Sinopsis Her Lovely Heels episode 5

Sinopsis Her Lovely Heels episode 5


Setelah membeli sekotak es krim, Tae Soo mengendarai mobilnya dengan ceria. Saat ia berhenti di lampu merah, dia berusaha menelepon Ji Hoo tapi Ji Hoo tidak mengangkatnya.


Karena tepat saat itu, Ji Hoo sedang bimbang dengan keberadaan Yeon Ho di rumahnya, ia lalu memutuskan untuk mengirim pesan pada seorang wanita bernama Hee Eun untuk memberitahu Hee Eun (errr...bingung sama namanya yang benar yang mana? di episode 4 di subtitlenya namanya Hee Yeon tapi di subtitle yang sekarang namanya Hee Eun) bahwa Yeon Ho sekarang sedang berada di rumahnya dan mabuk. Ji Hoo lalu meminta Hee Eun untuk datang menjemput Yeon Ho.

Setelah mengirim pesannya, Ji Hoo memberitahu Yeon Ho bahwa dia sudah menghubungi Hee Eun yang akan segera datang untuk menjemputnya.

"Kalau dia datang pergilah ke rumah sakit" ujar Ji Hoo


Saat mendengarnya, Yeon Ho langsung kaget dan mengeluh "Aku kan sudah bilang, aku sudah putus dengan Hee Eun"

Ji Hoo memberitahu Yeon Ho bahwa tadi sebelum dia datang, Hee Eun meneleponnya.

Ji Hoo tidak peduli apapun status hubungan Yeon Ho dengan Hee Eun, tapi Ji Hoo tahu bahwa Yeon Ho datang ke rumahnya dalam keadaan seperti ini karena hubungannya dengan Hee Eun sedang mengalami masalah.

Yeon Ho lalu menelepon Hee Eun, ia berbohong pada Hee Eun dengan memberitahunya bahwa dia sudah pergi dari rumah Ji Hoo supaya Hee Eun tidak perlu datang ke rumah Ji Hoo.

Setelah memutuskan teleponnya, Yeon Ho meminta Ji Hoo untuk tidak menemui Hee Eun jika Hee Eun datang nanti. 

"Maaf atas semuanya" Yeon Ho merasa bersalah 


Yeon Ho lalu pemit pergi dan berjalan sempoyongan keluar rumah Ji Hoo, namun baru beberapa langkah ia langsung berhenti karena terkejut melihat kedatangan Hee Eun.

"Kau sudah pergi?" Hee Eun menyindir kebohongan Yeon Ho

Saat melihat kedatangannya, Yeon Ho langsung menghela napas berat sementara Hee Eun mengalihkan pandangannya pada Ji Hoo dengan marah. Saat ia hendak menghampiri Ji Hoo, Yeon Ho langsung menahannya untuk mengajaknya pulang dan bicara.


Tapi Hee Eun sedang sangat marah sampai-sampai ia langsung menampik tangan Yeon Ho dengan kesal lalu mempercepat langkahnya menghampiri Ji Hoo lalu PLAK!! Hee Eun pun menampar Ji Hoo.

"Aku sudah memperingatkanmu. Jangan ikut campur diantara kami lagi" ujar Hee Eun dengan kesal

"Apa?"


"Yeon Ho saat ini sedang kesusahan karena bertengkar denganku. Kau kan juga tahu itu. tapi kelakuanmu itu..."

PLAAAK!!! Ji Hoo balas menampar Hee Eun sebelum Hee Eun sempat menyelesaikan omongannya. Ji Hoo langsung mengingatkan Hee Eun bahwa dia tidak ikut campur, Hee Eun-lah yang telah kelewatan, jadi sebaiknya Hee Eun sadar diri.


Hee Eun langsung kesal dan menyuruh Ji Hoo untuk jujur saja dan mengakui bahwa dia tidak bisa hidup tanpa Yeon Ho, mengakui bahwa dia tidak bisa melupakan Yeon Ho.

"Hei, KIM HEE EUN!!" teriak Yeon Ho

Mendengar teriakan Yeon Ho, Hee Eun malah menyuruh Yeon Ho untuk mengaku juga bukankah Yeon Ho berpikir bahwa semua yang dikatakannya tadi benar. Yeon Ho hanya terdiam mendengar mendengarnya.


"Iya semuanya benar" ujar Ji Hoo menyela Hee Eun

Hee Eun benar, dia memang perna mengira bahwa dia tidak bisa hidup tanpa Yeon Ho, tapi itu semua masa lalu. Sekarang ini, Ji Hoo sudah memiliki seseorang yag dia sukai dan orang itu pun menyukainya.

"Jadi tolong jangan membuat keributan disini dan selesaikan masalah kalian berdua di luar rumah ini. Pada akhirnya masalah ini adalah masalah kalian berdua" teriak Ji Hoo

Tapi Hee Eun masih belum mau mengalah dan memperingatkan Ji Hoo untuk bersikap tidak peduli pada apapun yang dilakukan oleh Yeon Ho baik dia mabuk atau tangannya terputus sekalipun, jika memang Ji Hoo sudah tidak punya perasaan apapun pada Yeon Ho.


"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" teriak seseorang

Mereka semua lalu berpaling dan melihat Tae Soo sedang berdiri didepan halaman depan rumah Ji Hoo sambil mempelototi Hee Eun dan Yeon Ho dengan kesal.


Tae Soo lalu menghampiri mereka. Saat ia tiba dihadapan Yeon Ho, kedua pria itu langsung saling menatap dengan kesal. 


Tae Soo lalu berjalan menghampiri Ji Hoo dan berdiri diantara Hee Eun dan Ji Hoo seolah sedang melindungi Ji Hoo.

"Pacarmu yang mengganggu Ji Hoo atau kau yang membuat masalah dengan Ji Hoo, kalian berdua sama saja" sindir Tae Soo

Yeon Ho langsung tersinggung mendengarnya "Apa kau sudah selesai bicara?!"


Saat Ji Hoo hendak menghentikannya agar dia sendiri saja yang menyelesaikan masalah ini, Tae Soo tidak mempedulikannya dan tetap melanjutkan omongannya untuk melabrak mereka berdua.

"Apa kau tidak bisa melihat situasi? Karena kau merasa kekurangan, kau jadi mencari masalah dengan Ji Hoo" teriak Tae Soo

Yeon Ho langsung marah mendengarnya, namun saat ia hendak melabrak Tae Soo dengan marah, Hee Eun langsung mendahuluinya untuk bertanya apakah Tae Soo adalah pacarnya Ji Hoo.

"Sepertinya kau masih belum tahu. Jika kau tahu kalau dia menyukai pacarku, dia mungkin akan mati"

Tae Soo terkejut namun dia cepat-cepat menutupinya dengan senyuman dan menyatakan pada Hee Eun bahwa dia sama sekali tidak peduli dengan masa lalu Ji Hoo.

"Aku tidak tahu tentang hal lainnya, tapi aku tahu dengan baik seberapa banyak Ji Hoo menyukaiku"



Karena itulah sebaiknya Hee Eun sekarang meminta penjelasan yang benar pada pacarnya, jika mereka tidak menyukainya maka mereka bisa putus saja dan jangan membuat orang lain bingung.

"Apa-apaan ini? Apa kalian tidak merasa kalau kalian ini menyedihkan?"

Yeon Ho langsung menunduk kalah dan begitupun dengan Hee Eun yang langsung menyeret Yeon Ho untuk pulang.


Setelah mereka berdua pergi, Tae Soo langsung menunduk untuk membersihkan pecahan potnya, tapi Ji Hoo cepat-cepat menghentikannya. Ji Hoo lalu mengambil sapu untuk membersihkan pecahan potnya. Dan tepat saat itu, Tae Soo melihat kaki Ji Hoo berdarah.

"Ada apa dengan kakimu? Kakimu terluka, apa kau keluar rumah dengan bertelanjang kaki?" teriak Tae Soo cemas, tapi Ji Hoo hanya terdiam merasa bersalah.


Mereka lalu masuk kedalam rumah, Tae Soo mengobati lukanya sementara Ji Hoo hanya terdiam menatapnya. Setelah Tae Soo selesai mengobati kakinya, Ji Hoo meminta maaf pada Tae Soo.


Tae Soo langsung menyelanya untuk memberitahunya bahwa saat ini dia merasa marah. Tae Soo tidak tahu apakah dia boleh merasa marah pada Ji Hoo.

"Ji Hoo-ssi, dengarkan aku baik-baik. Aku tahu dengan baik seberapa banyak kau menyukaiku. Karena itulah aku berkencan denganmu. Karena aku merasa kau menyukaiku, aku mencobanya dengan berkencan denganmu"


Tapi setelah apa yang ia dengar tadi, Tae Soo tahu seberapa banyak Ji Hoo menyukai Yeon Ho. Ji Hoo langsung berca-kaca mendengarnya. Namun saat dia hendak membela diri, Tae Soo langsung menyelanya.

"Karena itulah yang ingin kukatakan adalah aku tidak menyukaimu sebanyak kau menyukaiku. Karena itulah aku tidak punya hak untuk menyuruhmu melupakan pria itu" ujar Tae Soo

Ji Hoo langsung terluka mendengarnya. Tapi bagaimanapun jika Ji Hoo masih ingin berkencan dengannya, maka Ji Hoo hanya akan terluka sama seperti saat dia berkencan dengan Ji Hoo, Tae Soo bertanya apakah Ji Hoo merasa baik-baik saja berkencan dengan cara seperti itu. Ji Hoo berusaha keras menahan tangisnya dan tidak menjawab pertanyaan Tae Soo.


Saat Tae Soo keluar rumah Ji Hoo, dia melihat pot yang pecah itu sejenak sebelum akhirnya pergi tanpa mempedulikan pot itu.

Setelah Tae Soo pergi, Ji Hoo masih duduk di sofa sendirian dan menangis sedih. Pada saat yang sama, Tae Soo merenung memandangi pemandangan kota Seoul dari jendela apartemennya.


Keesokan harinya di kantor, saat sedang melewati meja kerjanya Tae Soo, Ji Hoo langsung sedih melihat meja itu sekarang sedang kosong karena Tae Soo harus bekerja di luar.


Tae Soo ternyata sedang pergi bekerja di luar bersama manager Im menemui salah seorang klien mereka. Setelah menyelesaikan pekerjaan mereka, Tae Soo bertanya apakah manager Im akan kembali ke kantor.

"Tidak, aku hanya akan menyelesaikan pekerjaanku disini... bersamamu" ujar manager Im

Sayangnya Tae Soo masih harus kembali ke kantor karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya.


"Bagaimana kalau kita membolos saja?" manager Im berusaha merayu Tae Soo sambil menggandeng tangan Tae Soo

Tae Soo langsung protes bagaimana kalau sampai ada orang melihat apa yang sedang mereka lakukan ini, bisa-bisa orang-orang salah paham. Kalau sampai itu terjadi dan reputasi manager Im rusak, Tae Soo tidak mau bertanggung jawab.


Manager Im langsung menghela napas kecewa dan mengeluh "Aku kesepian"

Manager Im berusaha kembali untuk meminta Tae Soo jalan-jalan bersamanya sebentar lalu makan malam bersamanya. 

Tae Soo jadi heran sendiri, apa hari ini ada sesuatu yang spesial sampai manager Im bersikap seperti ini. Manager Im hanya tersenyum mendengar pertanyaan Tae Soo dan langsung menyeretnya tanpa menjawab pertanyaannya.


Malam harinya, mereka makan malam berdua di sebuah restoran. Saat Tae Soo melihat ada sebuah kue ulang tahun yang sudah dihiasi dengan lilin yang menyala, Tae Soo langsung bertanya apa ini.

"Ulang tahunku" manager Im memberitahu Tae Soo


Setelah manager Im meniup lilinnya, Tae Soo langsung merasa bersalah lalu mengeluh karena manager Im tidak memberitahunya dulu. Jika Tae Soo tahu, dia pasti akan memberikan hadiah.

"Hadiahku sudah duduk didepanku" kata manager Im

"Aku?"

"Iya, kau. Orang yang kusukai"

Tae Soo langsung tertawa "Noona, kau sangat unik. Bagaimana bisa kau menyatakan cinta seolah bukan masalah besar sampai membuat orang yang mendengarnya jadi ketakutan"


"Baguslah, kalau kau sudah mendengar pernyataan cintaku"

Tae Soo langsung mengeluh dan mengira semua ini hanya candaan manager Im saja. Saat mendengar Tae Soo mengira pernyataan cintanya hanya candaan, manager Im langsung menaruh peralatan makannya dan bertanya apakah dia boleh bercanda lebih lagi.


Manager Im mengaku bahwa akhir-akhir ini hanya dengan melihat Tae Soo saja, dia merasa hatinya bergedup kencang, Tae Soo yang dulu hanya seorang teman dan adik sekarang Tae Soo telah berubah menjadi pria cakap, keren dan seksi.

"Aku menyukaimu"

Senyum Tae Soo langsung menghilang saat mendengarnya.

"Ayo kita menikah" manager Im melamar Tae Soo

Tae Soo langsung terdiam bingung tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.


Pada saat yang sama, Ji Hoo sedang menunggu kedatangan Tae Soo didepan gedung apartemennya. Dia terus menerus mengecek ponselnya sambil berusaha melawan udara dingin dengan menghembuskan napasnya pada tangannya sendiri. 

Ji Hoo terus menunggu kedatangan Tae Soo dengan sedih saat jam di ponselnya menunjukkan bahwa saat itu sudah jam 2:29 dini hari.


Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments