Sinopsis My Sunshine Episode 22

 Sinopsis My Sunshine Episode 22


Mo Sheng dan Yi Chen akhirnya tiba di rumah. Saat Mo Sheng mengeluh capek, Yi Chen langsung menyuruhnya untuk tidur saja sementara dia sendiri yang akan membereskan barang-barang mereka. Setelah Mo Sheng masuk kamar, Yi Chen mengeluarkan sebuah kotak kecil berisi cincin berlian.


Keesokan harinya, Mo Sheng baru tiba di kantor saat tiba-tiba dia dicegat Xiao Hong di lobi yang memperingatkannya untuk siap mental karena keadaan didalam kantor sedang kacau. 

Da Bao bertengkar dengan Yi Qing dan ujung-ujungnya, Da Bao malah keceplosan memberitahu Yi Qing tentang pernikahan Mo Sheng dan Yi Chen dan sekarang Yi Qing benar-benar sangat marah.

"Aku akan minta maaf padanya. Kurasa dia tidak akan terlalu mempermasalahkannya"

"Untunglah Da Bao tidak sampai memberitahukan tentangmu dan Ying Hui"


Saat Mo Sheng masuk kantor, semua orang langsung menatapnya dengan cemberut... tapi ternyata mereka cuma bercanda. 

Rekan-rekannya Mo Sheng justru sangat senang mendengar pernikahan Mo Sheng, mereka bahkan menyarankan agar Mo Sheng mengadakan pesta resepsi di hotel bintang lima.


Semua orang mengucapkan selamat untuk Mo Sheng tapi Yi Qing ternyata benar-benar marah besar pada Mo Sheng karena menurutnya Mo Sheng sama sekali tidak memikirkan kepentingan pihak majalah. 

Mo Sheng punya hubungan sangat dekat dengan Yi Chen tapi Mo Sheng malah diam saja sampai mereka tidak berhasil mewawancarai Yi Chen.

Mo Sheng meminta maaf dan berusaha menjelaskan bahwa saat mereka ingin mewawancarai Yi Chen waktu itu, dia tidak membantu gara-gara waktu itu dia dan Yi Chen sedang bertengkar. Tapi Yi Qing sama sekali tidak mau dengar penjelasan apapun.


"Jangan ucapkan kebohongan padaku lagi. Apa masih belum cukup kau mempermainkan kami?"

"Jangan libatkan kami. Kau sendiri yang ngotot ingin mewawancarainya. Mo Sheng tidak berbohong pada kita. Kau bilang majalah kita ini dan itu. Apa sebenarnya niat aslimu?" protes Da Bao

Perkataan Da Bao itu langsung membuat Yi Qing makin emosi hingga ia langsung menyerahkan surat pengunduran dirinya lalu pergi.


Gara-gara masalah ini, Mo Sheng jadi murung seharian. Saat Yi Chen melihatnya, dia langsung menghampiri Mo Sheng dengan cemas. Mo Sheng pun langsung curhat tentang masalahnya dengan Yi Qing tadi pagi.

"Apa kau tidak bahagia gara-gara masalah ini?"

"He-eh. Sejujurnya, aku selalu merasa tidak enak tentang masalah ini. Kau tahu sendiri kalau waktu itu kita baru memulai kembali hubungan kita, karena itulah aku tidak bisa mengatakan apapun tentang hubungan kita. Sebenarnya, Yi Qing adalah orang yang bisa diandalkan dan jujur. Dia juga sangat hebat dalam pekerjaannya. Kepala editor memintaku untuk menghubunginya dan berbaikan dengannya tapi dia tidak menjawab teleponku"

"Baik aku mau diwawancara atau tidak, itu adalah urusanku. Apa hubungannya denganmu. Tidak masuk akal kalau dia marah-marah padamu"

"Jangan bicara seperti itu. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana caranya menyelesaikan masalah ini"


"Menurutmu bagaimana Lao Yuan dan Xiang Heng"

"Mereka hebat"

"Kenapa tidak kau suruh saja dia memilih salah satu diantara mereka berdua untuk diwawancara"

Candaannya itu sukses membuat Mo Sheng kembali tersenyum.


Yi Chen lalu meminta Mo Sheng untuk memberikan nomor teleponnya Yi Qing padanya. Begitu mendapatkannya, Yi Chen langsung beranjak bangkit ke balkon untuk menelepon Yi Qing.

 

Entah apa yang Yi Chen katakan pada Yi Qing tapi begitu dia masuk kembali, dia meyakinkan Mo Sheng bahwa masalahnya sudah selesai sekarang. 

Mo Sheng penasaran, apa yang Yi Chen katakan pada Yi Qing padahal kepala editor saja tidak berhasil meyakinkan Yi Qing. Sayangnya, Yi Chen sama sekali tidak mau memberitahukan rahasiannya.


Mo Sheng langsung mencoba menelepon Yi Qing lagi dan kali ini Yi Qing ternyata mau menerima teleponnya bahkan meminta maaf pada Mo Sheng karena dia telah menyalahkan Mo Sheng dan berjanji besok dia akan kembali bekerja.


Keesokan harinya di kantor majalah, semua orang terheran-heran saat mereka melihat Yi Qing melangkah masuk dan duduk di meja kerjanya seolah tak terjadi masalah apapun kemarin. 

Diam-diam Yi Qing dan Mo Sheng saling memandang penuh arti. Mo Sheng sangat senang melihat kedatangan Yi Qing dan langsung mengirim pesan ucapan terima kasih pada Yi Chen.


Ying Hui tengah berada di sebuah pameran foto yang err... tidak ada pengunjungnya sama sekali, belum buka mungkin yah. 

Foto-foto yang dipamerkan rata-rata adalah foto-foto panorama cahaya matahari yang pernah dipotret oleh Mo Sheng, pameran foto itu dibuat Ying Hui khusus untuk Mo Sheng.


Saat Xin Ying menelepon Linda untuk minta bicara dengan Ying Hui, Ying Hui langsung menolak bicara dengannya. Ying Hui curhat pada Linda tentang betapa berbedanya Xin Ying dan Mo Sheng. 

Xin Ying yang begitu mudahnya terpengaruh oleh uang dan kekuasaan sementara Mo Sheng sama sekali tidak mempedulikan masalah itu. Linda menduga mungkin karena Mo Sheng berasal dari keluarga kaya.

"Dia seperti foto-foto yang dia potret. Penuh dengan cahaya mentari" ujar Ying Hui

Ying Hui mengaku dia mulai menyadari kesalahan yang diperbuatnya di masa lalu dan mengeluhkan kesalahannya sendiri saat dia membiarkan Mo Sheng kembali ke Cina. Tapi Ying Hui yakin, hari ini dia pasti bisa membalikkan keadaan.


Sore harinya, Yi Chen diundang ke pameran foto itu. Sekali melihat foto-foto itu, Yi Chen langsung tahu kalau semua itu adalah hasil karyanya Mo Sheng. 

Ying Hui memberitahu Yi Chen bahwa dia selalu ingin mengadakan sebuah pameran foto untuk Mo Sheng.


Ia lalu menunjukkan foto-nya Mo Sheng yang pertama kali mendapat bayaran. Ying Hui berkata bahwa foto itu diambil saat Mo Sheng berada di California, waktu itu mereka baru saja bersatu kembali. 

Waktu itu Mo Sheng sangat bahagia mendapat bayaran pertamanya bahkan sampai mentraktirnya makan.

Ying Hui lalu menunjukkan sebuah foto lain yang membuat Mo Sheng memenangkan sebuah penghargaan. Ying Hui masih ingat betul tanggal tepatnya saat Mo Sheng mendapatkan telepon kemenangannya dan betapa bahagianya Mo Sheng kala itu sampai-sampai Mo Sheng berteriak kegirangan seperti anak kecil. 

Hari itu benar-benar hari yang membahagiakan apalagi kebetulan waktu itu, dia juga berhasil memenangkan negosiasi yang sangat penting. Sayangnya, selama Ying Hui berceloteh tentang kenangan indahnya bersama Mo Sheng, Yi Chen sama sekali tidak menanggapinya.

"Pengacara He, kenapa kau tidak mengatakan apapun?"

"Presdir Ying, tampaknya anda sangat terlena dalam mengenang masa lalu anda jadi saya tidak ingin mengganggu"


Ying Hui protes, apakah maksud Yi Chen semua ini cuma sebuah masa lalu? Ying Hui menegaskan bahwa semua ini bukan cuma kenangan masa lalu. Kenangan masa lalu ada di tempat lain. 

Ying Hui lalu membawa Yi Chen melihat sebuah foto yang cukup mengejutkan Yi Chen. Foto keluarga ukuran jumbo yang memperlihatkan Ying Hui, Mo Sheng dan Xiao Jia yang tampak tersenyum bahagia. 

Ying Hui sama sekali tidak memberitahu bahwa alasan mereka menikah adalah demi menyelamatkan Xiao Jia. Dia malah mengatakan sebuah alasan yang terdengar seolah pernikahannya dengan Mo Sheng berdasarkan cinta, bahwa mereka mengadopsi Xiao Jia adalah karena Mo Sheng sangat menyukai anak-anak.

"Ini adalah sebuah kenangan" ujar Ying Hui


Begitu melihat ekspresi Yi Chen, diam-diam Ying Hui tersenyum licik. Ia lalu bertanya apakah, Yi Chen tidak merasa bersalah karena Yi Chen telah merusak rumah tangga orang lain? (Hah? Nggak salah ngomong, pak? Anda sendiri yang berulah, tapi sekarang malah nuduh Yi Chen yang ngerusak rumah tangga situ)


Yi Chen dengan tenangnya memutarbalikkan ucapan Ying Hui karena dengan memperlihatkan semua ini padanya sama saja Ying Hui tengah berusaha merusak rumah tangganya dengan Mo Sheng. 

Ying Hui berterima kasih pada Yi Chen karena telah menjaga Mo Sheng selama ini tapi Ying Hui memperingatkan bahwa sekarang saatnya Yi Chen mengakhiri semua ini.

"Mo Sheng adalah istri saya. Sudah menjadi kewajiban saya untuk menjaganya. Ini adalah kewajiban sekaligus kebahagiaan sebagai pasangan suami istri. Tidak ada alasan bagi anda untuk berterima kasih pada saya karena menjaganya" ujar Yi Chen


Mendengar itu, Ying Hui langsung memberitahu Yi Chen bahwa dia dan Mo Sheng sebenarnya belum bercerai. Jadi mereka masih resmi suami istri menurut hukum Amerika dan Cina. 

Yi Chen tidak percaya. Ying Hui pun menyuruh Yi Chen mengecek sendiri saja catatan pernikahannya dengan Mo Sheng. 

Ying Hui mengklaim bahwa dia sangat mencintai Mo Sheng, saking cintanya dia bahkan rela melepaskan dan membiarkan Mo Sheng bermain bersama mantan pacarnya tapi sekali lagi Ying Hui memperingatkan bahwa permainan ini harus segera berakhir.


Malam harinya, Yi Chen mulai menanyai Mo Sheng perihal pernikahannya dengan Ying Hui di Amerika. 

Mo Sheng pun mulai bercerita sedetil-detilnya tentang pertama kali dia tiba di Amerika pada musim dingin... tapi Yi Chen langsung tertawa dan menyelanya bahwa dia tidak menginginkan jawaban mendetil seperti itu. Dia hanya ingin Mo Sheng memberikan jawaban singkat dan akurat.


Yi Chen bertanya dimana dia dan Ying Hui menikah? California, jawab Mo Sheng. Apakah mereka mendaftarkan pernikahan mereka ke balai kota? Iya. 

Apakah mereka mengucapkan sumpah pernikahan? Iya. Lalu apakah setelah itu mereka mendapatkan sertifikat pernikahan dan apakah sertifikat pernikahan mereka disahkan oleh notaris? 

Kali ini Mo Sheng agak ragu saat dia menjawab bahwa Ying Hui mungkin meresmikan sertifikat pernikahan itu ke notaris. Yi Chen meminta Mo Sheng menjawab dengan lebih detail maka Mo Sheng pun menjawab bahwa sertifikat pernikahan mereka sah.

"Lalu setelah disahkan, apakah sertifikat pernikahan itu dibawa ke kantor sekretariat Amerika Serikat untuk dilegalisasi?"

"Kurasa tidak"

"Aku ingin jawaban yang jelas"

"Sepertinya tidak"


Dari situ, Yi Chen mulai menyimpulkan bahwa pernikahan Mo Sheng dan Ying Hui sepertinya tidak dilaporkan ke kedubes Cina di California. 

Yi Chen lalu bertanya tentang proses perceraiannya dengan Ying Hui. Mo Sheng berkata bahwa dia dan Ying Hui sama-sama menandatangani surat cerai yang mana surat cerai itu kemudian mereka berikan pada seorang pengacara yang menyerahkan surat itu ke pengadilan.

Setelah itu Mo Sheng menerima surat keputusan hakim. Yi Chen bertanya kapan Mo Sheng menerimanya?

Mo Sheng mengatakan bahwa dia menerima surat keputusan itu dalam waktu yang sangat cepat, kurang dari sebulan. Lalu setelah itu dia langsung kembali ke Cina. 

Yi Chen  jadi curiga dengan terlalu cepatnya Mo Sheng menerima surat keputusan cerai itu. Yi Chen lalu meminta Mo Sheng untuk memperlihatkan surat keputusan cerainya.

"Yi Chen, apa ada masalah?"

"Tidak"


Yi Chen lalu meminta Mo Sheng untuk menandatangani sebuah dokumen untuknya. 

Dokumen itu adalah surat persetujuan pemberian kuasa hak cipta pada Yi Chen atas foto-fotonya Mo Sheng karena selama ini Mo Sheng tidak pernah sekalipun memberikan hak cipta karya-karyanya pada siapapun.

Saat Yi Chen menyuruhnya tanda tangan, lagi-lagi Mo Sheng langsung tanda tangan tanpa sedikitpun membaca isi dokumennya. 

Melihat itu, Yi Chen langsung bertanya heran apakah Mo Sheng tidak takut kalau dia akan menjualnya?

"Aku percaya padamu" ujar Mo Sheng "kalau kau ingin menjualku, seberapa banyak pun dokumen yang aku tandatangani, kau tetap bisa menjualku. Bukankah ini bahayanya menikah dengan pengacara?"


Keesokan paginya di firma hukum, Yi Chen tiba-tiba saja menyerahkan semua pekerjaannya pada para partnernya dan asistennya, dia juga menyuruh Mei Ting untuk menyerahkan sebuah surat yang ditujukan pada INSO. 

Setelah asistennya pergi, Lao Yuan langsung datang menginterogasinya. Kenapa Yi Chen mengambil cuti, apa Yi Chen mau bulan madu?

Saat Yi Chen membenarkannya, Lao Yuan langsung protes. Workaholic seperti Yi Chen biasanya tidak cuti untuk bulan madu mendadak seperti ini. 

Lao Yuan lebih panik lagi saat Yi Chen mengacuhkan protesnya, malah dengan santainya mengepaki barang-barangnya karena dia akan pergi sekarang juga.

"Berapa lama kau akan pergi?" tanya Lao Yuan "Kembalilah lebih cepat atau kami tidak akan bisa menangani pekerjaanmu"

"Aku akan menggunakan semua izin cutiku"

Lao Yuan langsung melotot kaget "Kau akan kembali enam bulan yang akan datang?!"


Mo Sheng tengah bekerja saat Yi Chen meneleponnya dan memberitahunya bahwa dia akan menunggu Mo Sheng didepan studio sampai Mo Sheng menyelesaikan pekerjaannya.


Saat Mo Sheng akhirnya keluar, Yi Chen langsung memaksanya masuk mobil sambil memberitahunya bahwa mereka akan pergi ke bandara sekarang. 

Mo Sheng bingung mereka mau menjemput siapa di bandara? Yi Chen memberitahunya bahwa mereka ke bandara bukan untuk menjemput seseorang tapi untuk terbang ke Hong Kong. 

Mo Sheng tambah bingung lagi, bukankah mereka baru saja kembali dari Hong Kong. Yi Chen berkata bahwa Cina tidak punya penerbangan langsung ke Mauritius jadi mereka harus transfer di Hong Kong.


"Mauritius? Kenapa kita pergi ke sana?"

"Bulan madu"

"Bulan madu?"

"Bukankah kita harus bulan madu saat menikah?"

"Iya sih. Kalau begitu bukankah kita harus izin cuti dulu?"

"Kita sudah cuti sekarang"

"Aku tidak bawa passport"

"Sudah kubawakan semua yang kita butuhkan"

"Aku belum makan"

"Kita makan di bandara"


Mereka berdua langsung terkekeh lalu cepat-cepat pasang sabuk pengaman dan pergi.


Setibanya di Mauritius, mereka langsung menginjakkan kaki di pasir pantai. Mo Sheng benar-benar heran, apa yang sebenarnya terjadi? 

Apalagi kepergian mereka yang sangat mendadak ini tidak terasa seperti bulan madu, malah terasa seperti kawin lari.


Sementara itu di Shanghai, Ying Hui cemas karena dia tidak bisa menghubungi Yi Chen. 

Dia lalu memerintahkan Linda untuk menyelidiki keberadaan Yi Chen karena dia sangat yakin saat ini Yi Chen sedang berada di luar negeri.


Tak lama kemudian, Ying Hui mendapat surat legal dari Yi Chen yang menuntut Ying Hui karena memamerkan foto-fotonya Mo Sheng secara ilegal. 

Tapi Ying Hui tenang-tenang saja bahkan menyuruh Linda mengabaikan surat tuntutan itu lalu menyuruh Linda untuk menghubungi Yi Mei.


Yi Mei tengah bekerja saat dia mendapat telepon dari Linda yang mengabarkan bahwa Ying Hui mau diwawancara tapi hanya 10 menit.


Yuan Feng sedang memotret Xiao Xiao untuk sebuah iklan kosmetik. Setelah selesai, Yuan Feng berinisiatif mengedit fotonya Xiao Xiao menjadi lebih gelap. 

Saat Xiao Xiao melihatnya, dia langsung protes keras. Yuan Feng jadi kesal dan jadilah mereka berdua bertengkar lagi.


Pertengkaran mereka tersela gara-gara pesan dari Yi Mei yang berterima kasih pada Yuang Feng dan memberitahunya bahwa Ying Hui akhirnya bersedia wawancara dengannya. 

Yuan Feng langsung berteriak kegirangan membaca pesan itu. Melihat itu, Xiao Xiao langsung menyindirnya tapi Yuan Feng tidak peduli bahkan dengan santainya balas menyindir, apa Xiao Xiao cemburu?

"Memangnya dia pantas dicemburui?"

Yuan Feng langsung protes dan balas menyindir Xiao Xiao yang sama sekali bukan selebritis besar. Buktinya Xiao Xiao sama sekali tidak punya fan cafe dan film pertamanya cuma mendubbing film kartun. 

Xiao Xiao dengan sinisnya menyindir  Yuan Feng perhatian padanya sampai-sampai Yuan Feng mencari tahu segala sesuatu tentangnya tapi dia tidak terima dengan kritikan Yuan Feng karena Yuan Feng bahkan belum pernah menonton filmnya jadi Yuan Feng tidak punya hak untuk menkritik filmnya. Kali ini Yuan Feng langsung terdiam kalah.


Di Mauritius, Yi Chen dan Mo Sheng tiba di kamar hotel mereka dan hal pertama yang langsung menarik perhatian Mo Sheng adalah jumlah kasur yang cuma ada satu. Ha! 

Yi Chen tanya apakah Mo Sheng keberatan dengan satu kasur itu? Mo Sheng menjawabnya dengan mengacungkan jempol sambil pura-pura sok cool.


Padahal saat dia masuk kamar mandi, dia langsung panik dan gugup. Mo Sheng berusaha mengingatkan dirinya sendiri bahwa mereka sudah menikah jadi tidak masalah kalau mereka harus tidur bersama. Tapi sesaat kemudian, tetap saja dia tidak bisa menghilangkan kegugupannya.


Yi Chen baru saja ganti baju saat teleponnya Mo Sheng berbunyi, dari Ying Hui. 

Tapi mumpung Mo Sheng masih mendekam di kamar mandi, Yi Chen diam-diam mematikan telepon itu. Mo Sheng akhirnya keluar tak lama kemudian lalu mengajak Yi Chen pergi ke pantai.


Di Shanghai, Yi Mei datang ke kantornya Ying Hui untuk wawancara. Yi Mei memulai sesi wawancara dengan berterima kasih atas kesempatan ini sembari memuji-muji kesuksesan Ying Hui... bla bla bla... tapi Ying Hui tiba-tiba mengumumkan bahwa dia tidak mau diwawancara.


Yi Mei tentu saja kaget dan heran, bukankah Ying Hui pernah bersedia diwawancara oleh sebuah majalah TREASURE? 

Yi Mei berusaha meyakinkan Ying Hui bahwa wawancaranya ini akan jauh lebih profesional daripada wawancara majalah TREASURE, Yi Mei bahkan meyakinkan Ying Hui bahwa wawancara dengan acara TV-nya ini akan mampu meningkatkan ketertarikan bisnisnya Ying Hui, sesuatu yang tidak akan bisa diberikan oleh sebuah majalah fashion.

Ying Hui dengan liciknya memberitahu Yi Mei bahwa dia mau menerima wawancara dengan majalah TREASURE karena istrinya bekerja disana. 

Ying Hui bahkan berbohong mengatakan bahwa istrinya pergi meninggalkannya hanya karena sebuah pertengkaran kecil lalu setelah itu istrinya diam-diam kembali ke Cina dan bekerja sebagai fotografer. Dari semua petunjuk itu, Yi Mei langsung paham bahwa yang dimaksud Ying Hui pasti Mo Sheng.


Di Mauritius, Yi Chen tengah berjemur sambil memperhatikan Mo Sheng yang tengah bermain bersama anak-anak. 

Melihat itu membuat Yi Chen teringat pada foto keluarga ukuran jumbo yang diperlihatkan Ying Hui di pameran dan ucapan Ying Hui bahwa mereka mengadopsi Xiao Jia karena Mo Sheng sangat menyukai anak-anak.



Bersambung ke episode 23

Post a Comment

1 Comments

  1. Terimakasih kakak.
    Di tunggu next sinopsisnya.

    Yang LOVE 020 di lanjut dong kak sinopsisnya.

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam