Sinopsis The Eternal Love Episode 5 - 1

Sinopsis The Eternal Love Episode 5 - 1


Xiao Tan kembali ke kamarnya dengan kesal. Jing Xin tanya bagaimana hasilnya dan Xiao Tan langsung membentaknya, "Buruk sekali! Aku hampir kehilangan nyawaku! Yah, Tuhan! Dosa apa yang telah kuperbuat sampai Kau menghukumku seperti ini?!"


Jing Xin berusaha menyemangatinya, mereka kan bisa memikirkan jalan lain. Tapi Xiao Tan terlalu frustasi dan langsung menjerit sekeras-kerasnya... lalu mendadak joget-joget alay sambil nyanyi lagunya Justin Beiber. Hahahaha!


Cemas melihat nonanya menggila, Jing Xin memberitahunya bahwa dia dengar, tempat tidur itu pernah dimiliki oleh seorang Pangeran di masa lalu yang terkenal memiliki kemampuan medis. Dia juga dengar kalau tempat tidur itu dibuat oleh seorang tukang kayu tua di luar kota.


Xiao Tan langsung berhenti menggila mendengar informasi itu. Kalau begitu, mereka bisa mulai dari tukang kayu tua itu, mungkin saja mereka bisa menemukan petunjuk. Dia pun  memerintahkan Jing Xin untuk pergi mencari keberadaan tukang kayu tua itu besok.


Lian Cheng memanggil seorang pelayan yang mengaku kalau dia merasa Istrinya Pangeran memang agak aneh. Terkadang dia bersikap seperti nona bangsawan, tapi terkadang dia penuh semangat dan mengatakan banyak hal yang sulit dimengerti.

Salah seorang pelayan Tan Er mengatakan bahwa Tan Er menyukai pakaian tradisional berwarna lembut. 

Tapi pelayan lainnya bilang kalau Tan Er menyukai pakaian berwarna terang dan modelnya agak... pelayan ragu mengatakannya.


"Modelnya kenapa?"

"Pakaian model agak terbuka."

Lian Cheng sontak menggebrak meja dengan marah dan mengusir si pelayan. Teringat dua kepribadian istrinya yang memang sangat bertolak belakang, Lian Cheng heran yang mana kepribadiannya yang sebenarnya.


Yi Huai menyelinap masuk ke Perpustakaan Kerajaan yang saat itu sedang kosong. 

Dia langsung mencari-cari ke semua rak sambil bertanya-tanya apa itu Mutiara Penekan Jiwa? Apa benar benda itu tersembunyi di dalam istana ini?

Tak ada apapun di rak. Tapi saat dia mencoba mengetuk bagian bawah rak, dia mendapati salah satunya bergema lebih nyaring. Dia membukanya dan menemukan sebuah kertas di dalamnya.

Tapi saat dia hendak mengambilnya, dia mendengar ada orang masuk. Yi Huai pun bergegas menutup laci rahasia itu dan menyembunyikan dirinya di bawah meja. Untunglah dia tidak ketahuan.


Begitu orang itu pergi, dia mengeluarkan kertas itu. Surat itu tertulis sebuah puisi yang pernah dibaca Xiao Tan sebelum dia pingsan dan terbawa ke masa lalu: Minum terus tapi tidak mabuk.

Yi Huai heran, ini tulisan tangan mendiang Kaisar. Tapi apa arti puisi ini? Apa mungkin ada hubungannya dengan Mutiara Penekan Jiwa? Dia memutuskan mengembalikan kertas itu ke tempat semula lalu pergi.


Lian Cheng sedang melukis sambil memberitahu Jing Xuan tentang istrinya yang kemarin menyelinap masuk ke kamarnya. Jing Xuan terkejut mendengarnya, apa dia sungguh mata-mata yang dikirim Menteri Qu dan Kakak Pertama mereka.

"Mungkin tidak. Xiao Xuan, hari ini kan ada pertunjukan bagus untuk dilihat." Ujar Lian Cheng.


Tepat saat itu juga, pelayan mengumumkan kedatangan Xiao Tan. Lian Cheng memberitahu adiknya kalau pemeran utama wanita untuk pertunjukan hari ini sudah datang.

Jing Xuan menyapanya dan Xiao Tan langsung antusias melihat adik iparnya yang ternyata masih sangat muda dan sangat tampan. Sepertinya kualitas keluarga kerajaan mereka cukup tinggi.

"Berapa banyak hati gadis muda yang akan patah hati karenamu? Adik ke-14, bermainlah bersamaku saat kau sedang ada waktu." Kata Xiao Tan antusias. Semangatnya jelas membuat Jing Xuan tercengang.


Tapi begitu melihat lirikan tajam Lian Cheng, Xiao Tan buru-buru melepaskan tangannya dari Jing Xuan. Apa dia sudah menganggu mereka.

Jing Xuan menyangkalnya, Lian Cheng hanya bilang kalau istrinya bukan wanita biasa. Setelah bertemu Xiao Tan hari ini, dia menyadari kalau itu benar. Tidak kok, Xiao Tan mengklaim kalau dia sama saja seperti wanita lainnya.

Xiao Tan lalu menyajikan sarapan yang dibawakannya untuk Lian Cheng lalu celingukan galau. Apa ada hal lain yang mau Xiao Tan katakan? 

Xiao Tan tanya, dia kan datang untuk melayani Lian Cheng, jadi apakah Lian Cheng akan menepati janjinya untuk mengampuni Jing Xin.

Lian Cheng mengiyakan. Senang, Xiao Tan pun pamit. Tapi Lian Cheng cepat menghentikannya dan menyuruhnya untuk menggilingkan tinta untuknya. Terpaksalah Xiao Tan melakukannya dengan setengah hati.


Tak lama kemudian, datanglah kedua selir yang langsung sok imut berusaha menggoda Lian Cheng. Tapi Lian Cheng bahkan tidak melirik mereka sedikitpun. Melihat Xiao Tan sedang menggiling tinta untuk Lian Cheng, kedua selir langsung berusaha merebut tempat tintanya.

Xiao Tan tak mau kalah dan jadilah ketiga wanita itu otot-ototan. Tapi kemudian, Xiao Tan dengan sengaja melepaskan tempat tintanya hingga tintanya terciprat mengenai kedua selir.

Sontak saja ketiga wanita itu ribut bukan main saling menyalahkan dan mengadu ke Lian Cheng sampai Lian Cheng harus menggebrak meja untuk mendiamkan mereka.

"Apa kalian bertiga baru bisa diam kalau kuusir keluar? Sepertinya aku terlalu lunak pada kalian! Sudah waktunya memberi kalian pelajaran! Hari ini, kalian harus menyalin peraturan keluarga!"


Kedua selir menyalin peraturan keluarga dengan serius dan hanya Xiao Tan yang malas-malasan. Tapi hukuman itu sebenarnya hanya alasan untuk membandingkan tulisan mereka dengan tulisan wanita dalam surat rahasia itu.

Kedua wanita langsung lulus uji begitu Lian Cheng membandingkan tulisan mereka. Dia langsung menyuruh mereka pergi dan memperingatkan mereka untuk hati-hati lain kali. Lin Cheng lalu menyuruh Jing Xuan untuk mengambilkan hasil tulisannya Xiao Tan.


Xiao Tan langsung panik soalnya dia belum selesai, Jing Xuan melihat Xiao Tan baru menulis dua kolom. Lian Cheng tak peduli, sini biar dia lihat. 

Lian Cheng langsung mengeluarkan surat itu untuk dibandingkan, tapi malah bingung melihat tulisan Xiao Tan yang amburadul. Wkwkwk!

Xiao Tan melihat apa yang sedang dilakukannya dan langsung merampas kertasnya dengan kesal dan melabrak Lian Cheng sambil meletakkan kakinya di atas meja. 

Jadi ternyata tujuan Lian Cheng menyuruh mereka menyalin peraturan keluarga itu karena Lian Cheng mencurigainya?


"Berapa kali harus kubilang, aku bukan mata-mata! Aku tidak mengirim informasi apapun! Kenapa kau tidak percaya padaku?! Kau sudah menghinaku, mana mungkin aku menulis ini!"

Xiao Tan tidak terima dan menuntut ganti rugi atas kerugian psikologis yang dideritanya ini. Lian Cheng santai, bagaimana kalau dia menolak?

Maka Xiao Tan akan mengajukan komplain, dia sudah diperlakukan secara tidak adil, jauh lebih buruk daripada Dou E (sandiwara tragis tentang janda yang difitnah).

"Hanya namanya saja Istri Pangeran ke-8, kenyataannya aky diawasi setiap hari. Aku tidak merasa aman sama sekali!"


"Baiklah. Apa yang kau inginkan?"

"Aku mau rnjangmu."

"Kenapa kau tertarik sekali dengan ranjngku?"

"Tidak kenapa-kenapa. Aku hanya merasa kalau itu bagus."

"Baiklah. Aku janji."

"Sungguh? Kau tidak boleh menyesalinya."

"Aku tidak pernah menarik kembali ucapanku."

"Baiklah kalau begitu. Jika tidak ada hal lain, aku pergi dulu."


Begitu Xiao Tan pergi, Lian Cheng menanyai Yu Hao. Apa dia yakin kalau yang menulis pesan ini adalah istrinya.

Yu Hao mengaku kalau malam itu sebenarnya dia tidak melihat wajahnya, dia menduga kalau orang itu Tan Er berdasarkan bajunya dan bentuk tubuhnya. 

Saat dia periksa, batu bata itu memang biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan orang luar.

Tapi melihat tulisan Xiao Tan, sepertinya surat itu ditulis oleh orang yang berbeda. Jing Xuan juga berpendapat bukan Xiao Tan yang menulis surat itu. Menurutnya, kakak iparnya itu bukan orang yang rumit. Dia cukup menarik malah.


"Kau baru bertemu dia satu kali. Yu Hao, apa menurutmu, istriku sangat aneh?"

Di satu waktu, istrinya tampak begitu sopan dan lembut. Tapi di waktu berikutnya, dia seperti orang yang berbeda dan mengatakan hal-hal yang sulit dimengerti. Yu Hao menduga jangan-jangan rumor itu benar, rumor yang mengatakan kalau Tan Er itu gila.

"Kurasa tidak begitu. Kecuali dia pura-pura. Atau... ada cerita rahasia lain di balik semua ini?"

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments