Sinopsis The Eternal Love Episode 13 - 1

Sinopsis The Eternal Love Episode 13 - 1


Lian Cheng menemui tamunya, Yi Huai dan Pan Er. Pastinya, pertemuan mereka tak lengkap tanpa diwarnai aksi sindir-sindiran. 

Lian Cheng heran bagaimana bisa Putera Mahkota bisa punya waktu datang kemari padahal dia sibuk dengan urusan negara.

"Pepatah berkata, hubungan saudara lebih penting dari negara. Kita berdua biasanya membantu Ayahanda mengurus urusan negara. Hari ini kau dalam kesulitan, apa aku tidak boleh datang mengkhawatirkanmu?"

"Kurasa Putera Mahkota mengkhawatirkan orang lain."


Yi Huai jelas tersinggung. Pan Er buru-buru meyakinkan Lian Cheng untuk tidak tersinggung dulu. Mereka tidak pernah datang berkunjung sebelumnya, bukan karena tidak ingin datang. Hanya saja, mereka sibuk dengan urusan negara.

Putera Mahkota baru dinobatnya, jadi mereka benar-benar tidak bisa pergi. Mereka dengar kalau adiknya yang malah jatuh sakit dan terbaring di tempat tidur berhari-hari. Sekarang setelah mereka punya waktu, mereka datang untuk berkunjung.

"Istri Putera Mahkota memang perhatian dan baik hati. Walaupun aku tidak berbakat, tapi aku masih bisa melindungi wanitaku sendiri."


Yi Huai makin tersinggung mendengarnya, apa Lian Cheng pikir kalau dia ada hubungan dengan insiden yang menimpa Tan Er? Entahlah, hanya Yi Huai yang paling tahu.

Kesal, Yi Huai mengingatkan Lian Cheng kalau dia adalah Putera Mahkota dan Lian Cheng cuma seorang pangeran. "Seharusnya kau mengubah sikapnya itu. Jika tidak, saat aku menjadi Raja nantinya..."

"Kenapa memangnya kalau kau Putera Mahkota? Kurasa sebaiknya kau membaca buku dan lihatlah berapa banyak Putera Mahkota yang digulingkan dalam sejarah. Jangan menghabiskan semua energimu padaku dan membiarkan bebek yang dimasak terbang (jangan menghitung ayammu sebelum menetas)."


Yi Huai sontak bangkit dengan penuh amarah. Lian Cheng tetap tenang meminta mereka pergi dan meyakinkan mereka kalau sakit istrinya tidak serius.

Pan Er marah, Putera Mahkota secara khusus datang dengan membawakan hadiah, tapi Lian Cheng malah menghina mereka. 

Dia memperlihatkan hadiah mereka yang berupa patung kura-kura emas dan menegaskan bahwa hanya Yi Huai yang bisa menempati posisi teratas. Pan Er yakin Lian Cheng cukup pintar untuk memahami maksudnya.

"Kurasa maksud Istri Putera Mahkota adalah sejak Putera Mahkota menikah denganmu, dia berubah menjadi pengecut."

"Kau...!!!"

"Ini hadiah yang sangat berharga. Kurasa lebih baik kalian menyimpannya sendiri. Sudah sore, aku tidak akan mengantar kalian keluar."

"Kita lihat saja dengan siapa rusa akan berakhir nantinya!"


Saat mereka melangkah keluar, Yi Huai masih sempat meneoleh kembali ke rumah itu dengan cemas. Pan Er tahu kalau Yi Huai masih memikirkan Tan Er.

Dia tidak mengerti, padahal dia sudah melakukan banyak hal untuk Yi Huai, dia selalu menuruti kata-kata Yi Huai dan mengikuti semua perintahnya. Tapi kenapa dia tidak bisa dibandingkan dengan Tan Er dalam hati Yi Huai?

Yi Huai dengan dinginnya menegaskan kalau Pan Er tidak punya hak untuk dibandingkan dengan Tan Er.

"Mo Yi Huai, jangan lupa kalau aku adalah istri sahmu!"

"Qu Pan Er, kita berdua hanya saling memanfaatkan satu sama lain. Kalau kau terus mencampuri urusanku, maka jangan salahkan aku untuk tidak lagi menganggap kita berdua suami istri."


Saat Lian Cheng ke kamarnya Xiao Tan, dia mendapati istrinya itu sedang menyulam. Dia langsung bisa menduga kalau dia adalah Tan Er yang asli. Mungkin karena dia kurang akrab dengan Tan Er yang asli, Lian Cheng menyapanya dengan sopan dan formal.

"Apa kau... Nona Qu? Dia... apa dia memanggilmu keluar?" Tanya Lian Cheng. Tan Er mengangguk.

Lian Cheng memberitahu Tan Er kalau tadi Yi Huai datang. Apa Tan Er akan menyalahkannya karena tidak membiarkannya bertemu Yi Huai?

Tan Er tidak berani. Bagaimanapun, dia sekarang istrinya Lian Cheng. "Terlebih lagi. Putera Mahkota yang sekarang, bukan lagi Mo Yi Huai yang dulu. Sekarang, hatinya sudah dipenuhinya dengan tahta dan ambisi besar. Kurasa, dia juga tidak ingin menemuiku lagi."


Benar. Lian Cheng juga tidak pernah menyangka kalau akan jadi begini. Dulu, saat Kaisar memaksakan pernikahan ini pada mereka, mereka berdua sama-sama tak punya pilihan.

Tan Er setuju, sekarang semua itu sudah berlalu. Untunglah ada Xiao Tan di sini. Jika tidak, hari-hari akan terasa sangat sulit dijalani.


"Xiao Tan? Namanya Xiao Tan? Dia sangat menarik. Dia tidak lembut dan berbudi sepertimu. Dia juga tidak bisa bermain kecapi, catur, membaca karya sasta ataupun melukis. Dia bahkan tidak bersikap selayaknya putri keluarga bangsawan."

Tapi terlepas dari banyaknya kekurangan Xiao Tan, nada bicara Lian Cheng saat membicarakannya terdengar penuh cinta.

"Benar. Dia memang unik," Tan Er setuju. "Sejak Mo Yi Huai mencampakkanku, hatiku sudah mati. Berkat Xiao Tan lah, aku bisa memaksa tbuh ini untuk menjalani hidup yang hina ini."

"Semua kehidupan memiliki takdir mereka sendiri-sendiri. Jangan memaksanya."


Entah apa yang Tan Er pikirkan, tiba-tiba dia meletakkan sulamannya lalu memainkan kecapi dengan begitu ahlinya. Jauh berbeda dari Xiao Tan yang bahkan tidak bisa memainkan kecapi.


Kedua penyihir tiba di sebuah hutan untuk memanggil bos mereka. Si bos langsung menanyakan bagaimana perkembangan urusan yang dia berikan pada mereka untuk diselidiki itu?

Kedua penyihir pun melapor kalau mereka mendapat kabar bahwa seseorang bernama Liu Qianshui muncul di Dong Yue. Orang yang mereka maksud itu ternyata si Kakek penyihir.

Sepertinya si bos penyihir bermusuhan dengan Kakek itu. Berita itu sontak membuatnya kesal dan heran, apa yang dilakukan si tua itu di Dong Yue?

"Ada seorang wanita bernama Qu Tan Er di kerajaan Dong Yue di Kediaman Pangeran Ke-8. Dia tak sadarkan diri akibat luka parah. Liu Qianshui datang menyembuhkannya dan wanita itu selamat secara menakjubkan."


"Maksudmu, Qu Tan Er adalah orang yang kita cari?"

"Saya rasa itu mungkin saja. Jika tidak maka Liu Qianshui tidak akan menyia-nyiakan tenaganya pada wanita itu."

"Segera selidiki gadis itu. Jika kalian bisa mengkonfirmasinya, segera habisi dia!" (Waduh! ada apa dengan Xiao Tan sampai perlu dihabisi?)

Si bos penyihir berkata kalau segelnya perlahan melemah dan ambisi besarnya untuk menguasai dunia akan segera terwujud. Karena itulah, bos penyihir mengancam mereka untuk tidak menunda ambisinya ini atau dia tidak akan membiarkan mereka bereinkarnasi selamanya.


Di istana, Ibu Suri nekat menjodohkan Qing Yun untuk jadi istri keduanya Lian Cheng dan pernikahannya akan diadakan bulan ini.

Setelah mendengar berita itu, Jing Xuan nekat menerobos keamanan kamar kakak iparnya lalu mengadukan Yu Hao ke Tan Er. "Kakak Ipar Ke-8, Lihat tuh Yu Hao. Memangnya aku akan memakanmu kalau aku masuk!"

Yu Hao menjelaskan tentang perintah Lian Cheng yang melarang siapapun mengunjungi Tan Er tanpa seizinnya. Tan Er tersenyum kecil dan mengusir Yu Hao agar Tabib Gao bisa memeriksanya.


Meurut pemeriksaan Tabib Gao, denyut nadi Tan Er teratur, dia sudah membaik sekarang. Jadi Tabib Gao hanya akan meresepkan beberapa sup obat agar Tan Er bisa pulih sepenuhnya.


Setelah Tabib Gao pergi, Jing Xuan mencoba mengajak Tan Er untuk keluar jalan-jalan. belakangan ini kan Tan Er sudah banyak menderita. Tapi Tan Er menolak karena Lian Cheng pasti tidak akan mengizinkannya.

"Kakak Ke-8 sibuk menikahi istri keduanya. Mana ada waktu dia untuk menganggu kita."

Tan Er tampak terkejut mendengarnya, sepertinya dia baru tahu. Jing Xuan langsung menyesali cerocosannya sendiri. Tan Er bertanya-tanya apakah wanita yang akan dinikahi Lian Cheng itu adalah Qing Yun?

"Pernikahan itu kehendak Ibu Suri. Kakak Ke-8 tidak bisa menolaknya. Hanya dengan melakukan ini, Kakak Ke-8 bisa mendapatkan dukungan dari Bangsawan Anle."

Tan Er sedih mendengarnya. "Pada akhirnya, kami para wanita, hanya alat bagi pria dalam perebutan kekuasaan."


Jing Xuan menyangkal. Dia meyakinkan Tan Er kalau Lian Cheng sangat berbeda terhadap Tan Er, dia bisa melihatnya dengan jelas.

"Orang yang dia cintai bukan aku." Gumam Tan Er.


Tak ingin membahas masalah ini lagi, Tan Er mengalihkan topik menanyakan Selir Yi yang belakangan ini tak pernah dia lihat lagi.

Jing Xin dan Jing Xuan langsung bertukar pandang canggung mendengar pertanyaan itu. Tentu saja Tan Er jadi semakin heran, apa yang sebenarnya terjadi?

Jing Xuan memberitahu Tan Er kalau Selir Yi lah yang menyebabkannya jatuh ke dalam kolam waktu itu. Saat Lian Cheng mengetahuinya, dia sangat marah dan langsung menyingkirkannya.

"Dipikir-pikir, kami tidak punya dendam masa lalu ataupun pertengkaran belakangan ini. Lalu kenapa dia melakukan itu padaku?"


Jing Xin dengar ada seseorang yang menyuruhnya. Siapapun orang itu, Pangeran masih menyelidikinya. Tan Er berkomentar kalau di kediaman Pangeran Ke-8 saja sudah seperti ini, bisa dibayangkan seperti apa ganasnya kehidupan di dalam istana.


Xiao Tan tidak bisa tidur sepanjang malam gara-gara di luar terdengar suara gaduh orang-orang yang sedang memukuli sesuatu. Kesal, dia langsung memanggil Jing Xin dan menanyakan keributan apa sebenarnya yang sedang terjadi di luar itu.

"Bukankah itu karena Zhao Qing Yun mau menikah ke kediaman ini? Sejak kemarin, mereka sedang melakukan renovasi besar-besaran di kediaman ini. Mereka bilang kalau ini untuk persiapan pernikahan. Mereka membuat kegaduhan besar di sini."

"Aku baru muncul setelah beberapa hari dan si j***ng daun teh (bermuka dua) itu sudah berani meningkatkan serangannya? Kita lihat saja siapa yang berani menantangku di wilayahku!"


Jing Xin panik menghentikannya dan mengingatkan Xiao Tan untuk tidak bertengkar saat dia keluar... Kalaupun dia berkelahi, jangan sampai melukai siapapun... atau kalaupun dia melukai seseorang, jangan sampai Xiao Tan membunuhnya.

"Kenapa persyaratanmu banyak banget?! Cepat panggil orang untuk membantuku ganti baju!"

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments