Sinopsis The Eternal Love Episode 15 - 1

Sinopsis The Eternal Love Episode 15 - 1


Xiao Tan dengan sengaja membiarkan Tan Er bertemu dengan Yi Huai. begitu melihat Yi Huai, Tan Er berniat pergi. Tapi Yi Huai sudah terlanjur melihatnya dan langsung menegurnya.

"Apa ini idenya Xiao Tan?"

Jing Xin membenarkan. "Xiao Tan bilang, kalau ada yang mau katakan, kau harus mengatakannya dengan jelas di hadapan Putera Mahkota. Lagipula Pangeran Ke-8 belum sadar, jadi dia tidak akan cemburu."


Tan Er akhirnya mau menemui Yi Huai tapi dengan sikap formal dan dingin, dia bahkan tidak mau menatap mata Yi Huai.

"Bagaimana luka Adik Ke-8?"

"Dia masih belum sadar. Tapi orang baik selalu diberkati oleh Langit. Dia pasti akan selamat dan sembuh kembali. Tapi berita ini mungkin bukan hal yang ingin kau dengar, bukan?"

Yi Huai mengaku kalau dia sudah tahu dari tabib istana kalau lukanya Lian Cheng sangat parah. Tapi dia meyakinkan kalau percobaan pembunuhan ini tidak ada hubungannya dengannya. Dia tidak mungkin menempatkan Tan Er dalam bahaya.

Tapi kemudian dengan entengnya dia berkata bahwa Tan Er tidak perlu khawatir jika terrjadi sesuatu pada Lian Cheng, Tan Er bisa menikah lagi dengannya, dia janji tidak akan membuat Tan Er menderita.


Tan Er mendengus sinis mendengarnya. Dia sedang menertawakan kebodohannya sendiri karena tidak sedari awal dia menyadari betapa dingin dan kejamnya Yi Huai.

"Sebelumnya kau berbohong padaku. Sekarang, kau bahkan bisa berbohong tanpa mengedipkan mata."

Yi Huai bersikeras kalau dia melakukan semua ini agar mereka bisa bersama. Walaupun menurutnya, kadang kala dia harus membuat Tan Er menderita.

Tan Er menolak mendengarkan ocehannya lebih lanjut. Yi Huai tidak perlu terus berbohong padanya ataupun pada dirinya sendiri.

"Jika semua hal yang kau lakukan demi aku, maka berhentilah. Jika bukan demi dirimu sendiri, maka kau tidak perlu terus memberitahuku. Jangan menyeretku ke dalam hal ini. Silahkan anda kembali, Putera Mahkota."

Tan Er berbalik pergi. Tapi Yi Huai tiba-tiba menariknya kembali lalu menc**mnya paksa. Tan Er sontak mendorongnya dan menamparnya.

"Kau... tidak akan menyesalinya?"

"Aku bukan lagi Qu Tan Er yang dulu. Qu Tan Er yang sekarang, akan sepenuhnya mencintai Mo Lian Cheng seorang. Kalau dia pergi, aku juga tidak akan hidup sendirian. Aku akan mati bersamanya. Aku datang hanya untuk mengakhiri segalanya denganmu. Mulai sekarang, kita tidak punya hubungan satu sama lain."


Mereka berdua pun berbalik pergi ke arah yang berbeda. Masa lalu mereka yang indah pun, hanya tinggal kenangan sekarang.


Jing Xuan sudah kecapekan, tapi tetap saja mereka masih belum menemukan bukti sedikitpun. Tapi tiba-tiba saja, Jing Xuan melihat seorang kakek tua yang tampak mengintip dari balik tiang dan dia tampak mencurigakan.

Kakek itu mau pergi, tapi Yu Hao menghentikannya. Kakek itu mengaku kalau dia adalah pemilik gedung teater ini. Kalau begitu, apa dia ada di sini pada malam penyerangan Pangeran Ke-8? Tanya Jing Xuan.

Kakek menjawab tidak dan megklaim kalau dia ada di belakang panggung, tapi nada suaranya terdengar jelas gugup. Jing Xuan heran kenapa dia panik?

"Pangeran Ke-8 dan kedua Istrinya diserang di sini, makanya saya panik." Ujar Kakek, tak sadar kalau dia keceplosan.

Jing Xun jelas semakin curiga. Jelas-jelas pengumuman resmi mengatakan bahwa hanya Pangeran Ke-8 dan Istri pertamanya yang diserang. Lalu bagaimana bisa Kakek tahu ada dua istri malam itu?


"Itu... saya tak sengaja mendengar kedua istri bicara. Karena itulah saya tahu."

"Bohong! Kau tadi bilang kalau kau ada di belakang panggung, lalu bagaimana bisa kau mendengar mereka bicara?!" Bentak Yu Hao sambil menghunus pedangnya. Kakek sontak bersujud ketakutan. Jing Xuan dan Yu Hao akhirnya menemukan seorang saksi.


Begitu mendengar informasi kalau pelakunya adalah Qing Yun, Xiao Tan jelas langsung ngomel-ngomel kesal. "Dasar si Zhao Qing Yun itu! Cara dia menatapku seolah dia mau melahapku. Dan kali ini dia bahkan tidak bisa diam dan berniat menyingkirkanku?!"

"Menurut kesaksian pemilik teater, kita bisa yakin kalau Zhao Qing Yun lah pelakunya. Tapi, kita tidak punya bukti konkret sekarang ini. Jadi kita tidak bisa menuduhnya."


Melihat Yu Hao diam saja, Xiao Tan meminta Yu Hao untuk mengutarakan pikirannya. Yu Hao mengaku kalau dia merasa masalah ini aneh. Qing Yun memang tidak pernah menyukai Xiao Tan, tapi dia selalu mencintai Lian Cheng.

Qing Yun juga tahu betul kalau hubungan Lian Cheng dan Yi Huai memang buruk. Jadi Yu Hao yakin kalau Qing Yun tidak akan melakukan sesuatu yang membahayakan Lian Cheng.


Jing Xuan tak percaya dan menuduh Yu Hao membela musuh. Tapi Xiao Tan merasa ucapan Yu Hao masuk akal. Orang yang bekerja sama dengan Qing Yun tidak mungkin Yi Huai. Tapi jelas-jelas Qing Yun terlibat.

"Jika sasaran Zhao Qing Yun adalah aku, lalu siapa yang menyerang Cheng Cheng?... Aiya! Hubungan kalian rumit sekali. Aku tidak kenal baik dengan mereka semua, bagaimana aku harus menyelidikinya?"


Ah, tiba-tiba dia punya ide lalu menyuruh semua orang keluar kecuali Jing Xin dengan alasan biar tidak mengganggu Lian Cheng. Dia membisiki sesuatu ke Jing Xin lalu berbohong kalau dia tidak membenci Qing Yun.


Tak lama kemudian, yang keluar menemui kedua pria itu adalah Tan Er. Tak tahu kalau Jing Xuan sudah ada di sana sedari tadi, Tan Er pun langsung menyapanya dengan sopan dan meminta Jing Xuan untuk menceritakan kembali kejadian malam itu.

Jing Xuan sampai bingung sendiri mendengarnya. "Lagi? Kakak Ipar Ke-8, ingatanmu buruk sekali!"

Tapi dia tetap menurut dan mengulang kembali informasi yang dia miliki. Menurut kesaksian pemilik teater, dia melihat Qing Yun dan dan si pemimpin pembunuh muncul bersamaan di paviliunnya. Tapi...

Tan Er bisa menarik kesimpulan dari situ, Qing Yun tidak mungkin membunuh Lian Cheng. Jadi yang menyerang Lian Cheng, pasti orang lain.

Jing Xuan semakin bingung, mereka kan sudah membicarakan itu tadi? Apa Tan Er baik-baik saja? Kenapa dia bersikap seolah ingatannya lemah hari ini?


Mengacuhkan keheranan Jing Xuan, Tan Er mondar-mandir memikirkan masalah ini. Masalahnya, tiap kali dia mondar-mandir, Tan Er dan Xiao Tan muncul bergantian sambil mengemukakan pemikiran mereka masing-masing seolah sedang bicara sendiri.

Menurut Tan Er, ada dua kelompok pembunuh. Yang satu dikirim Selir dan targetnya adalah dirinya, sementara kelompok yang satunya masih belum diketahui dan target mereka adalah Lian Cheng.

"Kedua kelompok memakai baju yang sama. Sepertinya, mereka ingin membuat Selir menanggung kesalahan."


Dia berbalik dan Xiao Tan mendadak muncul. Dia yakin kalau Qing Yun bukan dimanfaatkan oleh Yi Huai. Tapi siapa lagi orang di Dong Yue ini yang akan memanfaatkan Qing Yun untuk mencelakai Cheng Cheng?

Dia balik lagi dan Tan Er mendadak muncul lagi. Dia berpikir kalau orang-orang yang bisa memerintahkan Qing Yun di Dong Yue ini hanya Ibu Suri dan Bangsawan Anle.

Tapi Ibu Suri selalu menyayangi Lian Cheng. Bahkan sekalipun Ibu Suri membencinya, sia tidak akan mencelakai Lian Cheng. Sementara Bangsawan Anle tidak mungkin membuat putrinya sendiri disalahkan atas insiden ini. Tan Er tak punya ide siapa lagi kemungkinan pelakunya.


Xiao Tan mendadak muncul lagi sambil ngomel-ngomel. "Siapa sebenarnya yang berusaha mencelakai Cheng Cheng?!"
Tan Er juga memikirkan hal yang sama, siapa kira-kira yang akan mendapat keuntungan dari insiden itu?... Ah, Xiao Tan tahu. "Qu Pan Er!"


Jing Xin dan Yu Hao santai-santai saja menonton keanehan Tan Er. Hanya Jing Xuan yang kebingungan sendiri, "Apa yang sebenarnya terjadi barusan?"

"Istri Pangeran mungkin terlalu patah hati, jadi... pikirannya rada kacau." Alasan Yu Hao. Jing Xin langsung manggut-manggut setuju.


"Melalui proses eliminasi, kita bisa simpulkan kalau Qu Pan Er lah yang paling mencurigakan!"

Tapi masalahnya, itu cuma dugaan. Untuk mendapatkan kebenarannya, maka mereka harus memulainya dari Zhao Qing Yun.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments