Sinopsis (C-Movie) Mr. Pride vs Miss Prejudice - Part 3

Sinopsis (C-Movie) Mr. Pride vs Miss Prejudice - Part 3


Keesokan harinya, pelayan diskotik membangunkan Nan Nan dan Zhu Huo yang sama-sama teler di sana dan menyodorkan faktur pembayaran dan kembalian mereka. Nan Nan membaca fakturnya sambil masih terkantuk-kantuk dan langsung shock mendapati tagihan mereka sebesar 35.762. Wah, ludes sudah semua uang hasil tipuan mereka. Wkwkwk.

Mereka baru ingat. Semalam saat mereka mabuk, Nan Nan asal saja menyatakan kalau dia akan mentraktir mereka semua sambil memamerkan semua uang yang dimilikinya.
 

Sesampainya di rumah, mereka malah mendapati barang-barang mereka, termasuk sofa baru, sudah ada di luar. Anak pemilik apartemen cuma memberi mereka secarik pesan, menegaskan kalau mereka tidak mau bayar maka silahkan angkat kaki dari sana.

Uang sudah ludes, terpaksalah mereka akhirnya harus gotong royong mengangkat sofa berat beserta barang-barang mereka itu tanpa tempat tujuan dan Nan Nan terus menggerutu kesal sepanjang jalan.

Kecapekan, mereka berhenti di tengah jalan untuk istirahat. Seorang pesepeda memberitahu mereka kalau mereka menjatuhkan tas. Nan Nan tak kuat berdiri lagi jadi dia memaksa Zhu Huo mengambilnya.


Tapi saat Zhu Huo mengambilnya, dia malah menemukan ada sebuah buku tabungan yang saldonya 100.000 yuan. Zhu Huo langsung antusias menggodai Nan Nan. Coba Nan Nan pikir-pikir lagi, apa Nan Nan punya persediaan uang untuk keadaan darurat. Nan Nan langsung nyinyir, iya dia punya tabungan banyak, apa Zhu Huo mau?


Tak menyerah, Zhu Huo terus berusaha mengingatkan Nan Nan akan tabungan yang sepertinya sudah dilupakannya itu. Cobalah ingat-ingat dan cari. Jika dia tidak mencarinya bisa-bisa nanti uang tabungannya bakalan digigit tikus.

"Tikus terbesar di sekitarku itu cuma kau seorang. Kau bahkan kelihatan kayak tikus! Kukasih tahu, yah. Jika aku punya persediaan uang, kenapa juga aku membiarkanmu menghabiskannya? Kau pikir aku sudah gila? Kau pikir aku bodoh?"


Zhu Huo tersinggung mendengarnya. "Tang Nan Nan, kau sangat membosankan. Sejujurnya, aku sama sekali tidak peduli dengan uangmu. Aku sepenuhnya mengabdi padamu, tapi kau masih juga belum mempercayaiku. Bagaimana bisa kita menjadi teman?"

"Kita memang tidak bisa menjadi teman. Wanita sepertiku yang menabung sepanjang hidupnya dan masih kurang dibandingkan uang yang kau hamburkan untuk merayu wanita. Apa aku pantas berteman dengan anak orang kaya sepertimu?"

Zhu Huo tak percaya mendengarnya. Selama ini mereka sudah melalui banyak hal. Jelas-jelas mereka teman, tapi Nan Nan masih juga bicara omong kosong ini. Teman apaan? Nan Nan cuma memberinya makan, menyediakan atap untuk mereka berdua dan baju-baju untuk Zhu Huo pakai.

"Kalau kau merasa tak adil, kau pulang saja dan menangislah ke mamamu. Kenapa juga kau bergantung padaku."


"Tang Nan Nan! Aku benci saat kau seperti ini! Memangnya kalau ibuku punya uang itu salahku? Sejak awal kau sudah berprasangka buruk tentangku! Apapun yang kulakukan, semuanya salah di matamu! Kukasih tahu kau. Aku sudah tidak tahan lagi denganmu!"

"Kau tak tahan lagi? Aku juga tak tahan lagi denganmu! Bawa pergi harga dirimu yang arogan itu dan semua sampahmu pergi dari sini!"

Oke. Sekarang Zhu Huo yakin kalau Nan Nan selama ini cuma tamak. Nan Nan pasti berpikir kalau dia bisa untung dengan membiarkannya tinggal di rumahnya, tapi ternyata tidak. Oke, dia akan pergi.


"Kalau aku bisa masuk kedalam rumahku, kau pikir aku mau tinggal bersamamu? Kukasih tahu kau. Tak ada seorang pria pun yang menginginkanmu."

Hmm, entah kenapa ucapan itu langsung menohok hati Nan Nan. Dia tampak begitu sedih mendengarnya. Tapi dia cepat-cepat menguasai dirinya lalu mengangkat semua barang-barangnya tanpa sofa dan meminta Zhu Huo untuk membawanya ke rumahnya yang terkunci itu.


Setibanya di area perumahan itu, beberapa pekerja tampak sedang merenovasi taman depan rumahnya Zhu Huo. Nan Nan langsung melempar semua barangnya ke Zhu Huo lalu merebut palu milik si pekerja. Zhu Huo panik melihatnya, Nan Nan mau apa dengan palu itu?

Tanpa ba-bi-bu, Nan Nan meraung lebay lalu menghantamkan palu itu kunci itu sampai rusak. Sekuat tenaga dia mendorong lubang kunci itu hingga akhirnya gagang kunci itu melayang dan mendarat ke samping Jian Jun.


Ternyata dia ada di rumah, tapi tidak mendengar keributan di luar gara-gara lagi olahraga sambil dengar musik dan langsung terjatuh dari threadmill saking kagetnya. Dia jelas bingung melihat gagang pintu itu ada di lantai.

Pintu tiba-tiba menjeblak terbuka, sinar mentari yang silau dan angin berhembus memperlihatkan sosok Nan Nan yang begitu cantik di luar. Jian Jun langsung terpesona padanya.


Dia sudah hampir menggodai Nan Nan. Tapi kemudian Zhu Huo masuk dan kedua teman itu langsung berpelukan rindu bin lebay. Zhu Huo kemana saja belakangan ini, Jian Jun kangen. Dia tidak tahu kemana Zhu Huo pergi makanya dia tinggal di sini sambil menunggu Zhu Huo balik.

"Apa kau tahu apa yang kualami tanpamu? Aku kedinginan dan kelaparan." Isak Zhu Hu.

Nan Nan sampai nyinyir mendengarnya, "Selamat. Kau sekarang sudah tidak perlu hidup seperti itu lagi."


Dia langsung membawa barang-barangnya pergi dari sana. Zhu Huo cemas dan berniat mengejarnya, tapi Jian Jun menghalanginya. Penasaran dari mana Zhu Huo mengenal wanita itu?

"Wanita? Dia lebih seperti pria. Gara-gara dia, aku jadi masuk rumah sakit."

"Dia? Aku tak tahu kalau dia secantik itu. Kau yakin dia bukan tipemu?"

"Yakin!"

"Dan kau tak ingin dia menjadi tipemu?"

Kali ini Zhu Huo tampak ragu, "Err... iya."

"Baguslah! Kalau begitu, biarkan aku memilikinya."


Jian Jun pun langsung beraksi saat itu juga. Dia menyusul Nan Nan dan membantunya membayari uang sewa apartemennya Nan Nan hingga Nan Nan akhirnya bisa kembali ke sana.

 

Suatu hari, Jin Jun tiba di depan apartemennya Nan Nan sambil membawa beberapa buku karangan Nan Nan dan berpose keren sambil nunggu Nan Nan turun. Tanpa dia sadari, Zhu Huo sedang mengawasinya secara sembunyi-sembunyi di jemuran sebelah. Nan Nan akhirnya keluar tak lama kemudian. Jian Jun pun semangat mendekatinya dan DUK! Kepalanya terantuk palang pintu. Hahaha.


Jian Jun cepat-cepat menguasai diri lalu mulai merayu Nan Nan. Memuji bakat menulisnya bahkan minta tanda tangan Nan Nan.

"Dasar, Xiao Jian Jun. Kau cuma menginginkan apa yang kuinginkan. Kau sungguh menginginkan Tang Nan Nan?" rutuk Zhu Huo kesal.

Jian Jun dengan ahlinya merayu Nan Nan dan bilang kalau dia hanya bisa ngomong jujur, dia tidak bisa bicara manis pada wanita. Zhu Huo mengendap diam-diam lalu melempar bom kentut ke kursi kemudi.


Jian Jun dengan manisnya membukakan pintu mobil untuk Nan Nan dan dengan sengaja mendekat dengan alasan membantu memakaikan sabuk pengamannya Nan Nan. Saat dia duduk ke kursi kemudi, tak sengaja dia menduduki bom kentut dan DUUUT~~~

Nan Nan sontak menutup hidungnya. Jian Jun meyakinkan kalau bukan dia yang kentut, sungguh. Tapi Nan Nan menatapnya tak percaya. Terpaksalah Jian Jun harus mengakuinya. Maaf, tidak sengaja.


Setelah pamer atap mobilnya yang bisa membuka otomatis, mereka pun pergi. Panik, Zhu Huo langsung menghadang seorang bapak pengendara motor dan mencuri motornya, tapi ternyata dia tidak bisa naik motor dan langsung terjatuh di ujung jalan.


Jian Jun dan Nan Nan pergi ke sebuah teater dan pertunjukkan itu ternyata ditulis oleh Nan Nan. Dia bercerita awal mulanya dia menulis sandiwara. Dia menulis sebuah cerita di internet, lalu banyak orang yang membacanya hingga kemudian dibaca oleh seorang sutradara yang kemudian diadaptasi jadi sandiwara ini. (Cerita yang ditulisnya saat dia lagi kesal sama Zhu Huo dan ingin memakan Zhu Huo)


Jian Jun hendak melingkarkan tangannya ke belakang punggung Nan Nan, tapi dicegah oleh Zhu Huo yang mendadak muncul dan langsung duduk di sebelahnya Nan Nan. Kedua pria langsung saja saling nyinyir.

Jian Jun meletakkan tangannya di punggung kursinya Nan Nan. Tak mau kalah, Zhu Huo juga langsung meletakkan tangannya sana sampai Nan Nan kesal sendiri pada mereka.


Tapi tiba-tiba seorang pria muncul dan mengklaim salah satu kursi mereka sebagai kursinya. Jian Jun dan Zhu Huo tidak terima, mereka punya tiket kok. Pria itu santai menunjukkan tiketnya sendiri yang ternyata kursi yang diduduki Nan Nan. Pfft! Nan Nan pun pergi dan pria itu duduk diantara kedua pria sambil nyengir kuda.


Pertunjukkan akhirnya dimulai tak lama kemudian menampilkan para pemerannya yang pakai kostum tomat dan telur. Para penonton tertawa geli dengan guyonan pertunjukkan itu, tapi tidak dengan Jian Jun dan Zhu Huo.

Nan Nan lalu muncul dari atas pakai kustom brokoli. Tapi tiba-tiba talinya macet dan jadilah Nan Nan bergelantungan di tengah udara. Nan Nan sontak jejeritan panik dan ketakutan, tapi para penonton mengira itu cuma guyonan dan ketawa geli karenanya.

 

Hanya Zhu Huo dan Jian Jun yang menyadari keanehan itu dan langsung panik. Secara bersamaan mereka bangkit dari kursi mereka untuk menyelamatkan Nan Nan. Jian Jun cari aman dengan jalan melewati barisan para penonton, sementara Zhu Huo sok keren dengan melompati kursi-kursi dan BUK! Jatoh. Wkwkwk.


Kedua pria menaiki tangga sambil sikut-sikutan. Zhu Huo hendak menarik talinya Nan Nan, tapi Jian Jun tiba-tiba mendorongnya. Jadilah kedua pria itu saling serang dan membuat Nan Nan naik-turun nggak jelas di udara.


Sutradara menginstruksikan Nan Nan untuk tetap tenang dan melanjutkan sesuai skrip, sementara kedua pria terus saling serang dengan sengit hingga tak sengaja Zhu Huo terjatuh menimpa Jian Jun dan bibirnya mendarat di bibir Jian Jun. Hahaha.


Zhu Huo buru-buru bangkit, tapi tak sengaja dia menubruk tali. Mendadak tali macet itu, bisa jalan lagi dan Nan Nan langsung meluncur ke bawah hingga mengenai si tomat. Kedua pria makin sengit saling mengahajar dengan berbagai cara hingga kemudian Jian Jun mendorong Zhu Huo.

Zhu Huo kehilangan keseimbangan dan terjungkal dari pembatas. Jian Jun sigap menangkap kakinya dan berusaha keras menyelamatkannya dengan menarik celananya. Tapi tiba-tiba saja celananya Zhu Huo robek, Jian Jun cuma berhasil menyelamatkan celananya dan Zhu Huo sendiri meluncur ke bawah.


Tapi untunglah dia mendarat tepat ke properti hamburger yang empuk hingga dia jadi seperti daging hamburger. Sutradara langsung mewek gara-gara pertunjukannya jadi kacau. Tapi yang tidak disangka, para penonton malah bertepuk tangan kagum.

 

Nan Nan lega. Tapi setelah pertunjukan usai dia bergegas pergi saking kesal dan malunya dengan pertunjukkannya yang jadi kacau tadi. Jian Jun meyakinkan kalau tadi dia menanyakan opini penonton dan mereka semua berpikir kalau itu pertunjukan yang bagus. Semua orang kagum.


Nan Nan tersenyum senang mendengarnya. Jian Jun menyuruh Nan Nan untuk menunggunya sebentar, dia mau ambil mobil dulu. Tapi tepat begitu dia pergi, Zhu Huo yang sedari tadi bersembunyi, langsung menggotong Nan Nan pergi dari sana.

"Kukasih tahu, yah. Jian Jun itu playboy, aku hanya tak mau kau dibuli olehnya."

"Memangnya sekarang ini, aku tidak sedang dibuli?"


Jian Jun kembali saat itu. Panik, Zhu Huo langsung meletakkan Nan Nan di sebuah sepeda gerobak pengumpul botol plastik milik seorang kakek lalu membawa Nan Nan pergi dari sana. Jian Jun hendak mengejar, tapi terhalang Bibi tukang parkir yang menuntut biaya parkirnya.

Zhu Huo berusaha mengayu sepeda itu secepat mungkin. Tapi apalah daya sepeda melawan mobil. Jian Jun pun bisa menyusul mereka dengan cepat dan kesal melabrak Zhu Huo. Katanya Zhu Huo tidak suka, terus kenapa sekarang Zhu Huo malah rebutan dengannya.


"Perbuatanmu ini kekanak-kanakan!"

"Dia bukan milikmu, kenapa juga aku tidak boleh memilikinya?"

"Saat kau melihat orang lain punya permen, kau bahkan tidak menyukai permen, tapi kau masih merebutnya dan menjilatnya!"

"Menjilat? Kalian berdua ini ngomong apaan sih?"

"Kau pikir sepeda butut itu bakalan bisa melawan mobil sport-ku?"

"Memang tidak bisa, tapi ini bersembunyi darimu." Ledek Zhu Huo lalu belok ke sebuah gang sempit yang jelas tidak bisa dilewati mobilnya Jian Jun.


Nan Nan menggerutu tak terima dengan sikap mereka kepadanya sambil melemparinya dengan botol-botol. Zhu Huo terus melaju tanpa lihat jalan sambil menjelaskan kalau dia dan Jian Jun melakukan semua ini karena dia menyukai... Nan Nan tiba-tiba menjerit panik, karena tiba-tiba saja sebuah mobil muncul dari arah sebelah.


Mobil itu berhenti mendadak, tapi tetap saja sepeda mereka menubruk mobil itu hingga membuat mereka melayang di udara. Nan Nan mendarat selamat di tumpukan botol plastik, tapi Zhu Huo mendarat di kap mobil itu dan mukanya kena hantam wiper.


Nan Nan sontak mencemaskannya, tapi Zhu Huo sendiri lebih mengkhawatirkan muka cakepnya. Mukanya baik-baik saja, kan? Pemilik mobil keluar dengan cemas, apa mereka baik-baik saja? Tapi saat pria itu dan Nan Nan bertatap muka, mereka langsung shock saling mengenali. Hmm, siapakah pria itu?

Bersambung ke part 4

Post a Comment

0 Comments