Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 3 - 2

 Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 3 - 2


Dari nyamuk itulah Qi Shao bisa melukis wajah orang yang menculik anak itu. Putra Mahkota kaget melihat lukisan itu. "Paman..."

Gumamannya jelas menarik perhatian Qi Shao. Tapi Putra Mahkota langsung bergegas menghindar dan pamit... dan tak lupa membawa pergi botol kecil berisi darah anak itu.


Tapi biarpun Putra Mahkota tidak mengatakan apapun tentang identitas pria dalam lukisan itu, tapi tentu saja Qi Shao dan kedua pelayannya mengenalinya.

"Ternyata dia Pangeran Qin yang terkenal itu. Seharusnya aku tahu."

"Ini bukan urusanmu. Pangeran Qin selalu berperang di garis depan, hanya beberapa orang di Tian Ning yang pernah melihat wajahnya."

"Sekarang aku ingin tahu kenapa Putra Mahkota takut pada Pangeran Qin."

"Apa rencanamu?"

"Di mana botol darah yang dia serahkan tadi?"

"Sudah dia bawa pergi. Tapi... aku diam-diam mengambil sedikit." Ujar salah satu pelayaannya sambil menunjukkan sebuah botol kecil.

Dia pintar juga. Qi Shao ingin meneliti darah ini. Berhubung hari ini adalah pernikahan Pangeran Qin, Qi Shao mendadak mendapat ide bagus. Dia lalu menulis sebuah surat dan meminta pelayannya untuk mengantarkan surat ini ke Paviliun Wanyan.


Putra Mahkota langsung melaporkan masalah ini ke Paman. Tapi dia mengaku belum melakukan tindakan apapun. Pangeran Qin sangat berkuasa, jadi dia tidak berani bertindak sembarangan. Apa yang harus mereka lakukan sekarang?

Paman berpikir kalau Pangeran Qin sepertinya berniat menggunakan Sekte Racun untuk mendapatkan tahta. Dia mengambil anak beracun itu tapi tidak berani mengungkapkan penemuannya. Kalau begini, Paman jadi tidak perlu khawatir kalau Kaisar akan mengetahuinya.

"Kaisar merasa terancam olehnya. Jika kita membunuh Long Fei Ye, bahkan sekalipun anak zombie beracun itu ditemukan, Kaisar takkan tahu kalau kitalah dalangnya."

"Paman ingin membunuh Pangeran Qin?"

"Seorang kaisar tidak mengenal belas kasih. Kenapa? Apa kau takut?"

Bukan begitu. Tapi Pangeran Qin sangat berkuasa dan berpengaruh. Jika pembunuhan itu gagal, maka posisi Putra Mahkota di istana bisa terancam.

"Sehebat apapun Pangeran Qin, dia tidak akan bisa lolos dari serangan tiba-tiba."

Beberapa hari lagi adalah hari pernikahannya. Pada saat itu akan ada banyak orang di kediamannya, kewaspadaannya akan lemah saat itu. Saat itulah saat yang tepat untuk membunuhnya.

 

Hari pernikahan Fei Ye pun dan Yun Xi pun tiba. Yun Xi baru saja selesai berdandan cantik saat rombongan iring-iringan pengantinnya tiba. Tapi senyumnya sedikit memudar saat melihat radang yang menodai wajah cantiknya. (Sebenarnya radangnya nggak buruk-buruk amat, tapi yah tuntutan masyarakat akan wanita cantik itu harus mulus sempurna)


Saat dia membuka kitab ilmu racun itu, dia jadi teringat kembali pertemuannya dengan pria yang menyelamatkannya dari tebing waktu itu. Yun Xi tersenyum mengingat saat itu. Tapi tiba-tiba saja dia batuk darah dan itu membuat Yun Xi jadi sedih.

"Mungkin ini hari terakhir hidupku. Aku mencurimu dari pemilikmu. Apakah dia baik-baik saja? Baguslah, dia jadi tidak perlu membunuhku karena sekarang aku sekarat."

Nyonya Ketiga datang saat dia batuk darah lagi. Nyonya Ketiga kontan cemas melihat itu, kenapa penyakit Yun Xi jadi semakin parah sekarang?

"Entahlah. Aku sudah mencoba berbagai obat. Tapi, sepertinya aku tidak akan bisa sembuh."

"Bagaimana mungkin, obat-obatan ini dibuat sendiri oleh ayahmu." Ujar Nyonya Ketiga.

Yun Xi jelas kaget dan curiga. Nyonya Ketiga mengaku kalau Ayah takut Yun Xi menolak obat buatannya, makanya Ayah menyuruh Nyonya Ketiga merahasiakan masalah ini.

"Jadi begitu, ternyata ayahku membenciku sebesar ini."

Tapi Nyonya Ketiga ngotot membela Ayah dan meyakinkan Yun Xi bahwa beliau sebenarnya sangat menyayangi Yun Xi. Masa Yun Xi curiga kalau Ayah yang meracuni Yun Xi?

Jangan berpikir yang aneh-aneh. Pepatah mengatakan 'harimau buas pun, tidak akan memakan anaknya sendiri'. Nyonya Ketiga berani jamin kalau Ayah tak mungkin punya niatan semacam itu.

Tapi Yun Xi tampak jelas tak percaya. Berusaha menahan air matanya, Yun Xi meminta Nyonya Ketiga untuk membuatkannya obat untuk menekan gejala penyakitnya untuk sementara waktu.


Pada saat yang bersamaan, Fei Ye masih merenung saat Xi Feng datang dan memberitahunya untuk bersiap-siap. Dia juga melapor bahwa anak beracun itu sudah dia kirim ke kediaman Bai Li dan Nona Ming Xiang-lah yang menjaganya sekarang.

Tapi tiba-tiba ada seseorang yang berlarian dengan cepat di atap. Fei Ye sontak pergi mengejar orang itu dan melupakan acara pernikahannya sendiri.


Kedua orang itu berlarian di atas atap rumah-rumah penduduk. Tapi entah kenapa tiba-tiba saja wanita misterius itu berhenti di atap sebuah rumah lalu menyalakan kembang api yang jelas sebuah tanda. (Err... wajah wanita bercadar itu kayaknya Yun Xi deh. Hah?)

Saat Fei Ye hendak mengejarnya, wanita itu sontak menaburkan bubuk ke Fei Ye. Fei Ye jelas langsung curiga dengan bubuk itu, tapi sepertinya dia tidak kenapa-kenapa. Wanita itu sontak melarikan diri.


Para pengawal di tempat itu keluar tak lama kemudian dan mengkonfrontasi Fei Ye. Tapi Fei Ye mengacuhkan mereka dan terbang mengejar wanita misterius itu. Salah satu pengawal tiba-tiba mengenalinya dan mereka pun bergegas pergi untuk melapor ke tuan mereka yang merupakan seorang Menteri Kehakiman.

Si menteri tampak sedang duduk saat si pengawal melapor. Tapi Menteri malah tidak beraksi dan terus membeku di tempat duduknya. (Oh-oh, jangan-jangan). Heran, si pengawal mencoba mendekat dan menggoyang Menteri.

Tapi tubuh Menteri sontak terjatuh dalam keadaan tak bernyawa. Bahkan semua orang di belakangnya juga sudah mati. Sepertinya mereka diracuni karena tampak ada sebuah dupa yang mencurigakan di tempat itu. (Waduh, jangan-jangan Fei Ye difitnah nanti? Dia kan satu-satunya yang kelihatan di tempat itu)


Wanita misterius itu lari sampai ke dalam hutan. Tiba-tiba pedangnya Fei Ye muncula menyerangnya duluan sebelum kemudian tuannya menyusul. Mereka pun bertarung dengan sengit.

Fei Ye berhasil melukai lengan wanita itu. Tapi saat dia pedang itu hampir membunuh wanita itu, beberapa jarum mendadak meluncur dengan cepat menghadang pedangnya Fei Ye dan hampir saja mengenai wajahnya kalau saja Fei Ye tidak sigap menghindar.


Lalu muncullah Qi Shao yang memakai topeng. Dia mengklaim kalau mereka memancing Fei Ye kemari karena dia ingin berteman dengan Fei Ye.

"Berhentilah bicara omong kosong dan serahkan wanita itu."

"Karena kau seorang petarung yang hebat. Bagaimana kalau kau tunjukkan kemampuanmu padaku?"


Fei Ye hendak maju menyerangnya, tapi Qi Shao langsung memainkan serulingnya dan seketika itu pula sekumpulan nyamuk bermunculan menyerang Fei Ye.

Fei Ye berusaha menebas semua nyamuk itu dengan pedangnya. Tapi salah satu nyamuk berhasil menggigit lehernya dan itu membuat Fei Ye mulai kehilangan fokus.

Qi Shao sontak meniup jarum dari dalam serulingnya. Jarum itu menancap di dada Fei Ye dan kontan membuat sekumpulan nyamuk itu pergi. Qi Shao dan wanita itu pun bergegas pergi.

Awalnya Fei Ye memang tampak baik-baik saja. Tapi saat dia hendak mengejar mereka, mendadak tubuhnya bereaksi hingga dia menyemburkan darah beracun yang kontan membuatnya lemas.


Semua orang sudah berkumpul di luar. Ayah tampak gelisah, tampak jelas berharap pernikahan ini batal. Tapi kemudian Yun Xi keluar, bersiap menuju tandu pengantinnya. Tapi dia sengaja berhenti di depan Ayah dan membuka tudung pengantinnya.

"Kenapa kau memaksakan dirimu sendiri?!" Kesal Ayah. "Kalau kau menikah dengan kondisi seperti ini, kau hanya akan menjadi pengantin sakit-sakitan. Hanya aku satu-satunya orang di ibu kota yang bisa menghilangkan racun di dalam tubuhmu."

"Jadi Ayah mengakui kalau Ayah-lah yang meracuniku?"

Ayah cuma diam yang jelas saja mengonfirmasi kecurigaan Yun Xi. Yun Xi sungguh kecewa melihat reaksinya. "Baiklah. Jangan khawatir, Ayah. Apakah kebahagiaan atau duka yang menungguku di masa depan, semua itu bukan urusan Ayah. Mulai sekarang... kita bukan lagi ayah dan anak."

Ucapan Yun Xi itu tampak begitu menohok hati Ayah. Tapi Yun Xi memantapkan hatinya untuk melangkah pergi meninggalkan rumah itu.


Fei Ye berjalan pulang dengan sempoyongan, berusaha menguatkan dirinya dari racun yang menyerang tubuhnya. Tapi tiba-tiba muncul sekumpulan ninja muncul menghadangnya. Sepertinya mereka anak buahnya Paman. Tanpa ba-bi-bu, mereka langsung menyerangnya keroyokan.


Sementara Fei Ye bertarung seorang diri, kita kembali ke adegan opening saat iring-iringan pengantin wanita berjalan ke rumah sang pengantin pria, lalu diusir.

Tapi Yun Xi dengan penuh keberanian mengkonfrontasi dan mengancam ibu mertuanya itu secara halus hingga akhirnya dia menang dan diizinkan masuk ke kamar pengantin, dan akhirnya menunggu sang pengantin pria yang tak kunjung datang sampai dia ketiduran.

Malam harinya dia bertemu dengan Fei Ye yang kembali dalam keadaan terluka. Mengira kalau pria itu adalah pembunuh suaminya tapi juga tak ingin dia mati di malam pengantinnya, Yun Xi akhirnya mengobati Fei Ye sambil harap-harap cemas, takut Fei Ye mengenalinya.

Tapi kemudian Fei Ye tanya. "Kita pernah bertemu sebelumnya?"


Kaget, Yun Xi cepat menguasai diri dan menyangkal. Fei Ye pasti salah mengenali orang. Dia juga sempat mengira kalau Fei Ye adalah murid ayahnya soalnya Fei Ye mirip sekali dengan orang itu.

Selesai mengobatinya, Yun Xi langsung memapah Fei Ye, berniat mau mengusirnya. Tapi Fei Ye mendadak mengeratkan rangkulannya dan berkata. "Ini malam pengantin kita. Kau mau membawaku ke mana?"

Yun Xi kaget.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

1 Comments

  1. Yun xi cantik banget sih...
    Kakak semngat... ❤️❤️❤️

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam