Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 12 - 3

Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 12 - 3

Terkagum-kagum melihat kuil Phra Prang Sam Yod, Kade nyerocos panjang kali lebar tentang sejarah kuil itu. Bahwa kuil itu bergaya Khmer dan dibangun pada masa pemerintahan Pra Jao Jayavarman VII 400 tahun yang lalu.

 

Ada patung Dewa Wisnu di depan monumennya dan di sebelah kanannya dihiasi oleh berbagai makhluk mitologi dan di sebelah kirinya ada patung Rishi. Memiliki 3 menara suci yang sangat indah. (Awalnya itu adalah kuil Hindu dengan 3 menara yang merupakan presentasi Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa, sebelum kemudian dialihfungsikan menjadi kuil Buddha)

Por Date sontak menatapnya dengan keheranan. Kade beralasan bahwa waktu dia masih kecil, pernah ada seorang guru yang mengajarinya tentang sejarah kuil ini.


Saat mereka turun dari kuda tak lama kemudian, Kade penasaran apakah Por Date tidak merasakan apapun saat orang-orang bilang kalau dia wanita gila?

"Merasakan apa?"

"Kau kan bertunangan dengan wanita gila."

"Begitukah?"

"Iya. Memalukan, bukan?"

"Kalau begitu, aku pasti sama gilanya sepertimu."

Hadeh! Bukan itu yang Kade harapkan. Seharusnya kan Por Date menyemangatinya dengan berkata kalau dia tidak gila. Loh, kan Kade pernah bilang bahwa apapun yang orang pikirkan, itu adalah urusan mereka sendiri. Yang penting kita tahu siapa diri kita sendiri.

"Dan aku mempercayai ucapanmu itu. Kalau kau gila, berarti aku juga gila."

Duh, Por Date so sweet banget sampai Kade jadi malu dan langsung memalingkan mukanya. Por Date sontak mendekat seolah hendak mencium belakang kepala Kade. Tapi Kade buru-buru menghindar dengan malu.

 

Keesokan harinya, Prik lagi-lagi ngedumel sebal sambil menatap keluar rumah. Khun Ying tahu banget apa yang dia pikirkan, dia pasti sangat ingin keluar sampai wajahnya mengkerut kayak begitu.

"Iya, jao ka."

"Aku kan sudah bilang kalau itu tidak ada indah-indahnya. Sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Ayutthaya."

"Tapi saya ingin melihat-lihat Muang Lavo."

"*Sigh* Lain kali aku akan membawamu."

"Kenapa tidak hari ini saja, jao ka?" Prik ngotot. Khun Ying kesal banget padanya.


Hari ini Por Date membawa Kade melihat-lihat istana dari luar pagar. Dia bahkan menjelaskan dengan terperinci setiap bagian dari istana itu. Kade kagum mendengarnya, tapi dia ingin melihat gedung Phra Chao Hao.

Por Date pun membawanya ke sana. Por Date menjelaskan bahwa gedung itu dibangun seperti gedungnya farang dan biasanya digunakan untuk menyambut tamu kenegaraan, kebanyakan farang.

Kade kagum melihat semua itu... tapi sebelum mereka balik ke Ayutthaya, bisakah mereka mampir ke rumah Phaulkon? Dia ingin pamitan sama Maria.


Phaulkon hendak keluar saat Por Date dan Kade datang. Suasana sontak tegang seketika walaupun mereka tetap saling menyapa dengan sopan. Mereka pasti datang untuk menemui Thong Kip Ma? Tebak Phaulkon.

"Benar, Thun Ork Pra. Anda hendak keluar, bukan?"

Betul sekali. Dia mau mengecek perkembangan pembangunan benteng Prakan/ Kalau begitu, Kade minta izin masuk untuk bertemu Thong Kip Ma. Tapi bahkan sebelum mereka melangkah, Phaulkon mendadak menghentikan mereka.

Dia jelas curiga dengan kedatangan mereka dan memutuskan untuk mengirim anak buahnya berangkat duluan ke Benteng Prakan, dia akan menyusul nanti.

 

Maria menyambut mereka dengan senang hati. Kade dengan bangga menunjukkan kue-kue buatan Maria yang enak banget, dia juga bisa membuatnya sendiri loh.

"Keahlian memasak Mae Maria sangat hebat!" Puji Kade

Sayang, suasana ceria di antara mereka hancur begitu Phaulkon masuk dan menatap mereka dengan tajam. Kade terpaksa mengakhiri sesi basa-basinya dengan cepat untuk menyatakan tujuan utamanya kemari adalah untuk pamitan karena dia akan balik ke Ayutthaya.

Tim duta besar akan segera berlayar ke Perancis beberapa hari lagi, makanya dia dan tunangannya ini harus segera kembali untuk bersiap-siap.

Maria agak kecewa karena mereka akan pergi secepat ini. Tapi bagaimanapun, dia mendoakan perjalanan mereka lancar dan mengingatkan Kade untuk berkunjung lagi kemari kapan-kapan.

"Aku pasti takkan lupa." Janji Kade.

"Aku permisi, Mae Thong Kip Ma." Ucap Por Date. Maria sontak tersenyum manis padanya dan hal itu tak luput dari pengamatan tajam Phaulkon.


Kade sampai ketakutan melihat ekspresi wajah Phaulkon. "Khun P', lihatlah itu. Dia memandangmu dengan tatapan menakutkan, ada bara api di matanya yang siap membakar kita setiap saat." Bisik Kade.

Mereka mengantarkan kedua tamu mereka ke depan pintu. Tapi bahkan sebelum mereka pergi, Maria masuk duluan dan Phaulkon langsung mengejarnya dengan penuh amarah.

Kade jelas khawatir melihat itu. Tapi Por Date langsung mengajaknya pergi saat itu juga. Itu adalah urusan suami-istri, jadi Kade tidak perlu khawatir.


Tapi tetap saja kade tak bisa tenang, apakah seorang suami yang main tangan pada istri itu benar-benar hal yang normal? Por Date santai, yah memang seperti itu. Kenapa tidak boleh?

"Tidak boleh, jao ka! Baik suami maupun istri itu sama-sama manusia."

"Kau bicara aneh lagi. Siapa bilang dia bukan manusia?"

"Mereka manusia yang setara."

Por Date tidak setuju.  Istri itu milik suami. Pria melindungi dan menafkahi wanita, jadi bagaimana bisa mereka setara?

"Nafkah dan rumah? Lub mai dai (aku tidak bisa menerimanya)." Nyinyir Kade.

"Lub... apa?"

"Kalau suamiku memukulku dan menganiayaku, entah suamiku atau aku yang akan mati! Sungguh."

Por Date heran mendengarnya. "Bisa tidak kau bersikap lebih anggun? Kata-katamu itu menyakitkan telingaku. Kalau kau terus keras kepala, apa kau tidak akan membiarkan siapapun mendisplinkanmu? Kau harus dipukul setidaknya 1-2 pukulan untuk menghilangkan kekeraskepalaanmu itu lalu kau harus dikurung di rumah dan tidak boleh dibiarkan keluar. Itu bagus sekali."

"Itu bagus hanya untukmu seorang, Khun P'."


Phaulkon ngamuk-ngamuk menuduh Maria masih punya perasaan pada Por Date. Dia bahkan menuduh Por Date sengaja membawa Kade kemari sebagai alasan agar bisa bertemu Maria. Dia pasti ingin melihat bagaimana kehidupan mantan kekasihnya sekarang.

Maria jelas tidak terima tuduhannya. Kalau orang lain mendengar omongan Phaulkon itu, mereka tidak akan menyalahkan Por Date, tapi mereka akan mencap Maria sebagai wanita tidak tahu malu.

"Jangan pernah berpikir kalau orang lain sama sepertimu..."

Phaulkon sontak emosi dan hampir saja melayangkan tangan ke Maria. Tapi wajah Maria yang tampak begitu ketakutan padanya, akhirnya berhasil menyadarkannya untuk menahan diri lalu pergi dengan kesal.


Ayah tengah sibuk bekerja saat Khun Ying pulang lalu langsung masuk untuk istirahat. Kade menyusul masuk tak lama kemudian dan langsung nyerocos antusias tentang perjalanannya yang sangat menyenangkan.

Ayah pun senang. "Aku senang karena kau... di sini... bahagia. Beberapa hari lagi, dia akan pergi jauh. Tapi jangan khawatir. Kau akan tinggal di sini bersamaku dan menunggunya kembali."

Setelah Por Date kembali nanti, Ayah janji akan segera menikahkah mereka berdua. Kade benar-benar tersentuh mendengarnya sampai dia tak kuasa menahan air matanya terjatuh. Ayah bingung, kenapa Kade menangis? Kenapa dia sedih?

"Aku tidak sedih. Aku bahagia, jao ka." Ucap Kade yang kontan membuat semua orang yang mendengarnya tersenyum, termasuk Por Date.


Malam harinya saat dia tengah melakukan ritual kecantikannya, Kade memikirkan kebaikan Ayah padanya selama ini. "Aku sayang paman. Dia sangat baik, P'Pin. P'Yam."

"Benar, jao ka. Bahkan saat anda..." Pin sontak tutup mulut menyadari dirinya hampir keceplosan.

"Saat aku masih jahat, kan?" Tebak Kade

"Benar."

"Maksud kalian, bahwa biarpun aku jahat, Paman masih akan tetap baik padaku, bukan?"

"Ya, jao ka."

"Aku tahu bahwa orang yang baik. Bahkan saat mereka sedang sangat jahat, mereka akan tetap memiliki kebaikan. Aku sangat beruntung karena berada dalam kebaikan paman. Ayo, kita lanjut menjahit baju, P'Yam."
 

Ketiga wanita itu pun langsung beralih fokus menjahit baju untuk Por Date. Bahkan keesokan harinya, Por Date dipanggil ke kamarnya Kade untuk diukur badannya. Setelah diukur, Kade menyuruh Por Date untuk fitting rompi buatannya yang sudah jadi. Por Date bingung itu apa.

"Ini namanya rompi."

"Di mana aku harus memakainya?"

"Di dalam, untuk menjagamu kau tetap hangat."

"Bisakah aku memakainya di luar?"

"Lebih baik dipakai di dalam saja, agar ini bisa menahanmu."

"Menahanku?"

"He-eh. Menahanmu memiliki orang lain." (Pfft! Udah cemburu aja dia)

"Orang lain? Siapa?"

"Orang yang lebih dekat denganmu di negara lain."

"Yang dekat denganku? Aku tidak melihatnya. Aku hanya melihat seseorang yang jauh."


Kade jadi malu mendengarnya. Dia ingin cepat-cepat melepaskan rompi itu... tapi tiba-tiba Por Date menggenggam tangannya lalu meletakkannya di d*danya sambil tersipu malu. Kade cepat-cepat menarik dirinya... dan mendapati kedua pelayannya sudah mengubur kepala mereka dalam-dalam di balik kain. LOL!

Bersambung ke part 4

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam