Sinopsis The Eternal Love Episode 8 - 1

Sinopsis The Eternal Love Episode 8 - 1


Yi Huai menemui kedua penyihir bertudung dan memberitahu mereka tentang ruang rahasia yang ada di perpustakaan rumahnya Tuan Qu. 

Tapi saat dia beruaha menyentuhnya, dia terdorong oleh sebuah kekuatan yang besar dan benda itu memancarkan cahaya ungu yang menyilaukan mata.

Dia juga menyodorkan sebuah kertas berisi informasi keberadaan ruang rahasia itu beserta cara membukanya.

Tapi saat mereka hendak mengambilnya, Yi Huai menariknya kembali dan menuntut janji mereka. Mereka sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan, jadi sekarang gilirannya.

"Setelah kami mendapat Mutiara Penekan Jiwa, Tuan kami sendiri akan datang kemari. Dong Yue akan menjadi milikmu." Ujar si wanita.

"Siapa Tuan kalian itu?"

"Lebih baik kau tidak perlu tahu." Kata si pria sambil merebut kertas itu. Mereka lalu pergi.

 

Keesokan harinya, Jing Xin sedang mempersiapkan segala keperluan kedua nonanya sebelum salah satu dari mereka bangun. Tan Er akhirnya bangun tak lama kemudian dan tanya kenapa Jing Xin tidak membangunkannya.

Mengira yang bangun Xiao Tan, Jing Xin menggerutu ngambek, dia tidak mau bicara dengan orang yang tidak menepati janjinya. 

"Kenapa kau tiba-tiba marah-marah?" Bingung Tan Er.


Saat itulah Jing Xin baru sadar kalau yang bangun adalah Tan Er. Sekali lagi Tan Er tanya kenapa Jing Xin tidak membangunkannya. Jing Xin langsung canggung, itu karena Xiao Tan bilang kalau dia tidak enak badan dan ingin tidur lebih lama. Makanya Jing Xin membiarkannya tidur.

Mendengar Jing Xin menyebut masalah tidak enak badan, Tan Er juga baru sadar kalau seluruh badannya pegal-pegal. Jing Xin cuma bisa senyum canggung, tak berani mengatakan apapun.

"Tapi kau juga bilang tentang tidak menepati janji. Apa maksudnya itu?"

"Bukan apa-apa. Itu hanya janji diantara aku dan Xiao Tan."

"Janji apa?"


Tapi karena Jing Xin ragu mengatakannya, Tan Er memutuskan tidak mau peduli apapun urusan diantara mereka. Tiba-tiba pelayan mengumumkan bahwa Lian Cheng mengundang Tan Er makan siang bersama.

Takut ketahuan, Jing Xin berusaha membujuk Tan Er untuk menolak undangan itu, lagian kan dia sedang tidak enak badan.

Tapi Tan Er memutuskan menerima undangan itu. Bagaimanapun, dia istri pangeran yang punya beberapa tanggung jawab.

 

Kedua penyihir pergi ke perpustakaan keluarga Qu dan akhirnya mereka mendapatkan Mutiara Penekan Jiwa itu.

Tapi menyadari mereka berdua tidak akan mampu mengendalikan kekuatan magisnya, mereka pun segera memakai kekuatan sihir mereka untuk memanggil Tuan mereka.


Tuan mereka langsung ketawa ngakak saat melihat Mutiara Penekan Jiwa yang sudah lama dicarinya itu. Kedua penyihir pun mengucap selamat untuknya, sekarang kekuatan Tuan mereka tak akan tertandingi.

"Bagaimana dengan orang yang kusuruh kalian kejar?" Tanya Tuan mereka.

"Kami masih belum menemukannya."

"Begitu urusan kita dengan Mo Yi Huai dan keluarga Qu selesai, kalia berdua bisa bergerak. Untuk sementara waktu, jaga benda itu dengan baik dan jangan biarkan siapapun mengambilnya."


Tan Er datang tak lama kemudian. Lian Cheng sudah menyiapkan makanan kesukaan Xiao Tan, ikan pedas.

Cemas karena nonanya yang satu ini tidak suka pedas, Jing Xin berniat mengambilkannya sup, tapi Tan Er menolaknya.

Lian Cheng menyadari hari ini istrinya sangat pendiam dan langsung menggodanya. "Kenapa? Apa mungkin kau malu? Semalam..."

Tan Er langsung panik mendengarnya, apa yang terjadi semalam? Cemas, Jing Xin buru-buru mengajak Tan Er kembali ke kamar untuk istirahat, dia kan sedang tidak enak badan.


Tapi Tan Er langsung menyuruhnya menunggu di luar dan menuntut Lian Cheng tentang apa yang sebenarnya terjadi semalam.

"Semalam, kita berdua saling terikat seperti lem."

Shock, Tan Er langsung pura-pura tak enak badan sebagai alasan untuk segera kembali ke kamarnya. Lian Cheng jadi semakin bingung, ada apa lagi sekarang?


Begitu kembali ke kamar, Tan Er kembang kempis menahan amarah. Jing Xin sampai takut melihatnya, ada apa dengannya?

"Lain kali kalau Xiao Tan muncul, katakan padanya, aku akan memutus hubungan dengannya!"

"Nona..."

"Kau juga tidak becus, jadi kau juga akan dihukum!"


Jing Xin langsung berlutut dengan penuh rasa bersalah, Tan Er boleh menghukumnya sesuka hatinya. Tan Er langsung mengambil kemoceng untuk memukulnya.

Tapi melihat wajah Jing Xin yang tampak ketakutan walaupun dia rela mendapat pukulan, Tan Er jadi tak tega dan mengurungkan niatnya. Tapi dia menegaskan kalau dia mengampuni Jing Xin bukan karena dia memaafkan Jing Xin.


Dia lalu meminta Jing Xin untuk memberitahu apa yang terjadi sebelum mereka saling berganti kendali atas tubuhnya.

Tan Er bertekad untuk memaksa Xiao Tan keluar dari tubuhnya. Dia tidak mau lagi menjadi Qu Xiao Tan. Jing Xin protes tak suka, kenapa Tan Er melakukan ini?

"Jawab saja pertanyaanku! Apa yang terjadi sebelum kami bertukar?"

Jing Xin pun mulai menyebutkan berbagai insiden yang membuat mereka bertukar. Seperti saat kepala Tan Er terbentur, juga saat dia dihukum dan dimarahi.

Kalau begitu, Tan Er memutuskan untuk tidak pulang ke keluarga Qu biar dia tidak dihukum atau dimarahi. Tapi dia tak tahu apa yang harus dia lakukan biar kepalanya tidak terbentur.


Lian Cheng mondar-mandir memikirkan sesuatu sampai Jing Xuan protes, bisa tidak dia berhenti mondar-mandir? Bikin pusing kepala saja.

Lian Cheng yakin kalau Yi Huai pasti punya rahasia yang tidak bisa dia katakan.

Bertekad mencari jawabannya, mereka mengungkap semua informasi yang mereka miliki.

Pertama, Lian Cheng mengikuti Yi Huai ke perpustakaan kediaman keluarga Qu dan melihat cahaya ungu yang sangat terang.

Jing Xuan melapor kalau dia mengirim orang ke sana untuk menyelidikinya. Dan berdasarkan informasi penjaga di sana, dia melihat ada dua orang berpenampilan mencurigakan masuk ke ruangan itu. Yu Hao juga melapor bahwa dia membuntuti Yi Huai dan melihatnya bertemu dengan dua orang aneh.


Lian Cheng curiga, apakah dua orang aneh yang mereka lihat itu, berpakaian seperti orang asing? Yang satu lelaki dan yang satunya wanita?

Yu Hao dan Jing Xuan sama-sama membenarkannya. Lian Cheng mengaku pernah bertarung melawan kedua orang itu dan hasil pertarungan mereka seri. Mereka pasti bersekongkol dengan Yi Huai.

"Yu Hao, setiap kali mereka bertemu, apa mereka pernah menyebutkan suatu benda?"

"Mutiara Penekan Jiwa."


Lian Cheng tiba-tiba punya ide dan menyuruh Yu Hao untuk menyebarkan rumor kalau dia mendapatkan mutiara berharga itu. Yu Hao pun langsung pergi untuk melaksanakan perintahnya.

"Untuk menyerang Kakak Pertama, kita harus menggunakan kecurigaannya. Dia pasti akan jatuh ke dalam perangkap kita." Ujar Jing Xuan.


Apakah ide jitu Tan Er untuk mencegah kembalinya Xiao Tan?... membungkus dirinya dengan selimut tebal sampai keringatan dan bdannya bau busuk. Wkwkwk. Jing Xin sampai harus menahan nafas selama bicara dengannya.

Dia mencoba mengajak Tan Er keluar, tapi Tan Er ngotot menolak. Dia bahkan protes melihat Jing Xin yang menahan nafas saat bicara dengannya. Apa Jing Xin merendahkannya sekarang?

"Tidak, tidak nona. Aku hanya memikirkan kebaikan nona." Ucap Jing Xin dengan penuh penderitaan menahan nafas. "Pangeran Pertama juga pasti ingin melihat nona bahagia, bukan?"

"Omong kosong apa yang kau katakan itu? Aku sudah lama berhenti memikirkan Pangeran Pertama."Ujar Tan Er.


Hmm... tapi sepertinya dia bohong lalu tiba-tiba saja Xiao Tan kembali menguasai tubuhnya dan langsung ngamuk-ngamuk. "Bau apaan ini?! Jangan bilang ini bau badanku!" (hmmm, mungkin mereka bisa bertukar jiwa saat lagi berbohong)

Xiao Tan sontak melempar selimut itu dari tubuhnya sambil ngomel-ngomel, buang semua itu! Jing Xin kaget melihat Xiao Tan kembali dan langsung menyampaikan pesan Tan Er yang ingin putus hubungan dengan Xiao Tan.


"Putus hubungan? Kasih tahu aku dulu apa yang terjadi sampai pakai selimut si*lan itu?!"

"Itu karena nonaku takut terpeleset dan kepalanya terbentur."

"Kenapa dia takut jatuh dan kepalanya terluka?"

"Itu karena nona lemah."

"Kau bohong. Kau sangat terkejut saat kau melihatku barusan. Kau menyembunyikan sesuatu dariku, kan?"

"Tidak. Jing Xin tidak akan pernah berbohong. Hanya saja, aku takut kau akan marah jika aku mengatakan sesuatu."


"Begini saja. Aku akan menanyaimu dan yang harus kau lakukan hanya mengangguk atau menggeleng."

Apa Tan Er sudah tahu tentang apa yang terjadi padanya dan Lian Cheng? Terus dia marah dan karena itukah dia ingin putus hubungan? Jing Xin mengangguk.

Jadi itu alasannya pakai selimut tebal itu? Untuk mencegahnya biar dia tidak muncul? Jing Xin menggeleng ragu... tapi akhirnya mengangguk juga.


Xiao Tan jelas kesal pada Tan Er. Hanya karena masalah sepeleh seperti itu saja, Tan Er tega melakukan ini padanya. Jing Xin berusaha menenangkannya dan meminta pengertiannya. Nonanya melakukan ini hanya karena dia marah dan tak punya pilihan lain.

"Dia tidak punya pilihan lain? Kurasa dia melakukannya dengan sengaja! Dia mau membunuhku! Qu Tan Er, aku tidak akan memaafkanmu kali ini!"

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments