Sinopsis The Eternal Love Episode 12 - 2

Sinopsis The Eternal Love Episode 12 - 2


Jing Xin mengoceh cemas mengira Xiao Tan bunuh diri. Dia menyesal tidak bisa menjaga Xiao Tan dengan baik, seharusnya tadi dia ikut saat Xiao Tan bilang mau jalan-jalan sendirian.

Tapi menurut Yu Hao, Jing Xin tidak perlu menyalahkan dirinya sendiri. Dia yakin kalau Xiao Tan tidak bunuh diri. Dari kepribadiannya, Yu Hao yakin kalau Xiao Tan bukan jenis orang yang punya kecenderungan untuk bunuh diri.

"Lalu kenapa hal seperti ini terjadi?"

Yu Hao tak punya jawaban untuk itu. Jing Xin cepat-cepat berdoa pada Langit untuk memberkati Xiao Tan agar dia bisa selamat. Lian Cheng membuka pintu saat itu dan memerintahkan kalau mereka tidak boleh diganggu.


Lian Cheng dan Xiao Tan pun duduk berhadapan sementara Kakek mulai menyalurkan kekuatan spiritualnya pada mereka berdua.

Perlahan dia membuat kedua tangan mereka terangkat secara bersamaan lalu membuat kedua tangan mereka saling menempel.

Sepertinya Kakek mengambil energinya Lian Cheng lalu menyalurkannya pada Xiao Tan. Saat proses itu selesai, Lian Cheng langsung lemas. Tapi Xiao Tan masih belum juga sadar.


Keesokan harinya, Kakek menitipkan sebuah surat pada Jing Xin dan memintanya untuk memberikan surat ini saat Xiao Ta bangun nanti.

Suruh Xiao Tan mengikuti alamat yang tertulis di surat ini dan mencarinya. Dia akan mampu menjawab semua pertanyaan Xiao Tan.

Jing Xin jadi curiga, "Apa kau adalah tukang kayu yang dicari-cari Xiao Tan?"

"Tebak saja," jawab Kakek ambigu.


Lian Cheng datang tak lama kemudian dengan membawa Tabib Gao untuk memeriksa Xiao Tan. Yang tak disangkanya, denyut nadi Xiao Tan sekarang berdenyut teratur.

"Istri Pangeran hidup kembali! Yang Mulia, bisa melihat peristiwa menakjubka ini, saya benar-benar bisa mati tanpa penyesalan sekarang."


Senang, Lian Cheng pun menyuruh semua orang keluar. Tapi walaupun Xiao Tan sudah melewati masa kritis sekarang, Kakek memperingatkan Lian Cheng bahwa Xiao Tan akan sadar atau tidak itu mungkin butuh waktu lama.

"Aku punya satu pertanyaan. Entah apakah tetua bisa membantuku menjawabnya. Sebelum Tan Er kehilangan kesadarannya, dia bilang kalau dia bukan Tan Er. Bagaimana bisa begitu?"


Kakek tercengang mendengarnya lalu cepat-cepat menggunakan kekuatan spiritualnya ke Xiao Tan. Tiba-tiba saja Tan Er ngelantur menggerutui Yi Huai. Kakek lalu memindahkan kekuatannya ke sisi lain dan kali ini Xiao Tan yang ngelantur menggerutui Lian Cheng.

"Dua jiwa. Yang satunya milik nona dari keluarga Qu, tapi siapa yang satunya lagi?" Batin Kakek.


Dia memberitahu Lian Cheng bahwa jiwa lain yang masuk ke dalam tbuh Tan Er itu, terjadi secara kebetulan. Tapi yang aneh, jiwa Tan Er yang asli tidak sepenuhnya menghilang. Karena itulah, ada dua jiwa yang bersemayam dalam tbuh Tan Er. Kakek mengaku kalau ini juga pertama kalinya dia melihat hal seperti ini.

"Bagaimana bisa dua orang berada dalam satu tbuh secara bersamaan? Dari mana jiwa yang lain itu berasal? Setelah dia sembuh, apakah (jiwa) itu akan menghilang?"

Tapi saat ini, Kakek tidak punya jawaban untuk semua pertanyaan itu. Lagipula dia ada urusan lain, segera hubungi dia jika ada perkembangan baru mengenai Tan Er. Kakek pun pergi dengan kecepatan kilatnya, bahkan sebelum Lian Cheng menyadari kepergiannya.


Lian Cheng lalu menanyai Jing Xin masalah dua jiwa itu. Jing Xin pun bercerita mulai dari awal keanehan itu terjadi. Yaitu sejak Tan Er berusaha bunuh diri setelah Yi Huai menikah. Sejak saat itu kepribadiannya berubah total.

Bahkan demi membuat kedua nonanya senang, Jing Xin sampai harus menyiapkan segala sesuatunya dalam dua set. Dia membuktikannya dengan memperlihatkan dua set perlengkapan cuci mulut milik Xiao Tan dan Tan Er.

Bukan cuma kepribadian dua wanita itu saja yang berbeda. Selera makan mereka juga sangat berbeda. Tan Er suka makanan manis, sementara Xiao Tan lebih suka makanan pedas.


"Kali ini, karena Xiao Tan takut Nona (Tan Er) mengalami depresi selama tinggal di sini, dia ingin melampiaskan amarah demi Nona. Karena itulah dia nekat mau bertemu dengan Putera Mahkota. Tapi tak disangka, dia malah bertemu dengan Pangeran."

"Jadi, apakah dia mencari tempat tidur  antik itu, ada hubungannya dengan ini?"

"Iya. Xiao Tan bilang kalau dia ingin kembali ke tempat asalnya."

Lian Cheng sontak bangkit saking kagetnya dan d**anya terasa begitu sesak, "Dia ingin kembali?"


Jing Xin membenarkannya dan seketika itu pula Lian Cheng langsung batuk-batuk sampai membuat Yu Hao cemas. Yu Hao yakin kalau jatuhnya Tan Er ke kolam itu pasti ulah seseorang.

Setelah kejadian itu, Yu Hao sudah mengunci kediaman ini. Jadi bahkan sekalipun si pelaku punya komplotan, dia tidak akan bisa melarikan diri. Dia yakin pelakunya masih ada di dalam kediaman ini.

"Kau tidak boleh membiarkan orang itu kabur. Selama beberapa hari ke depan, aku tidak akan menerima tamu sampai kau berhasil menangkap pelakunya."


Selama beberapa hari berikutnya, Lian Cheng setia menemani dan merawat Xiao Tan sembari mengingat kenangan mereka selama ini.

Suatu hari saat dia membawa Tan Er berjemur, Lian Cheng bertanya-tanya siapa sebenarnya dia dan dari mana dia berasal. "Cepatlah bangun dan katakan padaku. Haruskah aku mencintaimu atau tidak?"

Dia memohon setulus hati agar Tan Er bangun, dia janji takkan lagi memaksa Tan Er untuk bermain kecapi. Tapi tetap Tan Er belum sadarkan diri.


Yu Hao datang tak lama kemudian untuk melapor bahwa dia sudah menemukan petunjuk. Semalam, dia memergoki seorang pelayan yang berusaha kabur. Sekarang, dia membawa orang itu kemari. Lian Cheng pun memerintahkan Yu Hao untuk membawa orang itu ke ruang belajarnya.


Tak lama kemudian, Selir Yi datang membawakan sup jahe ke ruang belajarnya Lian Cheng dan melihat si pelayan itu bersujud di hadapan Lian Cheng. Dia langsung merutuki si pelayan dengan kesal lalu berubah sok manis saat menghadapi Lian Cheng sambil menyodorkan sup jahenya.

Tapi Lian Cheng langsung menampik sup jahe itu dengan penuh amarah dan melabraknya, "Kenapa kau sejahat dan sekejam itu? Kau berani mencelakai Istri Pangeran Ke-8?!"

Selir Yi sontak berlutut ketakutan dan mengakui kalau dia hanya dibutakan oleh nafsu. Dia tidak tahan melihat Lian Cheng dan Xiao Tan yang begitu manis dan penuh cinta. Dia jadi benci dan cemburu. Karena itulah dia memilih jalan yang salah.


"Katakan. Siapa orang yang mendalangi semua ini? Kemarin, pelayan ini mencoba keluar dari kediaman ini. Siapa orang yang hendak dia hubungi?"

Selir Yi mohon agar Lian Cheng menyelidiki masalah ini dengan baik. Dia hanya dipaksa melakukannya. Dia mengklaim kalau dia disuruh Putera Mahkota untuk membunuh Tan Er karena Yi Huai berpikir kalau Tan Er sudah tidak berguna lagi dan takut kalau Tan Er akan jadi masalah baginya saat dia naik tahta.

Lian Cheng begitu marah padanya dan langsung memerintahkan Yu Hao untuk menyingkirkan Selir Yi. Dia tidak mau melihat mukanya lagi.


Lian Cheng lalu pergi ke istana atas panggilan Kaisar dan bertemu Yi Huai. Saat mereka keluar, Yi Hui langsung menyinggung Lian Cheng yang beberapa hari ini tidak keluar rumah.

"Tan Er mengalami kecelakaan, jadi aku tidak bisa pergi dari sisinya. Kenapa Putera Mahkota harus mengatakannya sesarkastis itu?"

Yi Huai makin nyinyir menyindir Lian Cheng yang bukan cuma gagal mendapatkan posisi Putera Mahkota, tapi sekarang juga gagal melindungi wanitanya.

Lin Cheng hanya tidak menyangka ada orang yang menarget istrinya. Tindakan yang sangat hina.


"Kaulah yang jelas-jelas tidak berguna, tapi masih menyalahkan orang lain karena menggunakan cara jahat."

Lian Cheng kan juga tumbuh di istana, jadi dia juga pasti memiliki kemampuan membuat rencana jahat. Kalau dia tidka berguna seperti ini, bagaimana kalau Lian Cheng berikan saja Xiao Tan kepadanya?

"Kalau begitu aku takut harus mengecewakan kakak."

"Adik ke-8, kau tidak perlu berdebat denganku sekarang. Jika kau berubah pikiran, aku bersedia memastikan keselamatan Istri Pangeran Ke-8."

"Terima kasih, Kakak Pertama."


Di kediaman Pangeran ke-8, Jing Xuan mau menjenguk Xiao Tan. Tapi Yu Hao ngotot menghalanginya. Lian Cheng pulang tak lama kemudian. Jing Xuan pun langsung mengadu, dia kan cuma ingin menjenguk Xiao Tan, tapi Yu Hao malah menghalanginya.

"Adik ke-14, Tan Er masih belum sadarkan diri. Tidak nyaman baginya untuk menerima tamu."

"Bagaimana bisa aku tamu? Eh, siapa yang melakukan kejahatan semacam itu pada Kakak Ipar? Apa kau sudah mengetahuinya? Hari ini kau bertemu Kaisar dan Putera Mahkota, apa kau menemukan sesuatu? Apa mungkin... dia lagi? (Yi Huai)"

Lian Cheng rasa bukan Yi Huai pelakunya. Kalaupun Yi Huai membuat pergerakan, sudah pasti dialah yang akan jadi targetnya dan bukannya Tan Er.


"Kalau bukan karena perebutan tahta, lalu siapa lagi yang berani mencelakai Istri Pangeran Ke-8? Apa mungkin ini... karena kebencian wanita?"

Lia Cheng yakin kalau pelakunya adalah orang istana. Coba pikir, siapa kira-kira yang berusaha dilindungi oleh Selir Yi mati-matian sampai dia berani memfitnah Yi Huai sebagai pelakunya?

Jing Xuan mencoba memikirkan siapa wanita di istana yang lebih penting dari pada Putera Mahkota. Ah, jangan-jangan... dia punya ide siapa pelakunya.

Tapi Lian Cheng langsung masuk saat itu juga dan mengacuhkannya. Jing Xuan berusaha membujuk Yu Hao untuk membiarkannya masuk, tapi Yu Hao tegas memintanya pulang saja. Terpaksalah Jing Xuan pulang dengan sedih.


Lian Cheng terus berusaha membujuk Xiao Tan untuk sadar. Dia bahkan mengiming-imingi Xiao Tan dengan makanan pedas kesukaannya.

"Tan Er, cepatlah bangun. Kalau kau tidak bangun, aku akan menggali semua harta berhargamu yang kau kubur di kebun."

Tetap saja tak ada reaksi dari Xiao Tan. Lian Cheng menundukkan kepalanya dengan sedih, dia sudah tak tahu lagi harus membujuknya bagaimana... Tapi tiba-tiba saja, Xiao Tan bergumam memanggil namanya.


"Jangan mendorongku!" Jerit Xiao Tan yang tiba-tiba saja terbangun seolah tak pernah sakit.

Lian Cheng cepat-cepat menenangkannya. "Jangan takut. Aku ada di sini. Aku di sini."

Xiao Tan panik menjelaskan kalau waktu dia bilang dia tidak mencintai Lian Cheng itu sebenarnya dia bohong. Dia melakukannya karena dia ingin membuktikan di dalam tubuhnya ada dua jiwa.

"Aku bilang aku tidak mencintaimu, tapi sebenarnya..."


Tapi sebelum dia sempat mengatakan apapun lagi, Lian Cheng langsung menariknya ke dalam pelkannya. Xiao Tan tidak perlu mengatakan apapun lagi. "Aku mempercayaimu. Aku percaya padamu."

Xiao Tan lega mendengarnya. Tapi... dialah yang membuat Lian Cheng kehilangan kesempatan untuk menjadi Putera Mahkota. Lian Cheng tidak menyalahkannya, kan?

Lian Cheng menutup mulutnya, "Jangan berkata seperti itu lagi. Aku pasti akan mengambil kembali segala hal yang menjadi milikku."


Jing Xin masuk tepat saat itu juga untuk mengabarkan kedatangan Yi Huai dan istrinya, mereka ingin bertemu Lian Cheng. Xiao Tan menawarkan diri untuk memanggil Tan Er, biar dia bisa bertemu dengan Yi Huai.

Lian Cheng tidak setuju. Jika begitu, maka Tan Er akan berkata kalau dia tidak mencintainya lagi. "Jangan pernah memikirkannya. Kau adalah milikku. Sepenuhnya milikku."

Bersambung ke episode 13

Post a Comment

0 Comments