Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 4 - 3

 Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 4 - 3

Tak gentar menghadapi nyinyiran Putri Chang Ping, Yun Xi mengingatkan Putri Chang Ping bahwa pernikahan mereka dijodohkan oleh Kaisar dan Ibu Suri. Jadi kalau Putri Chang Ping menolak mengakuinya, sama saja dia menolak titah Kaisar.


Tak terima dihina, Putri Chang Ping langsung memerintahkan pelayannya untuk menampar Yun Xi. Si pelayan langsung melayangkan tangannya, tapi Yun Xi sigap ngeles dan menjegal kaki si pelayan hingga dia nyium tanah. Ha!

Putri Chang Ping jadi makin kesal dan memerintahkan para kasimnya untuk memegangi Yun Xi biar dia sendiri yang menampar Yun Xi.
Tapi tepat saat tangan Putri melayang ke wajahnya, Yun Xi sekuat tenaga mendorong kasim yang memeganginya hingga dia menubruk Putri dan jadilah Putri terlempar dari jembatan dan tercebur ke kolam.

Yun Xi sontak ngakak melihat semua itu. Tapi si pelayan tadi mendadak mendorongnya dari belakangnya hingga Yun Xi melayang dari jembatan.

 

Untunglah Fei Ye mendadak muncul dan langsung terbang menyelamatkan Yun Xi sebelum dia sempat tercebur ke kolam. (Dia dingin-dingin tapi perhatian juga pada istrinya. Hihi)


Begitu keluar dari kolam, Putri Chang Ping langsung ngamuk-ngamuk mengaduhkan Yun Xi pada Fei Ye. "Paman, si pelayan hina ini menindasku! Dia mendorongku ke kolam."

"Kau sebut dia apa?"

"Pelayan hina!"

"Ucapkan sekali lagi!" Bentak Fei Ye

Ketakutan, Putri Chang Ping akhirnya mengubah sikapnya lebih sopan dengan menyapa Yun Xi sebagai 'Bibi Putri' dan mengakui kesalahannya. Yun Xi pun mau tak mau harus mengakui dirinya juga salah.


Kaisar melihat hal itu dari kejauhan dan langsung kesal, tidak terima putrinya diperlakukan seperti itu oleh Fei Ye di hadapan publik.

Kasim mengingatkan Kaisar bahwa bagaimanapun Fei Ye adalah pamannya Putri Chang Ping. Jadi wajar kalau seorang tetua memberi nasehat pada yang masih muda.

"Tapi memang, ucapan dan sikap Pangeran Qin tidak pantas. Bagaimanapun, Putri Chang Ping adalah keturunan keluarga kerajaan dengan status yang sangat terhormat. Terlebih lagi, dia adalah putri kesayangan Paduka."

Tapi bukan itu yang yang Kaisar pedulikan. Ia dengar kalau Han Yu Xi itu buruk rupa dan wajahnya penuh radang. Kenapa dia berubah setelah menikah dengan Fei Ye? Apa rumor tentangnya salah?


"Lapor, Paduka. Saya dengar bahwa sebelum Han Yun Xi menikah, Tabib Istana Han menemukan herbal langka dan menyembuhkan radang di wajahnya. Siapa sangka, setelah sembuh dia menjadi wanita yang cantik."

Pangeran Qin masih muda dan enerjik. Mungkin dia lemah terhadap wanita cantik, makanya dia memanjakan Han Yun Xi. Tapi tidak mungkin itu alasannya menghina Putri Chang Ping.

"Apa mungkin karena dia Pangeran Qin?" Duga Kaisar.

Kasim rasa tidak. Kekuasaan Pangeran Qin adalah anugerah dari Kaisar. Jadi seberapa besarpun kekuasaan Pangeran Qin, tetap saja dia harus mematuhi perintah Kaisar.

"Kalau begitu, kenapa Pangeran Qin jadi arogan sekarang?"

Kasim menduga kalau ini karena kekuasaan Pangeran Qin sekarang hampir setara dengan kekuasaan Kaisar. Dia juga menguasai militer. Makanya dia jadi arogan sekarang. Fei Ye pernah bilang kalau dia ingin menyerahkan kekuasaan militernya, tapi Kasim rasa tidak akan segampang itu.

"Dia pasti akan menyerahkannya dengan tangannya sendiri... segera." Geram Kaisar.


Sesampainya di rumah, Fei Ye menyuruh Yun Xi untuk pindah ke Paviliun Xian Yun. Yun Xi tidak mengerti kenapa dia harus pindah?

"Apa kau benar-benar ingin tinggal di sini bersamaku?"

Yun Xi sontak mingkem mendengarnya. Tapi dia menolak diusir, racun di dalam tubuh Fei Ye kan belum sembuh sepenuhnya, dia bisa membantu merawat Fei Ye. Tapi Fei Ye menolak, dia punya tabib sendiri kok, jadi Yun Xi tidak perlu repot.

"Eeeeh! Saat kau lelah dan capek, aku bisa melakukan akupuntur dan pijat."

"Di ranjang?" (Pfft!)

"Aduh, kau itu bicara apa sih?"

"Kalau kau ingin tinggal di sini, maka kau harus tidur di ranjang. Jika tidak, maka kau harus pindah ke Paviliun Xian Yun. Pilih!"


Pfft! Yun Xi galau. Tapi akhirnya dia memutuskan untuk pindah saja. Tapi sebelum itu, dia memberikan sekantong herbal untuk Fei Ye dan memberitahu Fei Ye untuk berendam dengan menggunakan ramuan herbal ini. Ramuan ini bisa mengembalikan stamina dan memperkuat kesehatan.


Tak lama kemudian, Xi Feng melapor bahwa kasus pembunuhan Menteri Kehakiman tersebut sudah mulai mereda sekarang. Tapi Fei Ye merasa kalau ini baru awal saja, dia lalu menyerahkan gulungan dokumen dan menyuruh Xi Feng untuk menyampaikan berita itu pada Jenderal Baili.

"Apa kau sudah petunjuk tentang wanita yang memancingku keluar?"

"Saya sudah mencari ke seluruh istana tempat Pangeran diracuni. Tapi modus operandi mereka sangat rapi dan efisien. Mereka tidak meninggalkan jejak apapun. Tapi jangan khawatir, saya akan terus menyelidikinya."

Fei Ye lalu memerintahkan Xi Feng untuk menyelidiki ramuan herbal untuk mandi yang diresepkan Yun Xi padanya tadi. Xi Feng penasaran, apa Fei Ye curiga kalau Yun Xi itu mata-matanya Ibu Suri?

"Dulu, kita bisa menyingkirkan mata-mata dengan mudah begitu kita mengetahuinya. Tapi jika mata-matanya adalah istri pangeran maka..."


Di kamar barunya, Yun Xi galau harus bagaimana. Sekarang dia tidak bisa melihat Pangeran Qin lagi. Lalu bagaimana dia bisa menyelidiki tanda Suku Angin di tubuh Fei Ye? (Lah, salahmu sendiri ngapain pindah?)

Bosan, dia berniat membantu Zhao Momo bersih-bersih. Tapi Zhao Momo menolak, tidak pantas seorang istri pangeran melakukan pekerjaan seperti ini.

"Zhao Momo, hal apa yang biasanya Pangeran lakukan?"

"Pangeran itu orang yang temperamental. Dia biasanya suka membaca, latihan bela diri, dan minum teh. Tidak ada yang lain."

"Lalu kapan biasanya dia mandi?"

"Kenapa Nyonya menanyakan hal ini?"

Asal dia tahu saja. Dua hari yang lalu, Fei Ye diracuni dan masih ada sisa racun di dalam tubuhnya. Walaupun tidak berbahaya bagi tubuh, tapi bukankah lebih baik menyingkirkan racun itu secepatnya dari tubuh Fei Ye.


Yun Xi tadi sudah memberinya resep mandi herbal. Tapi dia takut kalau Fei Ye tidak menggunakannya, makanya Yun Xi ingin melihatnya.

"Pangeran orang yang selalu disiplin dalam melakukan segala sesuatu. Biasanya ia mandi antara jam 7-9 malam."

"Terima kasih, Zhao Momo."

"Sama-sama. Anda kan melakukannya demi kebaikan Pangeran. Cepat atau lambat, Pangeran pasti akan mengerti niat baik Nyonya dan membiarkan Nyonya balik ke sana."

Pfft! Yun Xi ketawa garing mendengarnya.


Di Istana Qin Zheng, Ibu Suri melihat Kaisar tengah termenung. Kaisar memberitahu Ibu Suri bahwa Kerajaan Qiu Barat menawarkan pernikahan politik dengan kerajaan mereka.

Kaisar Qiu Barat meninggal di medan perang dan sekarang Putra Mahkotalah yang naik tahta. Namanya Chu Qing Ge, kakaknya Kaisar Qiu Barat. Paman mereka menunggu kesempatan untuk merebut tahta dan kekuasaan mereka tidak cukup untuk mengintimidasi para menteri.

Kaisar khawatir bahwa usulan pernikahan ini hanya untuk mendapatkan dukungan dari kekuasaannya dan menguatkan kerajaan itu. Tapi Kaisar tidak akan menolaknya. Jika Chu Qing Ge menginginkan dukungan kekuasaannya, maka ada harga yang harus dia bayar.


Dengan begitu, dia jadi bisa menembus kekuasaan Qiu Barat. Terutama karena kerajaan itu punya reputasi tinggi di wilayah barat daya dalam bidang kualitas kuda perang dan latihan militernya. Jika waktunya tiba, itu bisa meningkatkan kekuatan militer Kaisar.

"Dunia ini, pada akhirnya akan menjadi milik Suku Angin."

Lalu, apa Kaisar berpikir untuk menjodohkan Chu Qing Ge dengan Putra Mahkota? Tanya Ibu Suri. Tidak, Putra Mahkota masih terlalu muda dan temperamennya masih belum stabil.

Kaisar dengar kalau Chu Qing Ge itu sangat cantik dan berbakat. Dialah yang mendampingi adiknya naik tahta dengan statusnya sebagai putri. Kaisar rasa dia bukan orang yang sederhana. Putra Mahkota tidak akan bisa mengontrolnya.

Dia juga tidak akan menjodohkannya dengan Fei Ye karena itu justru bisa membuat kekuasaan Fei Ye semakin kuat dan Kaisar mungkin takkan bisa menggoyahkannya.

Karena itulah. "Setelah dipikir-pikir, orang yang harus menikahinya... adalah aku."


Fei Ye bersiap mandi sambil menatap buntelan ramuan mandi dari Yun Xi itu. Sebelumnya, Xi Feng melapor bahwa tidak ada yang aneh dari ramuan itu setelah diteliti oleh para ahli racun istana.

Mereka justru memuji resep Yun Xi itu. Ramuan itu bisa memulihkan dan memperkuat stamina Fei Ye jika dia rutin mandi dengan memakai ramuan itu. Maka sekarang, Fei Ye pun melempar ramuan itu ke kolam mandinya.


Yun Xi mengendap-endap masuk ke kediaman Fei Ye untuk mengintipnya mandi. Mengira tidak ada orang, Yun Xi santai saja masuk. Dia tidak tahu kalau sebenarnya para pengawal sedang berjaga di atap. Pfft!

Xi Feng sontak menghentikan seorang pengawal yang hendak turun. Untuk apa dia mau menghentikan Putri? Putri kan ingin mandi dengan Pangeran. Apa mereka pikir Putri akan menerkam Pangeran?

Fei Ye hendak membuka bajunya saat tiba-tiba dia menyadari kehadiran seseorang dari belakang.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam