Sinopsis The Eternal Love Episode 2 - 2

Sinopsis The Eternal Love Episode 2 - 2


Lian Cheng akhirnya membuka kamar pengantinnya dan langsung mengisyaratkan Jing Xin untuk keluar. Jing Xin cemas dan berusaha keluar pelan-pelan biar tidak mengacaukan jebakannya. Tapi dia melakukannya dengan terlalu kentara yang jelas saja tak luput dari mata tajam Pangeran ke-8.


Begitu Jing Xin pergi, Lian Cheng langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan dan melihat ada tali jebakan yang terbentang di lantai. Xiao Tan santai saja meminta Lian Cheng masuk dengan nada menggoda.

"Kau sudah tidak sabar? Bagaimana kalau kau keluar dulu dan minum arak pernikahan denganku?"

Xiao Tan jelas tidak mau dengan alasan dia bisa mabuk, itu kan bisa mengganggu urusan yang lebih penting. Lagipula kain merah ini masih menutupi kepalanya, jadi Lian Cheng yang harus kemari dulu dan membuka penutup kepalanya ini.

"Baiklah. Aku datang."


Xiao Tan langsung antusias menanti Lian Cheng masuk ke dalam jebakannya. Tapi alih-alih berjalan, Lian Cheng dengan cerdiknya menghindari tali jebakan dengan melompat-lompat.

Melihat Lian Cheng mendekat tanpa kena jebakannya, Xiao Tan mau menarik talinya. Tapi Lian Cheng sigap menangkap tangannya dan langsung mendorong Xiao Tan ke tempat tidur dan menindihnya. Hahaha! Xiao Tan kontan jejeritan panik.

"Kau bilang kau sudah tidak sabaran? Ayo mulai saja sekarang." Goda Lian Cheng.

Xiao Tan memperhatikan wajah suaminya dan langsung mengenalinya, ternyata dia si Niang Pao yang waktu itu. Berusaha menghindari situasi ini, Xiao Tan mengajaknya minum arak pernikahan saja.


"Tidak perlu. Sudah larut malam. Ayo kita malam pertama dulu." Lian Cheng sudah mau menc***i lehernya. Tapi Xiao Tan sontak jejeritan panik "Aku lagi datang bulan! Datang bulan! Datang bulan! Err... maksudku aku sedang pendarahan bulanan."

"Jadi?"

"Jadi, mohon Yang Mulia istirahat di kamar lain."


"Jadi kau memanggil Pangeran Yi Huai kemari untuk menunjukkan padanya kalau kau jatuh cinta kepadaku?"

Xiao Tan jelas tidak tahu siapa itu Pangeran Yi Huai. Tapi Lian Cheng tak percaya dan sinis memuji kehebatan sandiwaranya Xiao Tan.

"Siapa yang bersandiwara?! Katakan!"

"Pertunjukan sudah usai. Kau bisa berhenti bersandiwara sekarang. Tidurlah."

 

Lian Cheng langsung bangkit dan melayang keluar untuk menghindari jebakan. Xiao Tan langsung ngomel-ngomel kesal mengutuki Lian Cheng.

Tapi saking kesalnya, dia sampai lupa dengan jebakannya sendiri dan santai saja berjalan melewatinya.

Kakinya langsung tersandung tali dan seketika itu pula timba di atas kepalanya jatuh dan air langsung mengguyurnya. Pfft! Balok kayu besar itu pun langsung menghantam belakang kepalanya sampai dia pingsan.


Keesokan harinya, Jing Xin yang sudah hapal dengan dua kepribadian nonanya, menyiapkan dua perlengkapan sekaligus. Jadi dia sudah siap tak peduli siapapun yang terbangun nanti.

Dan yang terbangun pagi itu adalah Tan Er dan dia langsung bingung dengan punggungnya yang sakit entah kenapa. Jing Xin hampir memanggilnya Xiao Tan, tapi menyadari lirikan Tan Er, dia langsung tahu kalau dia adalah Tan Er.

Jing Xin membantunya berdandan sementara Tan Er teringat kembali akan percakapannya dengan ayahnya waktu itu.

Flashback.


Setelah Lian Cheng pergi waktu itu, Tuan Qu tanya apakah Tan Er puas dengan calon suaminya. Tan Er tidak berani membantah karena ini pernikahan yang diatur Kaisar dan orang tuanya.

Tuan Qu mengingatkan Tan Er bahwa begitu dia menikah nanti, maka dia harus mendapatkan cinta dan kepercayaan Lian Cheng.

Dia juga harus memata-matai setiap gerak-geriknya. Tan Er harus ingat bahwa takdir keluarga Qu sekarang bergantung pada Tan Er.

"Tan Er mengerti. Tapi aku agak bodoh. Aku takut mengecewakan Ayah."


Tuan Qu tahu kalau Tan Er masih memikirkan Yi Huai. Karena itulah Tan Er mencoba bunuh diri saat Kaisar menjodohkannya dengan Lian Cheng.

Tapi karena sekarang Yi Huai sudah menikah dengan Kakaknya Tan Er, apa Tan Er masih ingin bersaing dengan kakaknya untuk mendapatkan Yi Huai?

Meski Tan Er masih belum bisa melupakan Yi Huai, tapi dia tetap harus tinggal di kediaman Lian Cheng dan melakukan apa yang seharusnya dia lakukan. Yaitu membantu Yi Huai untuk menjadi Putera Mahkota. Dengan begitu, Yi Huai akan menghargai apa yang telah Tan Er lakukan.

"Tan Er mengerti. Selama itu demi kebaikan Pangeran Yi Huai dan Ayah, Tan Er bersedia melakukan apapun."

Setelah Tuan Qu sedih, Tan Er hanyabisa merenung sedih memikirkan nasibnya yang hanya bisa menjadi bidak catur.

Flashback end.


Tan Er tanya apakah ini kediaman Pangeran Lian Cheng. Jing Xin membenarkannya, sekarang Tan Er sudah menjadi Istri Pangeran ke-8. Tan Er cemas, apakah semalam dia dan Pangeran ke-8...

"Pangeran Lian Cheng hanya masuk sebentar kemarin. Kalian berdua tidak tidur bersama."

Tan Er lega mendengarnya. Lalu apakah Pangeran Yi Huai datang? Jing Xin membenarkannya, tapi Tan Er malah memanggil Pangeran Lian Cheng dengan kata-kata itu di hadapan Pangeran Yi Huai, jadi Pangeran Yi Huai pergi dengan marah.


"Apa memanggil Pangeran Lian Cheng apa?"

Jing Xin pun langsung menirukan cara Xiao Tan menggoda Lian Cheng semalam. Tan Er heran dengan dirinya sendiri, sepertinya belakangan ini dia agak aneh. Jing Xin pasti ingat kan setiap kali dia jadi gila.

"Saat aku jadi aneh, kau harus mengingatkanku untuk menjaga sikapku dan ucapanku agar aku tidak melakukan sesuatu yang memalukan."

Dia juga memperingatkan Jing Xin untuk berhati-hati. Jika dia sedang gila, Jing Xing jangan sebut-sebut tentang hubungan antara Ayahnya dengan Pangeran Yi Huai... dan juga tentang hubungannya dengan Pangeran Yi Huai.


Tidak lama lagi Tan Er akan mengunjungi orang tuanya (pada hari ke-3 pernikahan, mempelai wanita akan mengunjungi rumah orang tuanya). Jika pada saat itu dia jadi gila, Jing Xin harus mengawasinya baik-baik.

Jing Xin tidak boleh membiarkannya melakukan sesuatu yang membuat Ayah dan Nyonya Qu marah. "Jing Xin, aku tahu kalau aku permintaanku terlalu banyak. Jika kau tidak bisa membedakan saat aku sedang gila atau tidak..."

Jing Xin langsung menyela. Dia bisa membedakannya kok. Misalnya jika Tan Er bilang kalau model rambutnya ini kuno, berarti waktu itu dia sedang gila.

Tan Er juga sedang gila jika dia mau alis model lurus alih-alih model melengkung. Juga saat Tan Er tak suka dipanggil 'Nona', dan lebih suka dipanggil 'Xiao Tan'.


Jing Xin terus mengoceh menyebutkan berbagai perbedaan antara kedua kepribadiannya. Tan Er memandangi bayangan dirinya di kaca dan berpikir bahwa 'dirinya yang lain' mulai mendiami tubuhnya sekitar sebulan yang lalu.

"Dia itu apa? Iblis atau makhluk abadi? Kenapa dia bersikap sangat aneh? Apapun yang terjadi, aku harus berhati-hati."

Tiba-tiba dua wanita datang mengunjunginya. Ternyata mereka adalah selirnya Lian Cheng dan kedua-duanya sama-sama nyebelin. Belum apa-apa sudah cemburu dan sinis menyindir permaisurinya Lian Cheng.


Tapi kedatangan mereka ke sana memang sengaja direncanakan oleh Lian Cheng. Dia menginstruksikan Yu Hao untuk menyebarkan berita bahwa semalam dia membiarkan permaisurinya tidur sendirian. Dan sesuai prediksi, mereka berdua langsung pergi ke kediaman Puteri Permaisuri.

Satu hal yang Yu Hao tidak mengerti. Lian Cheng tahu kalau kedua selirnya adalah mata-mata dan salah satunya patuh pada Pangeran Yi Huai, lalu kenapa Lian Cheng tidak menghentikan mereka menemui Puteri Permaisuri, malah memberi mereka alasan untuk menemuinya.


"Makhluk dan Bukan Makhluk tumbuh satu sama lain. Kelebihan dan kekurangan hanyalah perbandingan. Selalu ada dua sisi dalam semua hal. Kekurangan bisa menjadi keuntungan."

Pangeran Yi Huai pikir kalau dia punya mata-mata di mana-mana dan memiliki keuntungan dalam segala aspek. Tapi Lian Cheng akan bertindak sebaliknya. Dia akan menggunakan pionnya Yi Huai untuk menanganinya.

"Anak harimau tidak bisa ditangkap tanpa memasuki sarang harimau. Aku tidak khawatir mereka memiliki hubungan, aku justru khawatir kalau mereka tidak memiliki hubungan."

"Pangeran begitu bijak. Aku sungguh mengagumi itu."

"Tetap awasi Puteri Permaisuri Qu. Kita bisa menangani Pangeran Yi Huai atau tidak, semua bergantung padanya."

 

Kedua selir memberi hormat dengan setengah hati pada Tan Er dan tak segan menyindirnya terang-terangan. Mereka heran, Tan Er begitu cantik, bagaimana bisa Pangeran Lian Cheng membiarkannya tidur sendirian di malam pengantin.

Kalau begitu apa gunanya jadi cantik? Kalau Lian Cheng tidak menyukainya, maka itu artinya dia biasa-biasa saja.


Tan Er tetap tenang menghidangkan teh untuk mereka berdua, sementara kedua selir ganti topik membahas kedekatan hubungan Tan Er dengan Pangeran Yi Huai. Katanya dia bahkan mencoba bunuh diri demi Yi Huai.

"Sejak kapan kau berubah pikiran untuk menikahi Pangeran ke-8 kami?" Sindir Selir Yun.

"Kenapa mengungkit masalah itu. Pangeran Pertama memang baik, tapi Pangeran ke-8 kita mendapatkan dukungan dari Ibu Suri. Mungkin Puteri Permaisuri ke-8 mengira kalau Pangeran ke-8 memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan tahta, makanya dia berubah pikiran." Sindir Selir Yi.

"Pangeran Yi Huai pasti patah hati."

"Patah hati? Seharusnya Pangeran Yi Hui bahagia untuk Puteri Permaisuri Qu. Selain itu, Puteri Pertama kan Kakaknya Puteri Permaisuri ke-8. Mungkin mereka mendapatkan semua yang terbaik untuk keluarga mereka sendiri."


Tak tahan lagi, Tan Er langsung membanting teko tehnya, menyuruh mereka pergi dan menegaskan bahwa tidak ada hubungan apapun di antara dirinya dan Pangeran Yi Huai. Semua itu cuma rumor, jadi jaga ucapan mereka dan jangan mendengarkan semua kebohongan itu.

"Kau baru menikah dengan Pangeran ke-8, tapi sudah sombong. Kau itu cuma putri seorang selir yang beruntung menjadi permaisuri. Jangan anggap dirimu sebagai pheonix (simbol permaisuri)."


Jing Xin kesal dan sudah mau melabrak mereka, tapi Tan Er menghentikannya. Dia berjalan melewati Selir Yi, tapi Selir Yi dengan sengaja menjegalnya hingga Tan Er terjatuh dan pingsan (dia kok gampang pingsan sih? Hahaha)

 

Saat dia terbangun, Xiao Tan muncul dan langsung menggerutu mendapati badannya sakit semua. Kedua selir berniat keluar diam-diam.

Tapi Xiao Tan tegas menyuruh mereka berhenti. Xiao Tan heran, mereka berdua siapa?

"Mereka dua selirnya Pangeran ke-8." Kesal Jing Xin.

"Selir? Balik badan! Aku suruh kalian berbalik!"

Kedua selir berbalik dengan takut-takut. Xiao Tan sinis memperhatikan penampilan mereka lalu tanya apakah mereka pernah lihat istri menghajar selir? "Hari ini, aku akan membiarkan kalian mengalaminya!"


Xiao Tan pun langsung menampar Selir Yun keras-keras. Selir Yi sontak ketakutan dan berusaha melarikan diri. Tapi Xiao Tan sigap menangkapnya dan menamparnya juga, lalu menumbuk kedua wanita itu dan melempar mereka keluar dari kediamannya. (Hahaha, Xiao Tan keren deh!)

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments