tidak akan terpedaya dan akan segera menghapus sms ini, lalu malam harinya Wei Wei berencana untuk memberitahu Xioa Nai bahwa dialah yang mengirim sms ini.


Wei Wei terus memikirkan keusilannya pada Xiao Nai bahkan saat dia sedang makan bersama keluarganya. Dia bahkan sampai membayangkan dia pura-pura marah pada Xiao Nai karena Xiao Nai mengabaikan smsnya dan Xiao Nai meminta maaf karena sudah menghapus sms yang dia kira spam itu.

Khayalan itu sangat lucu bagi Wei Wei sampai-sampai dia langsung ketawa gaje dan membuat kedua orang tuanya bingung.


Tak lama kemudian dia mendapat sms yang ditunggu-tunggunya. Tapi sms itu malah membuatnya tercengang karena itu sms dari bank yang memberitahunya bahwa dia barusan mendapat kiriman uang dari Xiao Nai. hahaha! Wei Wei langsung menelepon Xiao Nai saat itu juga.

Yang membuatnya lebih tercengang, Xiao Nai sebenarnya sudah tahu kalau itu cuma sms tipuan dari Wei Wei. Dia mengetahuinya karena dia melacak lokasi nomor yang mengirim sms itu dan mendapati lokasinya berada di kampung halamannya Wei Wei.

Apa itu artinya Xiao Nai selalu melacak semua sms penipuan yang dia terima? Xiao Nai menyangkalnya, hanya saja dia mengenali nomor rekening yang Wei Wei sebutkan, dan parahnya lagi Wei Wei juga tidak menyebutkan nama pemilik rekeningnya.

"Kau cuma pernah melihat ATM ku sekali dan kau mengingatnya? Kau memang hebat"

"Aku merasa tersanjung Nona Bei. Kau bahkan lupa menyebutkan pemilik rekeningnya, kau sangat buruk dalam berbohong"


"Kalau kau tahu itu aku, lalu kenapa kau mengirim uangnya?"

"Belilah tiket pesawat. Wei Wei, bunga-bunga sudah bermekaran di pinggir jalan. Nikmatilah dalam perjalanan kembali"


Begitulah akhirnya Wei Wei kembali ke Beijing lebih cepat. Pada orang tuanya, dia beralasan kalau dia harus kembali karena mendadak dia dapat panggilan magang.

Ibunya Wei Wei menggerutu kesal saat membantu Wei Wei mengepak barang-barangnya.

Bagaimana tidak, baru juga beberapa hari Wei Wei pulang dan sekarang dia malah harus kembali lagi. Dan dimana Wei Wei tinggal nanti, kampus kan sedang liburan jadi tidak mungkin dia tinggal di asrama.

Tak lama kemudian sebuah paket terkirim pada Wei Wei dan dari dalamnya Wei Wei mengeluarkan sebuah kunci rumah.

Dia memberitahu kedua orang tuanya kalau dia akan tinggal di apartemen kosong milik Xiao Ling yang berada di dekat kampus.

Sama seperti orang tua pada umumnya, mereka mencereweti Wei Wei dengan segala macam pesan sebelum melepas kepergian anak mereka tercinta itu.

Tentu saja Wei Wei tidak memberitahu kalau tiket itu pemberian pacarnya, jadi Ayah berpikir kalau tiket pesawat itu disediakan oleh perusahaan magangnya Wei Wei, perusahaan itu pasti bagus sekali sampai menyediakan tiket pesawat untuk pemagang.


Dari bandara, Wei Wei langsung menuju kantornya Xiao Nai dengan masih menenteng kopernya.

Maunya bikin kejutan untuk Xiao Nai, dia pikir tidak ada orang karena hari ini kan hari sabtu. Tapi setibanya di dalam, dia malah terkejut melihat kedatangan partner bisnisnya Xiao Nai dan Ban Shan juga ada di sana.

Ban Shan kaget melihatnya tapi terlebih dulu dia menyambut kedatangan si partner bisnis.

Saat si partner bisnis menanyakan tentang Wei Wei, Ban Shan memberitahu kalau dia ini anggota keluarga salah seorang pegawai. Wei Wei jadi merasa serba salah dan akhirnya hanya bisa diam.


Xiao Nai keluar dari kantornya tak lama kemudian untuk menyambut kedatangan si partner bisnis tapi malah kaget melihat Wei Wei ada di hadapannya.

Tapi dia dengan cepat menutupi keterkejutannya dan menyambut si partner bisnis terlebih dulu.


Setelah Ban Shan mengantarkan si partner bisnis ke ruang rapat, Xiao Nai langsung membawa Wei Wei masuk kedalam kantornya.

Wei Wei sedih melihat reaksi Xiao Nai yang tetap dingin, apalagi jalannya cepat sekali seperti orang yang tak sabaran ingin segera mengurusnya secapat mungkin agar dia bisa segera menemui tamunya.

Tapi begitu pintu menutup, Xiao Nai langsung menyudutkannya ke dinding dan menc**mnya, melepas semua kerinduan selama mereka berpisah. (Maaf, gambarnya dengan terpaksa ditiadakan)

Wei Wei kaget dengan c**man dadakan itu, apalagi tiba-tiba terdengar suara Ban Shan memanggil Xiao Nai. Dia berusaha melepaskan c**man Xiao Nai tapi Xiao Nai malah menc**mnya makin msra.


Saat Xiao Nai mengakhiri c**mannya tak lama kemudian, Wei Wei jadi sangat gugup dan malu sampai-sampai dia ngomong ngelantur tentang makanan di pesawat yang rasanya tidak enak.

"Tunggu aku di sini" perintah Xiao Nai sambil mengcup tangan Wei Wei.


Wei Wei masih terus membeku di sana sambil memandangi tangannya yang barusan dic**m Xiao Nai selama beberapa saat, sebelum akhirnya dia sadar kalau dia sudah terlalu patuh dengan berdiam diri di sana menunggu Xiao Nai.

Setelah berusaha menenangkan dirinya sambil bergaya aneh-aneh, dia langsung menyuruh dirinya sendiri untuk melarikan diri dari sini.


Dia pun langsung mengangkat kopernya diam-diam. Tepat saat itu juga, seorang pengantar makanan datang membawakan pesanan makanan untuknya dari Xiao Nai.

Wei Wei asal memberinya uang pecahan besar tapi si pengantar makanan tidak punya uang kembalian.

Tiba-tiba Wei Wei punya ide bagus untuk melarikan diri dari sana... membayar makanan itu langsung ke tokonya, dengan begitu dia akan punya alasan bagus untuk pergi.

Dia menyuruh si pengantar makanan menunggunya sebentar agar dia bisa menulis pesan untuk Xiao Nai.


Setelah rapat dengan si partener bisnis selesai, Xiao Nai malah mendapati kantornya sudah kosong dan cuma ada pesan dari Wei Wei yang beralasan kalau dia harus pergi untuk membayar tagihan makanan di toko.

"Melarikan diri yah melarikan diri. Alasan yang dia sebutkan bahkan terdengar sangat tidak tulus" gerutu Xiao Nai

Dia lalu menelepon Wei Wei dan bertanya dimana Wei Wei sekarang. Wei Wei berkata kalau dia sedang bersih-bersih di Xiao Ling sekarang.

Xiao Nai langsung minta alamat. Tapi Wei Wei yang masih malu, menolak menjawabnya dan berusaha meyakinkan Xiao Nai untuk tidak usah datang.

"Wei Wei, apa kau malu?"

Gengsi, Wei Wei langsung menyangkal dengan memberikan alamat rumah Xiao Ling, bahkan menyuruh Xiao Nai datang dengan membawa dua botol jus lalu cepat-cepat menutup teleponnya.


Begitu Xiao Nai datang tak lama kemudian, Wei Wei langsung memakaikan sebuah topi koran lalu cepat-cepat mendorong Xiao Nai ke dapur dan menyuruh Xiao Nai membantunya membersihkan dapur.

Bersambung ke episode 18

Post a Comment

0 Comments