Rekap Love Destiny (Bupphae Saniwaat) Episode 1 - 1

Rekap Love Destiny (Bupphae Saniwaat)  Episode 1 - 1

Baiklah, karena masih aja ada yang protes tentang sinopsis drama ini, ku-upload ulang deh. Semoga tidak ada masalah lagi. Eike kan capek BOOOOOK! Duh, heran deh. Kenapa aku terus sih yang dijadiin sasaran. Makanya aku males banget nulis sinop sekarang. 

Episode 1 ini aku buat singkat aja jadi 2 part dan nggak banyak dialog di part 1. Di episode 2 nanti baru akan kubuat sinopsis seperti biasanya. 


Kisah ini bersetting pada zaman kerajaan Ayutthaya pada masa pemerintahan Raja Narai (Sekitar abad ke-17. CMIIW).

Ada seorang nona bangsawan bernama Mae Karakade (Bella Ranee) yang cantik jelita. Tapi sayang, sifatnya kayak setan. Beuh! Sadis banget, dikit-dikit main gampar, tendang sana, tendang sini.

Dan korban-korbannya adalah para pelayan yang malang, terutama kedua pelayan pribadinya sendiri (Pin dan Yam). Pokoknya dia nggak ada hormat-hormatnya sedikitpun pada orang lain, bahkan pada orang tua sekalipun, apalagi orang-orang yang statusnya lebih rendah daripada dia seperti para pelayan. Tapi walaupun begitu, Pin dan Yam tetap setia padanya.

 

Sejak kecil dia sudah dijodohkan dengan seorang pria bernama Meun Sunthorndewa (Pope Thanawat). Tapi ortunya manggil dia Por Date dan Karakade manggil dia Khun P. Err... ya, kita panggil saja dia Por Date, soalnya Ibunya Por Date juga manggil suaminya Khun P'.

Mereka dijodohin karena kedua ayah mereka sahabat karib. Lalu saat kedua orang tua Karakade meninggal dunia, Ayah Por Date mengajak Karakade untuk tinggal di rumah mereka.

Saat pertama kali melihat Por Date yang tampan rupawan, Karakade langsung cinta mati dan mencap Por Date sebagai miliknya seorang. Saking tergila-gilanya, dia sampai cemburu berat dengan siapapun wanita yang dekat dengan Por Date.

Pastinya tidak ada seorangpun yang menyukai Karakade gara-gara sifatnya itu. Por Date juga benci setengah mati sama dia dan sengaja menunda-nunda pernikahan mereka, tak peduli biarpun ayahnya tetap keukeuh menyuruh Por Date menikahi Karakade karena Ayah tak mau mematahkan janjinya pada mendiang Ayah Karakade.

 

Por Date malah lebih tertarik pada wanita lain yang bernama Mae Ying Janward. Janward ini sangat berbeda dari Karakade, dia lemah lembut dan baik hati, pantaslah kalau Por Date suka. Ibunya Por Date juga.


Tapi Karakade cemburu berat sama Janward hingga suatu hari saat dia mengetahui kabar bahwa Janward mau datang menemui Khun Ying Jumpa (Ibunya Por Date), dia membuat rencana licik untuk membunuh Janward.

Ayutthaya ini kerajaan yang dikelilingi oleh sungai-sungai besar, jadi orang-orangnya kalau bepergian harus pakai perahu gitu. Nah, waktu Janward naik perahu kecil menuju rumah Por Date, Karakade menyuruh Pin untuk menyabotase perahunya.

Pin awalnya ketakutan, tapi Karakade langsung membulinya dengan kejam. Terpaksalah Pin harus menurutinya dan menyelam ke dalam sungai lalu menggoyang-goyang perahunya Janward sampai orang-orang di atas perahu tersebut tenggelam.

Untunglah Janward berhasil diselamatkan oleh para pelayan pria, tapi salah satu pelayan wanita Janward tak terselamatkan dan tenggelam. Kejadian itu sontak menghebohkan warga sekitar, termasuk Por Date sekeluarga.


Karakade langsung ngamuk-ngamuk waktu tahu yang mati pelayannya Janward dan bukannya Janward sendiri. Pin tak bisa tenang, takut arwah Dang (Pelayannya Janward yang meninggal) menghantuinya.

Karakade sampai kesal mendengar keluhannya dan mengancam kedua pelayannya untuk tutup mulut dan bersikap seperti biasanya. Tapi Yam tak bisa tinggal diam dan akhirnya memutuskan diam-diam keluar untuk mencari informasi saat Karakade sedang tidur.

Kecuali Karakade, semua orang tak bisa tidur malam itu. Gelisah menunggu hasil pencarian Dang. Tapi setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, mereka akhirnya memutuskan bahwa Dang sudah pasti meninggal dunia. Yam yang menguping mereka, shock mendengarnya.

Tapi saat dia diam-diam mau kembali ke kamar nonanya, dia ketahuan Por Date yang langsung curiga kalau mereka bertiga lah pelaku kejadian ini. Yam panik dan berusaha menyangkal, tapi sikapnya jelas sangat mencurigakan.

Apalagi saat Khun Ying menyuruh Yam memanggil Karakade keluar, dia malah bilang kalau nonanya itu sedang tidur nyenyak. Parahnya lagi, saat pelayan pribadi Khun Ying Jumpa mencoba membangunkan Karakade, Karakade malah menendang dan mengusirnya keluar dengan kejam.


Kesal, Khun Ying Jumpa menyerahkan masalah ini pada Por Date dan suaminya, sementara ia sendiri pergi ke Kuil Chai untuk mendoakan mendiang. 

Sepanjang perjalanan, ia kesal merutuki calon menantu yang tidak diinginkannya itu. Calon menantu yang setiap harinya cuma nganggur, tidak bisa apa-apa, dan hobi menyiksa para pelayan.

Prik (Pelayan pribadi Khun Ying Jumpa) berusaha menenangkan nyonya-nya dengan meyakinkan bahwa jika mereka memiliki takdir cinta, maka mereka pasti akan menjadi belahan jiwa satu sama lain. Tapi jika tidak, maka mereka tidak akan menjadi belahan jiwa satu sama lain.


Saat Khun Ying Jumpa masuk ke dalam kuil... kita tiba-tiba saja dibawa ke dunia masa depan, di mana ada rombongan mahasiswa arkeologi yang sedang mengawasi renovasi sebuah kuil kuno.

Di antara para mahasiswa itu, ada seorang wanita yang walaupun penampilannya gendut dan culun, tapi tampak jelas dia sangat amat mirip dengan Karakade. (Oh, apa dia reinkarnasi-nya Karakade?)

Dia adalah Kadesurang. (Hmm... namanya pun hampir mirip), tapi sikapnya sangat amat berbeda dari Karakade. Dia baik hati dan periang. Dia juga memiliki seorang teman dekat pria bernama Reungrit yang suka menggodainya.

Kadesurang sangat menyayangi ibu dan neneknya. Hari itu hari terakhir mereka di sini, dan dia sangat senang karena sebentar lagi akan bertemu dengan ibu dan neneknya lagi.


Dari gambar sketsa pembangunan kuil itu, kita melihat kuil itu adalah kuil yang sama dengan kuil yang didatangi oleh Khun Ying Jumpa. (Hmm, jadi mereka berada di tempat yang sama tapi di masa yang berbeda?)


Karakade sendiri baru keluar dari kamarnya setelah Khun Ying Jumpa kembali dari kuil. Khun Ying Jumpa sampai stres menghadapi kelakuan calon menantunya itu.

Dengan tampang tanpa dosa, Karakade pura-pura tak tahu apa yang terjadi. Dan kaget dengan gaya lebay saat diberitahu kalau pelayannya Janward mati tenggelam.

Tapi sayang, aktingnya kurang jitu karena saking lebay-nya, dia malah tak sengaja keceplosan menyebut nama Dang dan bagaimana kejadian itu terjadi dengan detil, padahal mereka sama sekali belum menyebut nama Dang dan belum memberitahu bagaimana kejadian itu terjadi.


Por Date jadi yakin 100% kalau pelakunya adalah Karakade dan semakian bersikeras menolak menikah dengannya. Mending dia mati daripada nikah sama Karakade. Khun Ying Jumpa pun langsung mendukung Por Date. Tapi Ayah masih ragu dan bersikeras ingin mempercayai Karakade.

Khun Ying tiba-tiba punya ide bagus untuk mengetahui Karakade bersalah atau tidak. Yaitu dengan mantra bulan. Mantra sakti milik keluarga Por Date yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Mantra ini menggunakan kain milik mendiang untuk digunakan memanggil arwah mendiang agar mendiang menunjukkan siapa yang bersalah atas kematiannya. Jika Karakade tidak bersalah, maka mantra ini tidak akan berpengaruh apapun padanya. Tapi jika dia bersalah, maka mantra ini akan membuatnya gila... atau mati.

Setelah pemikiran yang cukup alot, Ayah akhirnya setuju. Joi (Pelayan pribadi Por Date) membantu mereka mengambilkan kain milik mendiang untuk digunakan dalam ritual.

Tepat saat mereka hendak melakukan ritual, langit seolah mendukung mereka dengan tiba-tiba mendung dan diiringi petir menggelegar.


Yam yang ditugaskan memata-matai Por Date, dengan ragu-ragu melaporkan masalah itu pada nonanya. Pin jelas ketakutan setengah mati, apalagi dialah yang menenggelamkan perahu itu.

Karakade sinis meremehkan mantra itu dan ngotot menyatakan dirinya tidak bersalah karena pelakunya adalah Pin.

Saat mereka mulai merapal mantra itu, Karakade mulai cemas melihat langit yang semakin gelap dengan petir bertalu-talu. Jelas-jelas dia mulai ketakutan, tapi tetap saja dia sok jaim meremehkan mantra itu. Dia yakin takkan terjadi apapun padanya.

Awalnya memang tidak ada pengaruh apa-apa, tapi saat seorang pelayan mulai menaburkan sesuatu ke dalam api ritual, seketika itu pula kulit Karakade mulai memerah dan tbuhnya merasa kepanasan.

Badai semakin menghebat saat Por Date terus merapalkan mantra itu dengan penuh tekad dan membuat Karakade jadi semakin gelisah. Bahkan lama-lama dia mulai semakin menggila.

Saat mereka memasukkkan sesuatu ke dalam api untuk kedua kalinya, tiba-tiba saja muncul api gaib membakar tangan Karakade. Wuih! Serem. Karakade kontan menjerit histeris.


Kedua pelayannya yang juga ketakutan, berusaha menenangkan Karakade dan membaringkannya. Tapi kemudian Karakade jadi semakin panik saat tiba-tiba saja dia melihat bayangan iblis penjaga neraka yang datang untuk mencabut nyawanya.

Sementara dia tersiksa hebat, Pin sendiri tidak kenapa-kenapa karena jelas dia hanya kambing hitam. Saat Karakade semakin sekarat, bayangan kematian pelayannya Janward berkelebat dalam benaknya.

Karakade menangis ketakutan tak ingin mati. Tak tahu harus bagaimana, kedua pelayan meminta Karakade untuk berdoa lalu membantu Karakade menyatukan kedua tangannya.

 

Karakade tampak mulai semakin melemah saat menangis sembari menatap Kuil Chaiwatthanaram dari jendela kamarnya dengan kedua tangan menyatu... sebelum kemudian tubuhnya kaku tak bernyawa dengan mata terbuka.

Sementara itu di dunia masa depan, Kadesurang dan Reungrit sengaja tidak ikut rombongan mereka pulang dan masih tetap berada di Kuil Chaiwatthanaram walaupun sudah malam dan gelap gulita.

Tapi saat mereka sedang jalan-jalan mengelilingi kuil yang gelap dan seram itu, mereka malah bertemu hantu wanita... yang tak lain adalah hantunya Karakade yang kontan membuat mereka kabur ketakutan. (Hmm... kalau Karakade jadi hantu gentayangan, berarti Kadesurang bukan reinkarnasinya Karakade dong?)

Mereka berusaha berkendara dari tempat itu secepat mungkin, tapi hantu Karakade ternyata membuntuti mereka.

Shock, Reungrit jadi kehilangan kendali mobilnya hingga akhirnya mereka berdua mengalami kecelakaan... yang sepertinya merenggut nyawa Kadesurang karena kemudian kita melihat arwahnya berada di sebuah tempat antah berantah.


Dan di sana lah Kadesurang bertemu dengan arwah Karakade yang memohon pertolongan padanya karena Karakade sekarang sedang dikejar-kejar penjaga neraka.

Karakade dan Kadesurang saling berkenalan saat tempat antah berantah itu berubah menjadi neraka. Karakade memperkenalkan dirinya adalah putri Phraya Rambalong dari Songkrae. Kadesurang bisa menduga kalau dia adalah hantu gentayangan dan langsung menawarkan untuk melakukan derma untuk arwah Karakade.


Tapi kemudian muncul dua iblis penjaga neraka yang datang untuk menangkap Karakade. Karakade makin panik memohon-mohon Kadesurang untuk membantunya.

"Aku akan memberikan tbuhku padamu." Ujar Karakade. "Gunakan tbuhku untuk berbuat kebaikan untuk menebus karma burukku. Tunjukkan pada semua orang bahwa Mae Ying Karakade juga memiliki kebaikan. Dia bukan cuma orang jahat seperti yang mereka pikirkan."

Kedua iblis penjaga neraka tiba-tiba menangkap kaki Karakade dengan cambuk api mereka yang kontan membuat Karakade semakin panik memohon-mohon Kadesurang untuk membantunya.

Kedua arwah gadis itu berusaha saling mempertahankan genggaman tangan mereka. Tapi akhirnya mereka pun terpisah dan terlontar ke tempat yang berbeda. Karakade ke neraka, sedangkan Kadesurang entah terpental ke mana.


Pada saat yang bersamaan, kita melihat mobilnya Reungrit terguling-guling sebelum kemudian terbakar... tepat di depan kuil.

Dan tepat saat itu juga, Ibunya Kadesurang tiba-tiba tak sengaja menjatuhkan jam hingga pecah berkeping-keping yang kontan membuat Ibu dan Nenek Kadesurang punya firasat buruk.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam