Sinopsis The Eternal Love Episode 14 - 2

Sinopsis The Eternal Love Episode 14 - 2


Pan Er lalu menceritakan masalah barusan pada ibunya. Dia yakin kalau kali ini, mereka bisa menang seratus persen. Dia yakin kalau Qing Yun akan melakukan sesuatu pada Tan Er. Bahkan hanya dengan menyebut nama Tan Er saja, Qing Yun seperti mau mengulitinya hidup-hidup.

Nyonya Qu senang, akhirnya mereka punya kesempatan untuk menyingkirkan Tan Er melalui Qing Yun. Tapi Pan Er punya rencana lain selain menyingkirkan Tan Er. Mereka bisa sekalian memukul dua burung dengan satu batu melalui kesempatan ini.

Sekarang ini, halangan terbesar bagi Yi Huai adalah Lian Cheng. Pan Er tidak akan membiarkan Lian Cheng mendapat dukungan dari keluarganya Qing Yun.

 

Kelemahan terbesar Lian Cheng kan Tan Er. Jadi dengan menyingkirkan Tan Er, mereka bisa sekalian membuat Lian Cheng tertimpa kemalangan.

"Pokoknya, aku harus memastikan Putera Mahkota duduk di singgasana. Tidak ada seorang pun yang boleh menghalangi kami. Jika tidak, maka mereka harus mati."


Qing Yun mondar-mandir galau sambil memegangi sertifikat rumahnya. Tapi kemudian dia tampak mantap mau melakukan sesuatu.

Karena Xiao Tan katanya sudah mengoleksi sertifikat rumah, Qing Yun menyuruh pelayannya untuk membawakan beberapa sertifikat rumah yang dimilikinya pada Xiao Tan. Dia juga menyuruh si pelayan untuk membawakan barang-barang berharga lainnya untuk Xiao Tan.

"Sekarang, kita akan berbaikan dengan Istri Pangeran. Kurasa, Pangeran juga pasti menginginkan ini."


Tak lama kemudian, kamarnya Xiao Tan sudah penuh dengan barang-barang berharga kiriman Qing Yun. Xiao Tan sampai heran melihatnya, siapa yang mengirim semua ini?

Jing Xin juga heran. Sepertinya sejak Lian Cheng memarahi Qing Yun, dia langsung berubah total. Bahkan pelayannya pun berubah. Sepertinya mereka ingin berbaikan dengan Xiao Tan.

Xiao Tan jelas langsung jelalatan melihat barang berharga sebanyak ini. Apalagi saat melihat sertifikat rumahnya Qing Yun itu. Dia bisa menjual rumah ini saat harga properti naik. Dia bisa untung besar.

"Si Zhao Qing Yun ini biasanya terlihat sangat sembrono, tak kusangka kalau dia begitu murah hati."

 

Bukan cuma itu saja, Qing Yun juga mengirimkan undangan menonton pertunjukan di Paviliun Chang-in. Sepertinya dia benar-benar berniat mengambil hati Xiao Tan. Jing Xin dengar ada banyak pemain kecapi berbakat yang tampil di sana.

"Live concert? Bagus! Tan Er pasti akan menyukainya? Pada saat itu, aku tinggal berganti dengannya dan memberinya kejutan. Bagaimana menurutmu?"

"Iya."


Xiao Tan pun menyuruh Jing Xin untuk pergi mengembalikan sertifikat rumahnya Qing Yun dan juga jawabannya atas undangan itu. Bilang padanya kalau dia bersedia pergi. Sekalian nanti mereka nanti bisa keluar jalan-jalan.


Begitu mendapatkan jawaban dari Xiao Tan, Qing Yun langsung pergi menemui Pan Er lagi dan memberitahu Pan Er tentang rencananya untuk menyingkirkan Xiao Tan. Dia akan melakukannya di pertunjukan teater dan Xiao Tan sudah setuju untuk ikut.

Pan Er memperingatkannya kalau ini bukan perkara kecil, dia harus memikirkannya baik-baik. Qing Yun yakin rencana itu akan berjalan lancar. Apalagi hari itu Lian Cheng akan pergi menemui Bangsawan Wulian, jadi dia tidak akan ada waktu untuk Tan Er.

"Tapi... aku yakin kalau masalah ini harus direncanakan untuk jangka panjang."

Tapi Qing Yun tidak mau menunggu. Kesempatan pada malam pertunjukan itu adalah kesempatan terbaik. Pan Er senang-senang saja mendengarnya.


Dia lalu pergi melaporkan perkembangan masalah ini pada ibunya. Jadi rencananya Pan Er nantinya, dia akan mengirim kabar ke Lian Cheng kalau nyawa Tan Er berada dalam bahaya. Dia pasti akan langsung bergegas pergi mencari Tan Er.

Dia sudah merencanakan segalanya. Orang-orangnya Qing Yun akan beraksi lebih dulu, sementara orang-orangnya akan beraksi setelah Lian Cheng tiba.

Nyonya Qu menyarankan agar Pan Er menyuruh anak buahnya untuk mengenakan baju yang sama dengan anak buahnya Qing Yun. Tak boleh ada kesalahan. Pan Er tahu itu, dia akan memastikan takkan ada seorangpun yang bisa membedakannya.

"Qu Pan Er, kau pasti tahu kalau masalah ini diselidiki, takkan ada seorangpun di antara kita yang sanggup menanggung akibatnya."

"Jangan khawatir, Ibu. Pastinya Zhao Qing Yun lah yang akan disalahkan. Kita tidak tahu apa-apa tentang masalah ini."


Pada hari-H, seorang penari bertopeng sedang mempertunjukan tarian pedang. Qing Yun diam-diam terus mengawasi Xiao Tan, sementara Xiao Tan sendiri sudah bosan duluan dengan acara itu.


Di tempat lain, Lian Cheng sedang ngobrol dengan Bangsawan Wulian saat tiba-tiba saja sebuah senjata melesat ke arahnya. Lian Cheng dengan cekatan menangkapnya dan di senjata itu ada pesan yang memperingatkannya tentang nyawa Tan Er yang sedang dalam bahaya.

Lian Cheng sontak cemas menanyakan keberadaan Xiao Tan. Yu Hao melapor kalau Xiao Tan sedang pergi ke teater bersama Qing Yun.


Si penari mulai melepaskan topengnya dan diam-diam melirik targetnya, sementara Xiao Tan santai-santai saja menggerutui pertunjukan membosankan itu. Dia berniat berganti tempat dengan Tan Er, tapi entah kenapa tidak bisa. Apa mungkin karena banyak orang di sini?


Qing Yun lalu menjatuhkan kipasnya yang merupakan pertanda untuk si penari untuk memulai aksinya. Seketika itu pula, si penari langsung menghunus pedangnya ke Xiao Tan. Untunglah Xiao Tan cekatan untuk menghindarinya.

Tapi kemudian si pembunuh menariknya sampai Xiao Tan tersungkur ke depan. Qing Yun langsung melarikan diri bersama orang-orang lainnya dan si pembunuh melompat ke Xiao Tan.


Tapi untunglah Lian Cheng tiba di sana saat itu juga dan langsung melawan si pembunuh. Jing Xin bergegas menarik Xiao Tan bersembunyi. Tapi kemudian, muncul lebih banyak pembunuh lainnya.

Mumpung keadaan sedang kacau balau, Pembunuhnya Pan Er pun beraksi menarget Xiao Tan. Anak panah itu melesat tepat ke arahnya. Untunglah Lian Cheng cekatan melempar pedangnya untuk menangkis anak panah itu.


Tapi si pembunuh menembakkan panahnya lagi dan kali ini dia menarget Lian Cheng. Kejadian itu berlangsung begitu cepat hingga Lian Cheng tidak siap dan panah itu pun menancap ke d**anya.

Yu Hao dan Bangsawan Wulian baru tiba di sana dengan membawa pasukan saat itu juga, tapi segalanya sudah terlambat dan si pembunuh itu pun langsung kabur.


Xiao Tan sontak cemas dan meminta Lian Cheng untuk tidak mati. "Masih ada banyak hal yang harus kita lakukan. Kau bilang kau akan melindungiku seumur hidupmu."

"Aku akan memenuhi janjiku. Syukurlah kau selamat." Lian Cheng langsung ambruk seketika.

Hati Xiao Tan hancur. Saat itulah dia baru menyadari bahwa di Kerajaan Dong Yue, Mo Lian Cheng adalah langitnya, segala-galanya baginya.


Semua tabib istana dipanggil untuk menyembuhkan Lian Cheng, tapi semuanya tak ada yang berguna. Mereka semua menyatakan kalau luka Lian Cheng terlalu serius dan tidak bisa disembuhkan.

Xiao Tan bersikeras menolak mempercayai diagnosis mereka. "Cheng Cheng, kau pasti akan baik-baik saja. Cepatlah bangun. Aku janji aku tidak akan nakal lagi. Aku akan menuruti apapun yang kau katakan."

Jing Xuan datang tak lama kemudian dengan membawa Tabib Gao. Tapi bahkan Tabib Gao pun sama seperti yang lain, luka Lian Cheng terlalu serius. Apakah dia bisa bangun lagi atau tidak, semua itu tergantung kehendak Langit.

Jing Xuan berusaha menyemangati Xiao Tan, pasti akan ada tabib lain yang lebih baik. Mereka pasti akan menemukan cara menyembuhkan Kakak Ke-8.


Mendengar itu, Jing Xin tiba-tiba ingat dengan Kakek Liu. Dia kan pernah berhasil menyembuhkan Xiao Tan saat dia diambang maut gara-gara tenggelam waktu itu.

Benar juga, Xiao Tan segera memerintahkan Jing Xin pergi mencari si tua aneh itu. Dia juga meminta Jing Xuan untuk menyelidiki pelaku penyerangan ini dan meminta Yu Hao untuk membantu Jing Xuan.


Yu Hao dan Jing Xuan pun pergi ke paviliun itu untuk melakukan penyelidikan. Yu Hao pesimis kalau mereka bakalan bisa menemukan bukti atau saksi mengingat malam itu keadaan sangat kacau dan semuanya orang melarikan diri.

Yu Hao memperhatikan, senjata yang digunakan pun senjata-senjata biasa, tak ada yang istimewa dari senjata-senjata itu.

Jing Xuan tak mau menyerah begitu saja. "Dengan begitu banyaknya pembunuh malam itu, aku tidak percaya kalau tak ada satupun petunjuk yang tertinggal."


Xiao Tan terus menjaga Lian Cheng sepanjang hari. Jing Xin sampai cemas, apalagi Xiao Tan tidak mau istriahat. Dia bisa kelelahan kalau begini terus. Jing Xin terpaksa kembali dengan tangan kosong karena si tua aneh itu tak ada di tempat di saat seperti ini.

Tapi dia meyakinkan Xiao Tan kalau dia pasti akan menemukannya besok. Xiao Tan meminta Jing Xin keluar, dia ingin berduaan saja dengan Lian Cheng. Jing Xin ragu meninggalkannya sendirian, tapi Xiao Tan meyakinkan kalau dia baik-baik saja. Jing Xin pun pergi.


"Cheng Cheng, kau sudah janji padaku kalau kau akan melindungiku selamanya. Jangan kau kira kau bisa mengingkarinya hanya karena kau tertidur. Apa karena sebelumnya aku pernah bilang kalau aku ingin pergi dari sini, kau jadi marah padaku dan tidak mau bangun?"

"Kalau begitu aku janji padamu. Asalkan kau sadar, aku tidak akan pergi. Aku akan tinggal bersamamu, oke? Bahkan sekalipun aku pergi, aku akan membawamu bersamaku. Aku tidak akan membuatmu sendirian di sini dan menderita."

"Kau sangat tampan. Aku akan membawamu kembali dan membuatmu jadi selebritis besar. Aku akan membuatmu jadi pohon uang, oke? Cheng Cheng, masih banyak hal yang ingin kukatakan padamu. Kau tidak boleh meninggalkan seperti ini."


Tiba-tiba saja terdengar suara ngakak dan Kakek Liu muncul dengan kecepatan supernya. Xiao Tan begitu lega melihatnya datang. "Tua aneh! Cepat selamatkan dia!"

Tapi yang tidak disangkanya, Kakek Liu malah menolak menyelamatkan Lian Cheng lalu menyeret Xiao Tan agak menjauh karena dia berniat mau memutus kontrak darah antara Lian Cheng dan Xiao Tan sebelum Lian Cheng mati dan Xiao Tan tidak akan ikut mati dengannya.

Xiao Tan sontak panik menarik tangannya dan bersikeras meminta Kakek Liu untuk menyelamatkan Lian Cheng seperti bagaimana dia menyelamatkannya waktu itu. Kakek Liu ngotot tidak mau, dia hanya mau menyelamatkan Xiao Tan. Kenapa juga dia harus menyelamatkan Lian Cheng?

Xiao Tan heran, kenapa Kakek Liu sangat peduli dengan keselamatannya?... Oh! Xiao Tan tahu, jadi dia berguna untuk Kakek Liu. Makanya dia tidak boleh mati, iya kan? Kakek Liu langsung canggung yang jelas mengkonfirmasi dugaan Xiao Tan.


Xiao Tan pun langsung memanfaatkan dirinya sendiri untuk mengancam Kakek Liu. Dia mengambil gunting lalu menempelkannya di lehernya. Kalau Lian Cheng mati, maka dia juga akan mati, mungkin juga dia akan mati duluan.

"Kukasih tahu kau! Biarpun kau memutuskan kontrak sehidup semati itu, jika kau tidak menyelamatkannya dan Cheng Cheng meninggal, aku akan memikirkan berbagai cara untuk bunuh diri! Pikirkan baik-baik!"


Kakek Liu jadi galau, merepotkan sekali! Tapi akhirnya dia menyerah lalu mulai menyalurkan kekuatan spiritualnya ke Lian Cheng.

Tapi setelah selesai, Kakek Liu malah keheranan karena dia mendapati Energi Qi dan aliran darah dalam tubuh Lian Cheng terasa sangat aneh. Dia membutuhkan tenaga spiritual lebih banyak daripada manusia biasa untuk bertahan hidup.

"Tapi energi spriritual di Dong Yue sangat tipis dan langka. Aku takut..."

"Takut apa? Katakan!"

"Jangan khawatir. Dia tidak akan mati untuk sekarang ini."

"Apa maksudmu 'Tidak akan mati untuk sekarang ini'?!"


Kakek Liu masa bodoh dan bersikeras mau memutus kontrak darah itu lebih dulu. Xiao Tan jelas kesal, jangan sebut-sebut itu lagi di hadapannya!

"Aku datang untuk membantumu denga setulus hati! Jika Langit punya perasaan, (perasaan) itu pasti akan menua juga. Jika orang memiliki cinta, mereka bisa mati cepat."

Tak peduli lagi, Kakek Liu langsung melesat pergi saat itu juga. Xiao Tan bahkan tak sanggup mengejarnya padahal dia masih penasaran dengan maksud ucapan Kakek Liu tadi.


Jing Xin datang tak lama kemudian untuk mengabarkan kalau Yi Huai datang mencari Tan Er, dia datang sendirian.

"Karena Cheng Cheng belum bangun, membiarkan Tan Er bicara dengannya, seharusnya tidak apa-apa."


Xiao Tan pun keluar menemui Yi Huai. Tan Er muncul di tengah jalan dan langsung kebingungan, kenapa Jing Xin membawanya kemari? Lian Cheng kan belum sadar, kenapa Xiao Tan bertukar dengannya?

"Nona, lihatlah." Ujar Jing Xin sambil menunjuk Yi Huai yang sedang menunggunya.

Bersambung ke episode 15

Post a Comment

0 Comments