Sinopsis The Eternal Love Episode 10 - 1

Sinopsis The Eternal Love Episode 10 - 1


Lian Cheng memberikan semangkok obat pada Xiao Tan. Tapi Xiao Tan ngotot tidak mau meminumnya. Lian Cheng berusaha membujuknya, ini obat untuk menjaga kesehatan. Jika dia tidak meminumnya, bagaimana orang-orang akan mempercayainya?

Kalau begitu, Lian Cheng sendiri saja yang meminumnya. Tidak akan ada orang yang tahu kok. Baiklah, Lian Cheng sudah mau meminumnya. Tapi tiba-tiba saja dia mulai nakal menggodai Xiao Tan lagi.


"Kalau aku minum ini dan jadi panas, apa kau mau membantu memadamkan apinya?"

Pfft! Xiao Tan sontak panik merebut obat itu dan menenggaknya sendiri sampai habis. Lian Cheng tanya apakah rasanya pahit. Tapi Xiao Tan ngambek tidak mau bicara padanya.


Mengikuti saran kedua penyihir, Yi Huai pergi bicara dengan ayah mertuanya. Tuan Qu menyadari kalau Lian Cheng adalah orang yang sangat hati-hati, jadi akan sulit untuk menemukan kesalahannya.

Jadi jika Yi Huai ingin menyerangnya, maka Yi Huai harus mulai dari kelemahannya dulu. Dan kelemahan Lian Cheng adalah Tan Er.


"Tan Er? Tapi dia putri kandungmu sendiri."

"Iya, Tan Er memang putriku. Hatiku juga sakit. Tapi dia bisa berkorban demi ambisi besar Yang Mulia. Karena sudah jadi seperti ini, jika kita tidak memanfaatkannya dengan benar, bukankah itu menyia-nyiakan usahanya? Yang Mulia, saat ini yang paling penting adalah posisi putera mahkota." (Bah! Bapak macam apa dia?)

"Lalu apa yang akan ayah mertua lakukan pada Tan Er?"

"Aku akan memanfaatkannya. Aku akan menggunakannya dengan benar untuk memastikan Pangeran ke-8 tidak akan menjadi putera mahkota."


Tapi dia memperhatikan Yi Huai tampak galau. Tuan Qu tahu kalau Yi Huai sangat peduli pada Tan Er. Tapi dia mengingatkan Yi Huai bahwa saat ini yang paling penting adalah pemilihan putera mahkota demi masa depan kerajaan ini, dan satu-satunya hal yang bisa dilakukannya adalah membuat Tan Er sedikit menderita.

"Aku mengerti. Posisi putera mahkota lebih penting. Aku tidak akan goyah karena perasaan pribadi. Ayah mertua, tolong katakan apa rencanamu."

"Bagus! Yang Mulia, mari lakukan ini..." Tuan Qu pun mulai membeberkan rencananya.


Hari ini, Xiao Tan begitu bahagia karena akhirnya dia bisa keluar kamar dan menikmati sinar mentari. Lian Cheng datang tak lama kemudian dan langsung mengomentari kebahagiaan Xiao Tan padahal dia baru keluar kamar.

"Tentu saja. Kalau kau mengizinkanku keluar rumah, aku akan lebih bahagia."


Jing Xuan tiba-tiba lari ke kakak iparnya itu sambil memberikan sekotak ginseng, tapi Xiao Tan malah mengira itu lobak.

"Kakak ipar ke-8, kau benar-benar tidak tahu barang berharga. Ini ginseng ribuan tahun. Aku memberikannya untuk kakak ipar ke-8 untuk memperkuat tbuh kakak ipar ke-8."

Xiao Tan berterima kasih atas hadiahnya walaupun tampak jelas dia kecewa karena lagi-lagi dikasih obat. Hehe. Lian Cheng malah berkata kalau dia hanya akan mengizinkan Xiao Tan keluar rumah setelah dia minum ginseng itu.

"Aku harus memperkuat tbuhku lagi? Aku tidak bisa melakukannya lagi. Aku bisa mati terbakar kalau aku memperkuat tbuhku lagi!" (karena obat herbal cina membuat tbuh panas)


Saat Jing Xin kembali membawakan makanan ringan untuknya, kali ini Tan Er kembali muncul. Dia sudah dengar penjaga di luar berkata kalau pelaku percobaan pembunuhan itu adalah pemberontak dari dinasti terdahulu dan bukannya Yi Huai.

Jing Xin membenarkannya. Sekarang Tan Er bisa tenang. Tan Er lega mendengarnya, dia tahu pasti bukan Yi Huai pelakunya. "Mendengar dia tidak terpengaruh  oleh masalah ini, aku merasa tenang."


Tapi Jing Xin memberitahu bahwa kedua selir menyebalkan itu ada di luar sekarang. Mereka ingin bertemu Tan Er. Tan Er malas bertemu mereka, bilang saja kalau dia sedang tidak enak badan.

Tapi kemudian Jing Xin bergumam sebal, "Mereka mau menjalin hubungan dengan sebuah lukisan? Mimpi!"

Mendengar gumamannya itu, Tan Er langsung penasaran, lukisan apa? Jing Xin memberitahu kalau kedua selir membawa sebuah lukisan antik, mereka bilang kalau mereka ingin menikmatinya bersama Tan Er.

Tan Er mendadak berubah pikiran dan mau menemui kedua selir. Dia juga ingin melihat lukisan antik itu.


Selir Yun menggelar lukisan yang dibawanya itu. Dengan penuh arti dia memberitahu Tan Er bahwa dia mendapat lukisan ini dari seorang ahli, dia dengar bahwa di lukisan ini tersembunyi sebuah misteri.

Dia mengklaim kalau dirinya terlalu bodoh untuk memahami lukisan itu, makanya dia membawanya kemari agar Tan Er bisa membantunya mencari tahu.

Selir Yi keheranan memperhatikan lukisan itu, karena lukisan itu salah tanggal. Hari ini 1 september, tapi kenapa ditulis 5 september. Jelas-jelas dalam lukisan ini tertulis 'tahun Dingmo', yang artinya lukisan ini dibuat tahun ini. Lalu kenapa disebut sebagai lukisan antik?


Tan Er diam saja memperhatikan lukisan itu sambil memikirkan sesuatu. Sepertinya dia mulai mengerti lalu meminta Selir Yun menggulung kembali lukisan itu. Dia bahkan cepat-cepat meengusir kedua selir dengan alasan dia sedang tidak enak badan.

"Istri Pangeran, apa anda baik-baik saja?" Tanya Selir Yun dengan senyum liciknya.

"Aku tidak apa-apa. Aku akan baikan setelah istirahat sebentar. Tapi lukisan ini, aku ingin meminjamnya untuk mengaguminya."


Selir Yun dengan senang hati memberikan lukisan itu pada Tan Er lalu pamit pergi. Selir Yi bingung sendiri melihat interaksi mereka berdua. Begitu mereka di luar, Selir Yi langsung mengkonfrontasi keanehan Selir Yun tadi.

Selama ini hubungannya tidak pernah baik dengan Tan Er, lalu kenapa tiba-tiba dia memberikan lukisan antik langka begitu saja? Selir Yun santai, itu kan cuma lukisan. Dia tidak sepicik Selir Yi.


Tan Er menggelar kembali lukisan itu. Jing Xin heran melihatnya. Kenapa Tan Er tampak begitu resah melihat lukisan ini?

"Lukisan ini dari Kakak Yi Huai." Ujar Tan Er.

"Kenapa nona berkata begitu?"

Tan Er menjelaskan makna lukisan itu. Burung betina yang tampak hinggap di dahan pohon dalam lukisan itu adalah dia, sementara burung jantan yang hinggap di atas tandu ini adalah Yi Huai. Tanggalnya 13 hari dari sekarang.

Itu artinya 13 hari dari sekarang, Yi Huai akan mengirim tandu untuk membawanya bertemu Yi Huai. Jing Xin heran, dari mana Tan Er tahu kalau lukisan ini adalah pesan dari Yi Huai.


"Nama pelukisnya adalah Mu Xing. Ini diambil dari Tan pada Tan Er dan Huai pada Yi Huai dan digabungkan menjadi Mu. Saat aku masih di kediaman Qu, aku sering memakai nama ini untuk mengirim surat padanya. Tak ada orang lain yang tahu tentang ini."

"Lalu, apa nona benar-benar akan pergi."

"Jing Xin. Tolong bantu aku untuk memberitahu Xiao Tan. Apapun yang terjadi, aku ingin bertemu Kakak Yi Huai. Aku ingin mendengarnya mengatakan tentang apa yang terjadi belakangan ini. Xiao Tan harus menemukan cara untuk keluar dari kediaman ini."


Maka saat Xiao Tan kembali, Jing Xin pun segera menyampaikan pesan Tan Er itu padanya. Tapi Xiao Tan tak segera memberi jawaban, malah mondar-mandir galau sampai Jing Xin harus menghentikannya dan meminta Xiao Tan untuk membantu nonanya.

Xiao Tan cemas, "Apa kau yakin kalau Yi Huai yang ingin bertemu dengannya? Bisa saja ini perangkap!"

"Aku kan sudah bilang. Nona sangat yakin. Hanya dia dan Pangeran Pertama yang mengetahui nama 'Mu Xing', orang lain tak ada yang tahu."

 

Xiao Tan sebenarnya masih ragu. Tapi akhirnya dia setuju untuk membantu. Tapi Cheng Cheng tidak akan membiarkannya pergi, jadi dia harus memikirkan cara keluar dari kediaman ini.

Ah, Xiao Tan tiba-tiba dia punya ide. Di mana ginseng pemberian Jing Xuan waktu itu? Tentu saja Jing Xin menyembunyikannya, soalnya Xiao Tan kan takut Lian Cheng akan menyuruhnya memakan ginseng itu.

"Cepat ambil! Mulai hari ini, aku akan makan ginseng besar itu 3 kali sehari. Dalam waktu 3 hari, aku harus sepenuhnya menyingkirkan lobak besar aneh itu!"


Maka ginseng itu pun diolah jadi berbagai macam makanan. Mulai dari dibuat jadi salad, ditumis, bahkan dijadikan sup ayam dan Xiao Tan memakan semuanya dengan sangat lahap. Dia bahkan menenggak sup ayam ginsengnya sampai ludes tak bersisa.

Lian Cheng senang-senang saja melihatnya makan begitu lahap. Tapi dia heran juga, kenapa belakangan ini dia suka makan ginseng?

"Setelah aku menghabiskan semua ini, maka ginseng besar pemberian Xiao Xuan itu akan habis!"


"Baiklah, baiklah. Aku akan mengizinkanmu keluar rumah."

"Sungguh? Baguslah! Cheng Cheng, kau sangat tampan. Aku kenyang sekarang. Kalau begitu, aku pergi dulu. Bye bye!"


Yu Hao heran dengan bahasa anehnya Xiao Tan barusan, 'bye bye' itu apa? Lian Cheng menduga kalau itu mungkin artinya sampai jumpa.

Pelayan datang tak lama kemudian untuk memberitahu Lian Cheng pesan dari istana. Lian Cheng diundang ke Perpustakaan Kerajaan besok untuk mendiskusikan masalah penting.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments