Sinopsis My Sunshine Episode 16

Sinopsis My Sunshine Episode 16

 

Xiao Xiao bertamu ke rumah Yi Chen untuk memberikan hadiah pernikahan untuk Mo Sheng. Mereka ngobrol dan saling bercanda tawa.

Ini adalah pertama kalinya bagi Xiao Xiao mendatangi rumah Yi Chen. Menurut Xiao Xiao rumah Yi Chen ini terasa sangat dingin, apa Mo Sheng betah tinggal disini?

"Pelan-pelan, aku akan terbiasa. Dengan mengganti korden yang bermotif, tempat ini mulai terasa lebih familier" ujar Mo Sheng

"Menambahkan elemen familier memang merupakan peranmu sebagai seorang seniman. Orang awam sepertiku tidak akan bisa membicarakan hal-hal semacam itu"

Ngomong-ngomong masalah seniman , itu mengingatkan Xiao Xiao pada Yuan Feng. Xiao Xiao sangat kesal kenapa setiap kali bertemu Yuan Feng, Yuan Feng selalu mengejek seleranya padahal seleranya selalu bagus dalam segala hal.

"Lupakan tentang seleramu yang kurang bagus. Tapi tolong jangan bawa-bawa gadis-gadis lain yang juga berasal dari desa" goda Mo Sheng


Xiao Xiao menggertakkan giginya dengan kesal saat dia bercerita kalau dia sebenarnya ingin memberikan hadiah kalung tapi Yuan Feng merampas kalung itu.

Xiao Xiao lalu bertanya apakah Yi Mei sudah tahu tentang pernikahan mereka? Mo Sheng menduga mungkin Yi Mei masih belum tahu, Mo Sheng mengaku dia belum bertemu dengan Yi Mei lagi jadi dia tidak tahu apakah Yi Mei mengetahui pernikahan mereka atau tidak.

"Tunggu, maksudmu Yi Chen belum mengajakmu berdiskusi tentang pesta resepsi pernikahan kalian?"

Mo Sheng menjawabnya dengan gelengan kepala. Lalu bagaimana dengan foto pernikahan? tanya Xiao Xiao. Lagi-lagi Mo Sheng menggelengkan kepalanya.

Xiao Xiao jadi semakin cemas apalagi saat dia melihat Mo Sheng tidak punya cincin kawin juga. Mereka sudah menikah selama beberapa hari tapi Yi Chen bahkan tidak membelikannya cincin.

Tidak mungkin Yi Chen tidak ada waktu membeli cincin karena selama beberapa hari ini sudah pasti Yi Chen telah mengerjakan banyak hal lainnya. Apa maksud Yi Chen menikah secara sembunyi-sembunyi seperti ini?

"Mungkin dia masih marah padaku?"

Mo Sheng tidak memberitahu Xiao Xiao kalau Yi Chen mungkin masih marah padanya karena dia pernah menikah dengan pria lain dan cepat-cepat mengalihkan topik.


Malam harinya, Yi Chen baru pulang dan langsung menemukan buku-buku masak bertebaran di meja.


Penasaran, Yi Chen melongok ke arah dapur dan mendapati Mo Sheng sedang sibuk masak, memasukkan berbagai bahan sambil pegang buku masak.

Saking asyiknya, Mo Sheng sampai tidak menyadari kehadiran Yi Chen. Pemandangan itu begitu mempesona Yi Chen. Tanpa mengucap sepatah kata, Yi Chen mengagumi Mo Sheng memasak sembari bersandar santai di rak.


Mo Sheng baru menyadari kehadiran Yi Chen saat dia berlari ke ruang tamu untuk mengambil buku masanya yang lain. Mo Sheng bertanya kapan Yi Chen pulang? 5 menit yang lalu, jawab Yi Chen.

"Aku sedang membuat sup"

"Sup?"

Mo Sheng mengangguk "Akan kuambilkan mangkok untukmu. Apa aku boleh meminjam laptopmu untuk mencari resep?"


Yi Chen mengizinkannya dan menyuruh Mo Sheng mengambilnya sendiri. Mo Sheng langsung berterima kasih dengan menunjukkan tanda V dengan jarinya sambil tersenyum malu-malu (cute ^^). Mo Sheng lalu mengambil laptopnya Yi Chen dan membawanya ke dapur.


Sementara Mo Sheng melanjutkan acara masaknya, Yi Chen masuk ke kamarnya untuk ganti baju. Eh biarpun pisah ranjang tapi baju-bajunya Yi Chen masih di kamarnya.

Yi Chen melihat baju-baju mereka bersebelahan. Yi Chen tersenyum melihat baju-bajunya sendiri yang rata-rata baju-baju formal berwarna hitam-putih bersebelahan dengan baju-baju Mo Sheng yang berwarna-warni. Tapi tepat saat itu juga, Yi Chen tiba-tiba mendengar suara teriakan Mo Sheng.


Cemas, Yi Chen langsung berlari ke dapur. Ternyata Mo Sheng tak sengaja menumpahkan supnya ke laptopnya Yi Chen dan membuat laptop itu mati.

Mo Sheng mencemaskan laptopnya Yi Chen tapi Yi Chen lebih mencemaskan tangan Mo Sheng yang terbakar. Yi Chen pun langsung membawa Mo Sheng ke sofa dan membantunya mengoleskan obat.


Laptopnya Yi Chen benar-benar mati hingga Mo Sheng cemas dengan data-data didalamnya.

Yi Chen baru ingat kalau dia tidak mem-back up data yang harus dia gunakan untuk besok. Mendengar itu, Mo Sheng langsung meringkuk sedih dan penuh rasa bersalah.

Bukannya marah, Yi Chen malah bertanya apakah bahasa inggrisnya Mo Sheng cukup baik? Mo Sheng mengiyakannya tapi dia mengaku kalau dia tidak lulus bahasa Inggris waktu kelas 4.


Yi Chen lalu meminta Mo Sheng menerjemahkan sebuah dokumen untuknya sementara Yi Chen sendiri sibuk mengerjakan dokumen lainnya.

Tapi walaupun bahasa Inggrisnya Mo Sheng cukup baik, tapi dia cukup kesulitan menerjemah istilah-istilah hukum. Awalnya Mo Sheng berpikir untuk minta bantuan Yi Chen tapi sesaat kemudian dia berubah pikiran dan memutuskan untuk berusaha menyelesaikannya sendiri.


Tapi sesaat kemudian, setelah dia melihat Yi Chen bicara di telepon dengan menggunakan bahasa Inggris yang sangat fasih, Mo Sheng akhirnya memanggil Yi Chen untuk menunjukkan beberapa bagian yang tidak dia mengerti.

Yi Chen pun langsung mendekat... sangaaaat dekat untuk membantu menulis penjelasannya. Wah, posisinya itu loh kayak back hug sampai membuat Mo Sheng jadi malu-malu heheee.

 

Saking canggungnya, Mo Sheng mendadak berusaha mundur dari kedekatannya dengan Yi Chen tapi malah tak sengaja kepalanya menabrak bahunya Yi Chen.

"Ada apa?" tanya Yi Chen

"Aku lapar"


Yi Chen lalu membawa Mo Sheng makan mie di restoran. Yi Chen makan dengan lahap sementara Mo Sheng yang tadinya mengaku lapar, malah sibuk melirik Yi Chen sambil senyam-senyum sendiri.


Setelah itu, mereka kembali melanjutkan pekerjaan. Setelah beberapa saat lamanya, Mo Sheng lama-lama mengantuk dan akhirnya tertidur di bahunya Yi Chen.


Keesokan paginya, Mo Sheng mendapati dirinya sendiri terbangun di kasur dan bajunya pun sudah ganti. Saat Mo Sheng hendak turun dari kasur, dia tidak melihat keberadaan sandalnya.

 

Mo Sheng keluar untuk mencari sandalnya tapi malah mendapati Yi Chen sedang menyiapkan sarapan.

Yi Chen mengucapkan selamat pagi dan Mo Sheng membalas sapaannya dengan dadah-dadah (hahaha... lucu banget liat pasangan ini).


Mo Sheng bilang dia mencari sandalnya, Yi Chen langsung menunjuk ke ruang tamu. Setelah menemukan sandalnya, Mo Sheng menatap Yi Chen dan Yi Chen pun langsung menyuruhnya untuk ganti baju dan sarapan.


Beberapa saat kemudian, mereka makan bersama sambil saling berdiam diri. Yi Chen bertanya apakah Mo Sheng tidak terbiasa dengan sarapan ala Cina?

Mo Sheng menyangkalnya. Mo Sheng ingin tanya sesuatu... tapi Yi Chen langsung menjawab sebelum Mo Sheng mengutarakan pertanyaannya, bahwa dia membeli sarapan itu di restoran terdekat.


"Tadi... malam, sepertinya aku tertidur. Itu..."

"Aku yang melakukannya (mengganti baju Mo Sheng)" ujar Yi Chen blak-blakan sampai membuat Mo Sheng langsung menunduk malu.

Untuk menutupi rasa malunya, Mo Sheng bersikap pura-pura bodoh "Hah? Apa? Ah, maksudmu piyamaku?"

"Aku tidak tahu apa yang ingin kau tanyakan sebenarnya?"


Mo Sheng berkata kalau dia sebenarnya mau bilang kalau dia menyesal karena kemarin ketiduran dan tidak membantunya menerjemah sampai selesai. Yi Chen tampak sangat kecewa dengan perkataan Mo Sheng itu.


Xiao Xiao sedang didandani saat Mo Sheng meneleponnya dan bercerita kalau dia merusak laptopnya Yi Chen. Xiao Xiao iri pada Mo Sheng yang sedang dimabuk cinta hingga membuatnya ingin jatuh cinta juga... dan tiba-tiba saja Xiao Xiao membayangkan Yuan Feng tersenyum sangat manis padanya (hahaha).

Begitu menyadari siapa yang sedang dipikirkannya, Xiao Xiao langsung mengeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir bayangan Yuan Feng.


Yi Mei sembarangan menaruh kalung pemberian Yuan Feng di meja kerjanya yang bisa dilihat banyak orang.

Rekan-rekannya langsung terkagum-kagum melihat kalungnya yang sangat cantik dan bersinar terang itu. Mereka heran kenapa Yi Mei menaruh barang semahal itu di meja, bagaimana kalau sampai hilang?

"Mahal?" tanya Yi Mei bingung

"Iya, aku melihat yang kalung yang sama seperti ini di toko perhiasan di jalan Nanjing. Harganya sekitar ratusan dollar" kata salah satu rekannya

Yi Mei yang masih mempercayai perkataan Yuan Feng, memberitahu mereka kalau kalung itu imitasi.

Tapi rekan-rekannya tidak ada percaya. Mana mungkin barang imitasi bisa sangat berkilau seperti itu. Tapi Yi Mei masih tetap yakin kalau itu kalung imitasi dan cepat-cepat menyuruh mereka semua kembali bekerja.


Saat Yi Chen meneleponnya, senyum Yi Mei langsung merekah. Yi Chen menelepon untuk membicarakan masalah orang tua Yi Mei yang akan datang beberapa hari ini.


Ying Hui termenung sedih setelah dia diberitahu oleh Linda bahwa Mo Sheng dan Yi Chen telah mendaftarkan pernikahan mereka sepuluh hari yang lalu.


Malam harinya, Mo Sheng pulang dengan membawa belanjaan dan surat-surat yang ditujukan untuk Yi Chen.

Mo Sheng melihat-lihat surat-surat itu dan mendapati sebuah surat yang cukup menarik perhatiannya.

 

Saat Yi Chen pulang, Mo Sheng langsung memperlihatkan surat itu padanya. Surat itu ternyata undangan pesta BBQ tapi Mo Sheng yakin undangan itu bukan untuk mereka.

"Undangan ini untuk rumah yang aku belikan untuk paman dan bibi. Mereka orang tua Yi Mei"

"Mereka juga tinggal disini? Dimana tempat tinggal mereka?"

"Tidak, mereka masih tinggal di rumah lama. Aku akan memberikan kunci rumah baru mereka senin depan. Lalu aku akan membawa mereka ke rumah baru dan jalan-jalan"


Mo Sheng sangat senang mendengar kedua orang tua Yi Mei mau datang dan langsung menyibukkan diri untuk menyambut kedatangan mereka dengan mempercantik suasana rumah dengan bunga mawar lalu mencari informasi restoran yang enak.


Di kantor, Xiao Hong melihat Mo Sheng menghabiskan waktu kerjanya bukan untuk bekerja tapi untuk browsing. Saat melihat apa yang sedang dicari Mo Sheng, Xiao Hong berkata bahwa jika Mo Sheng ingin mencari tempat makan maka sebaiknya Mo Sheng tanya langsung saja padanya karena dia punya banyak pengetahuan tentang berbagai restoran.

Mo Sheng memberitahunya kalau dia ingin mentraktir seseorang di tempat yang makanannya enak dan punya suasana hangat seperti keluarga.

Xiao Hong jadi curiga, jangan-jangan Mo Sheng mau kencan buta. Mo Sheng tersenyum geli dan menyangkalnya, dia beralasan kalau dia cuma mau mentraktir seniornya dan keluarganya.

Xiao Hong pun merekomendasikan beberapa restoran yang sesuai keinginan Mo Sheng. Tapi karena dia masih yakin kalau Mo Sheng mau kencan buta, Xiao Hong meminta Mo Sheng untuk memberitahunya kalau kencan butanya sukses nanti.


Hari senin pun tiba, Yi Chen dan Yi Mei membawa kedua orang tua Yi Mei ke apartemen baru mereka.


Setelah itu mereka makan siang siang bersama di sebuah restoran. Papa dan mama He merasa tidak enak karena Yi Chen membelikan rumah sebesar itu pada mereka padahal mereka bahkan tidak tinggal di Shanghai.


"Lokasinya dekat dengan stasiun TV jadi Yi Mei juga bisa tinggal disana juga. Rumahnya yang sekarang terlalu jauh dari tempat kerjanya" ujar Yi Chen

Tapi papa He tetap bersikeras menolak rumah itu "Bahkan sekalipun kau kakak kandungnya Yi Mei, kau tidak perlu membelikan rumah sebesar itu untuk adikmu"

Terlebih lagi rumah lama yang mereka tinggali saat ini juga dibelikan oleh Yi Chen dan di masa depan nanti mereka harus mengembalikan rumah itu ke Yi Chen. Yi Chen bahkan membantu Yi Mei membayar uang muka untuk apartemennya Yi Mei yang sekarang. Karena itulah mereka merasa benar-benar tidak bisa menerima apartemen baru itu.


"Yi Chen, aku tahu kau telah bekerja sangat keras. Kau sudah punya banyak uang. Bagaimana kalau kau mengurangi kasus-kasusmu dan lebih banyak istirahat. Jangan bekerja terlalu keras" nasehat papa He "Kami membesarkanmu bukan supaya kau membalas budi kami"

Yi Chen langsung menyangkalnya, dia melakukan ini bukan untuk membalas budi. Sekarang setelah dia mampu, dia hanya ingin memastikan semua orang hidup dengan nyaman.

Saat papa dan mama He tetap bersikeras, Yi Chen langsung meminta mereka untuk menganggap apartemen baru itu sebagai mas kawin untuk pernikahan Yi Mei nanti.


"Jika kedua orang tuamu melihat kesuksesanmu sekarang ini, mereka pasti bahagia"


Saat tengah menunggu pesanan mereka, Mo Sheng menelepon Yi Chen. Yi Chen pun langsung pamit keluar untuk menerima telepon itu tapi dia tidak memberitahu mereka siapa yang menelepon.

Saat Yi Chen keluar, mama He menyemangati Yi Mei untuk segera bertindak menyatakan perasaannya pada Yi Chen, kalau Yi Mei terus menerus menunda-nunda takutnya seseorang akan merebut Yi Chen.

"Ma, hubungan kami hanya hubungan kakak dan adik" ujar Yi Mei


Mo Sheng bertanya apakah papa dan mama He menyukai apartemen baru mereka? Yi Chen mengiyakannya. Mo Sheng lalu memberitahunya kalau dia sudah membooking 2 restoran dan meminta pendapat Yi Chen restoran mana yang dia inginkan.

Tapi Yi Chen memberitahunya kalau mereka sudah makan dan menyuruh Mo Sheng makan sendiri saja. Yi Chen berkata bahwa papa dan mama He akan pulang malam ini dan karenanya dia akan mengantarkan mereka ke stasiun kereta setelah mereka selesai makan. Mo Sheng tentu saja sangat kecewa dan sedih mendengar semua itu.


Mo Sheng termenung sedih di rumah tapi dia berusaha tersenyum saat menyambut kedatangan Yi Chen.

Tapi saat mereka hendak masuk kamar masing-masing, Mo Sheng akhirnya meluapkan perasaannya dan bertanya apakah Yi Chen menyesali pernikahan mereka? Karena itukah Yi Chen tidak ingin mempertemukannya dengan keluarganya ataupun memberitahukan pernikahan mereka pada orang lain?


Keesokan harinya, Mo Sheng jalan-jalan bersama Xiao Hong. Xiao Hong berkata kalau dia ingin mengambil cuti seminggu dan menghabiskan waktu cutinya untuk kencan dan bepergian dengan pacarnya.

Mo Sheng yang tengah stres pun ingin sekali bepergian. Xiao Hong mendesah menyadari Mo Sheng juga sama-sama stres dan ingin melarikan diri, dia menyarankan bagaimana kalau nanti mereka bicara pada bos mereka saja.

Xiao Hong lalu mengajak Mo Sheng pergi ke salon untuk potong rambut. Awalnya Mo Sheng tidak ingin ikut-ikutan potong rambut, tapi Xiao Hong berusaha meyakinkannya untuk mengubah gaya rambutnya agar mood-nya juga ikut berubah. Mo Sheng akhirnya ikut juga masuk ke salon itu.


Mo Sheng berkata pada pegawai salonnya kalau dia ingin potongan rambut lebih pendek. Pegawai salon itu pun langsung bekerja memotong rambut Mo Sheng.

Tapi hasilnya potongan rambutnya malah jadi aneh dan jelek. Anehnya, si pegawai salon malah merasa hasil potongan rambutnya sangat bagus dan berseni.

Mungkin karena merasa tidak enak, Mo Sheng terpaksa menyetujuinya. Dan yang lebih aneh lagi, setelah Mo Sheng mengiyakan bakat seni potong rambutnya, si pegawai salon malah tidak menuntut bayaran.

Alasannya karena dia adalah seniman sejati dan karenanya dia tidak akan menuntut biaya bagi orang-orang yang menghargai seni seperti Mo Sheng. (hahaha...rada sedeng kayaknya nih orang)


Xiao Hong pun sama tapi nasibnya dia jauh lebih parah dari Mo Sheng karena setelah mendapat potongan rambut jelek, dia malah disuruh bayar.

Saat Mo Sheng melihatnya, dia langsung ketawa ngakak sementara Xiao Hong hanya bisa merajuk dengan kesal.


"Katakan sejujurnya, apa kelihatan jelek?"

"Iya. Bagaimana denganku?"

"Kau jelek sekali"


Para pegawai firma hukum sedang sangat sibuk bahkan trio pengacara pun tampak menunggu sesuatu dengan tegang.


Saat jam dinding menunjukkan jam setengah 10, trio pengacara langsung merapikan penampilan mereka dan turun ke ruang rapat dengan membawa dokumen masing-masing.

Oh, ternyata mau rapat dengan klien. Dilihat dari ketegangan semua orang dalam menyiapkan rapat ini, sepertinya rapat ini rapat yang sangat penting.


Setelah rapat usai dan klien mereka sudah pergi, semua pegawai bertanya apakah mereka tadi menang atau kalah?

"Tentu saja kita menang!" teriak Lao Yuan mengagetkan semua orang.


Teriakannya langsung disambut oleh teriakan senang dan tepuk tangan riuh para pegawai.

Tapi karena sekarang mereka menang, para pegawai pun langsung menuntut trio pengacara untuk memberikan mereka penghargaan atas kerja keras mereka misalnya merayakan kemenangan ini dengan mentraktir mereka makan malam bersama.


Lao Yuan langsung setuju tapi kemudian dia mengalihkan tanggung jawab dengan menyuruh Yi Chen membayar biaya makan malam mereka nanti, alasannya karena keberhasilan mereka ini berkat kerja keras Yi Chen jadi Yi Chen lah yang harus mentraktir mereka. Yi Chen dengan terpaksa menyetujuinya.

Para pegawai pun langsung ribut membicarakan di restoran mana sebaiknya mereka makan malam.

Setelah beberapa lama kebingungan, salah satu pegawai akhirnya menyarankan sebaiknya mereka pesta BBQ saja di rumah Lao Yuan.

Tapi Lao Yuan malah menyarankan sebaiknya mereka makan hotpot saja di rumahnya Yi Chen. Semua pegawai langsung cemas karena selama ini mereka belum pernah sekalipun pergi ke rumah Yi Chen yang biasanya lebih menyukai ketenangan dan kedamaian.


Yi Chen memikirkan pertanyaan Mo Sheng kemarin malam dan tiba-tiba saja dia mengundang semua orang makan malam di rumahnya. Semua pegawai tentu saja kaget dan sangat tidak menyangka-nyangka, tapi kemudian mereka menyambut undangan Yi Chen dengan tepuk tangan riuh.


Saat jam kerja selesai, trio pengacara dan semua pegawai pun bersiap pergi ke rumah Yi Chen. Setelah semua orang keluar, Xiang Heng menghentikan Yi Chen karena dia merasa Yi Chen berubah sekarang.

"Tentu saja, ada alasannya" ujar Yi Chen

"Apa alasannya?"

"Kau akan mengetahuinya dalam waktu satu jam"


Dalam perjalanan keluar, Yi Chen menelepon Mo Sheng. Setelah memastikan Mo Sheng berada di rumah, Yi Chen lalu memberitahu Mo Sheng kalau dia akan makan malam bersama rekan-rekan kantornya tapi dia tidak memberitahu kalau makan malam itu akan diadakan di rumah mereka.


Bersambung ke episode 17

Post a Comment

1 Comments

  1. Sumpah couple ini tu, manis banget... 😭😭😭

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam