Sinopsis Ugly Duckling - Don't episode 7 [END]

Sinopsis Ugly Duckling - Don't episode 7 [END]


Maewnam dan Zero akhirnya jadian. Minton yang saat itu masih berada di sekitar lapangan, sedih mendengar Maewnam dan Zero jadian. 

Ozone menyusul Minton tak lama kemudian. Walaupun Minton pura-pura berusaha tegar, tapi Ozone bisa melihat kesedihan Minton yang tampak tergambar jelas di wajahnya.

Minton akhirnya mengaku sejujurnya kalau dia memang tidak baik-baik saja. Ditolak itu ternyata rasanya sangat menyakitkan, apalagi ditolak dihadapan banyak orang, rasanya bukan cuma menyakitkan tapi juga memalukan. 

Tapi Minton tetap berusaha berpikir positif, karena dia merasa dia memang pantas mendapatkan semua ini.

"Kalau begitu kenapa kau tidak menutupi kepalamu dengan kardus saja?"

"Nggak mau. Kenapa aku harus melakukannya? Aku harus memperlihatkan wajah tampanku pada semua orang"

"Kepercayaan dirimu tidak menurun sedikitpun"

"Tentu saja. Apa kau tidak tahu aku. Bahkan sekalipun aku baru saja ditolak tapi aku punya cewek lain yang menghiburku"

Ozone langsung malu dan hal itu malah membuat Minton semakin getol menggodai Ozone "Kau mengkhawatirkanku yah? apa itu artinya kau punya perasaan padaku? katakan sejujurnya"


Setelah resmi jadian, Maewnam langsung mengajak Ozone ke rumah untuk dia perkenalkan pada ayahnya. Pak kumis bingung melihat Maewnam gandangan tangan sama Zero.

"Kami kencan sekarang"

"Kencan sebagai teman?"

"Lebih dari sekedar teman sebenarnya"


Pak kumis tidak setuju, dia memaksa mereka untuk lepas tangan tapi Maewnam ngotot tidak mau. Pak kumis stres, kenapa Maewnam tidak mematuhinya. 

Dia bertanya jika dia tidak mengizinkan, apa mereka akan mencari cara lain untuk saling bertemu? Maewnam dan Zero langsung manggut-manggut. Pak kumis jadi makin stres.


Dia akhirnya setuju... tapi dengan syarat. Mereka berdua harus hanya boleh pacaran di tempat dimana dia bisa melihat mereka. Maewnam harus selalu berhati-hati sementara Zero hanya diperbolehkan memegang tangan Maewnam saja. 

Tiap kali mereka mau keluar, mereka harus selalu laporan setiap saat. Maewnam protes bagaimana kalau pak kumis sedang kerja. Pak kumis tidak cemas, karena dia punya asisten (natap Plawan).


Suatu hari, Maewnam dan Zero kencan. Tapi sayangnya, mereka tidak bisa kencan berduaan gara-gara asistennya pak kumis aka  Plawan terus membuntuti dan mengganggu mereka. 

Parahnya lagi, tiap kali mau mesra-mesraan, Plawan langsung menjauhkan Maewnam dari Zero. Bahkan saat mereka mau selfie berdua pun, Plawan langsung muncul dan ikut-ikutan foto.


"Zero, yang kukatakan benar kan? Jauh lebih baik untuk tidak terlibat masalah"

Zero menyetujuinya. Tapi saat Maewnam dan Plawan pergi ke kamar kecil, tiba-tiba muncul sekelompok preman musuhnya Zero. Mereka sudah tahu tentang Zero yang punya pacar dan janjinya untuk tidak bertengkar lagi. 

Mereka langsung menghina Zero bahkan mengatainya dengan berbagai kata hinaan sampai membuat Zero emosi. Dia hampir saja menantang mereka... tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk menahan diri demi janjinya pada Maewnam.


Tapi para preman itu tidak mau melepaskannya begitu saja. Bahkan mereka langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeroyok dan menghajar Zero habis-habisan dan Zero sama sekali tidak melawan sedikitpun.


Saat Maewnam dan Plawan balik, mereka bingung karena tidak melihat Zero. Plawan pergi mencarinya dan mendapati Zero babak belur. Zero berkata kalau dia tadi ketemu musuh lamanya. Plawan heran melihat wajah Zero karena selama ini dia dengar kalau Zero tidak pernah kalah.

Zero memberitahunya kalau dia tidak melawan mereka karena dia sudah janji pada Maewnam. Plawan kagum lalu dengan pedenya berjanji akan membantu Zero menghajar para preman itu jika lain kali Zero tidak bisa melawan mereka "Karena kau adalah kakakku"


Saat Maewnam menemukan mereka dan melihat wajah Zero, dia langsung marah dan mengomeli Zero karena dia mengira kalau Zero melanggar janjinya dan terlibat pertengkaran lagi padahal dia sudah janji untuk tidak berkelahi lagi. 

Plawan ingin membela Zero tapi Zero sendiri hanya diam saja. Maewnam jadi makin marah. Saking marahnya, Maewnam menyuruh Zero untuk tidak bicara padanya lagi.


Plawan bersikap sok cool dengan update status di medsos, menyindir tindakan pengeroyokan Zero bahkan menantang siapa saja yang berani cari perkara dengan 'kakakku'. 

Sayangnya, aksi sok coolnya itu langsung dapat karma. Tak berapa lama kemudian, seseorang menerima tantangan Plawan bahkan sampai mengupload gambar pisau. Plawan yang tadinya sok cool, sekarang jadi ketakutan.


Maewnam masih ngambek sampai malam. Zero datang tak lama kemudian untuk minta maaf karena tidak memberitahukan kebenarannya dan membuat Maewnam mengkhawatirkannya. 

Zero meyakinkan Maewnam kalau dia sama sekali tidak melanggar semua janjinya pada Maewnam. Mereka berdua akhirnya berbaikan sambil janji jari kelingking lagi.


Saat mereka bertemu, Plawan menceritakan kejadian saat Zero dikeroyok. Minton rada puas mendengar Zero babak belur tapi kemudian dia langsung mengomeli Plawan. 

Bahkan sekalipun Plawan marah pada para preman itu, tidak seharusnya dia memprovokasi mereka apalagi sampai menantang mereka di FB. 

Kalau mereka sampai melawan Plawan beneran, apa Plawan mampu menangani mereka? Plawan dengan sangat pedenya berkata kalau dia bisa karena Zero sudah mengajarinya beberapa jurus.


Saat mereka hendak pulang, mereka malah dihadang oleh para preman yang langsung melabrak Plawan. Mereka melarikan diri sampai akhirnya mereka sampai akhirnya mereka berhasil lolos dari para preman itu. Minton langsung menghubungi Zero dan menyuruh Zero datang sekarang juga. Minton lalu meninggalkan Plawan sebentar untuk mencari jalan keluar.


Tapi saat dia pergi, para preman itu malah menemukan Plawan dan langsung menghajarnya. Minton cepat kembali dan berusaha menyelamatkan Plawan tapi sendiri tidak mampu melawan mereka. Para preman itu terus menghajar mereka habis-habisan... tapi untunglah Zero cepat datang dan menghentikan para preman itu. Zero bingung dengan janjinya pada Maewnam tapi saat dia melihat si preman mengeluarkan pisau, dia langsung turun tangan menghajar para preman itu.


Plawan terluka parah sampai harus dilarikan ke rumah sakit. Maewnam marah besar pada Zero karena dia mengira Zero lah yang membuat adiknya jadi terlibat dengan para preman. Maewnam kecewa karena Zero melanggar janjinya sendiri. Tapi Zero sama sekali tidak membela diri. Maewnam memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka sampai di sini.


Minton heran kenapa Zero tidak memberitahukan kebenarannya pada Maewnam. Zero merasa tidak perlu karena takutnya Maewnam akan berpikir kalau dia cuma cari-cari alasan. Lagipula, dia memang melanggar janjinya.

"Tapi kau melakukannya untuk menyelamatkan Plawan"

"Kenapa? Bukankah seharusnya kau senang karena aku dan Maewnam putus?"

"Tidak. Memang aku butuh waktu cukup lama untuk menerima hubungan kalian. Kalau kalian mau putus maka lakukannya untuk alasan yang lebih baik dan bukannya karena kesalahpahaman"


Saat Plawan akhirnya sadar, dialah yang akhirnya menjelaskan kesalahpahaman antara Zero dan Maewnam. Dia memberitahu Maewnam kalau Zero berkelahi dengan para preman itu untuk menyelamatkannya dan beberapa hari yang lalu saat Zero babak belur itu bukan karena dia berkelahi tapi karena dia dihajar tapi dia tidak melawan karena dia tidak mau melanggar janjinya pada Maewnam.


Menyadari kesalahannya, Maewnam langsung pergi mencari Zero di tempat biasa. Begitu menemukannya, Maewnam langsung memeluknya erat-erat. Maewnam bertanya-tanya kenapa Zero tidak memberitahu kebenarannya? Zero mengaku kalau dia hanya tidak tah apa yang harus dia katakan karena dia memang telah melanggar janjinya pada Maewnam.

"Dan apa yang kau katakan memang benar. Aku ini memang pembuat masalah dan kau jauh lebih baik tanpaku"


"Tapi kau bukan satu-satunya yang salah. Aku juga salah. Maaf karena asal menuduhmu tanpa memikirkannya baik-baik. Aku tidak bisa tanpamu karena kau adalah orang yang memaksaku untuk keluar dari kardusku dan menghadapi dunia. Aku bahagia bersamamu, Zero"

"Bukan cuma kebahagiaan, aku juga bisa membawa masalah bagimu"

"Kau sendiri kan yang bilang padaku untuk lari dari masalah. Zero, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menghadapi semua masalah. Apa kau mau menghadapi semua masalah bersamaku?"


"Tentu saja. seberapa beratpun semua masalah itu"

"Kita akan melewatinya bersama-sama"

"Maewnam, aku minta maaf"

"Zero, aku mencintaimu, kau tahu kan?"

Zero ketawa dan langsung menjitak kepala Maewnam sambil mengingatkan Maewnam kalau menyatakan cinta itu harus pria duluan.


Suatu hari, semua orang berkumpul di rumah Maewnam untuk merayakan ultahnya Maewnam. Mereka merayakannya dengan suka cita dan penuh keceriaan.

Dalam narasinya, Maewnam berkata "Jadi, inilah cerita petualangan bebek berkepala kardus sepertiku. Walaupun semua ini adalah konspirasi antara ayahku dan Minton tapi sukses membuatku keluar dari kardus dan menghadapi dunia luar."

"Dunia ini punya sisi gelap dan sisi terang, bahkan ada sisi yang jauh lebih terang dan tidak masuk akal. Aku sangat berterima kasih pada semua orang ini karena mereka telah memberiku hidup baru."

"Mereka membuatku percaya bahwa jika orang-orang yang kau sayangi berada disisimu maka semua masalah akan bisa diatasi dengan mudah"


Setelah pesta usai, Minton nawarin tumpangan pulang ke Ozone. Ozone jai malu dan menolak tawaran itu tapi Minton terus memaksa. 

Hmmm... apa Minton sekarang ada rasa sama Ozone?... Kayaknya sih benih-benih cinta mulai tumbuh diantara Minton dan Ozone, Minton bahkan tidak bisa berpaling dari Ozone.


"Jangan menatapku terus, nanti kau jatuh cinta padaku loh" goda Ozone

"Kenapa kau memperingatkanku baru sekarang? Sudah telat"


Maewnam keluar untuk mengantarkan Zero pulang sementara Pak Kumis dan Plawan mengintip dari pintu. 

Tapi Zero tidak mau berpisah begitu saja. Dia maunya mereka saling mengucap goodbye dulu. Maewnam langsung dadah-dadah tapi yang Zero maksud bukan goodbye semacam itu. Lalu apa?

"Aku mau good night kiss"

"Apa kau gila? pulang saja sana"


Tapi Zero tidak mau, dia bahkan langsung mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Maewnam... Pak Kumis kontan emosi dan langsung keluar untuk membunuh Zero. Zero melarikan diri dan Pak Kumis langsung mengejarnya.

"Hihi, sepertinya petualanganku masih akan terus berlanjut"


Love Quote: 
Seberapa beratpun masalah yang kita hadapi tapi kita pasti akan bisa melewatinya bersama-sama.

~ THE END ~

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam