Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 3 - 1

 Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 3 - 1

Demi bertemu Kaisar, Fei Ye rela melepas baju zirahnya tanpa mempedulikan protes para bawahannya. Xi Fenglah yang paling tidak terima dan terus nyerocos protes sembari membantu melepaskan baju zirahnya Fei Ye.


Jenderal Bai Li yang memandang masalah ini dengan kepala dingin, mengerti betul kalau apa yang Fei Ye lakukan ini adalah kesengajaan untuk menyerang lawan politiknya.


Di dalam istana, Kasim melapor tentang Pangeran Qin yang sudah melepas baju zirahnya dan ia berkata kalau dia siap menerima hukumannya. Ia juga bilang bahwa jika Kaisar masih menolak bertemu dengannya, maka ia akan pergi ke kuil leluhur dan berlutut di hadapan altar mendiang Kaisar.

Kaisar sontak sinis mendengarnya. Pintar sekali dia. Fei Ye jelas-jelas berusaha membuat Kaisar terlihat tak adil terhadapnya. Maka terpaksalah Kaisar harus mengizinkan Fei Ye masuk.

Fei Ye dan kedua bawahannya pun masuk tanpa menggunakan baju zirah mereka. Fei Ye langsung to the point membahas aduan si menteri perpajakan yang mengklaim bahwa perang di Qiu Barat membuat keuangan negara merugi.


"Hamba jadi merasa bersalah. Hamba harus melepaskan baju zirah hamba dan memohon hukuman. Namun ada satu hal yang harus hamba katakan."

"Katakan."

Perang antar kedua negara itu, korban terbesarnya adalah rakyat. Setiap kali selesai perang, hal pertama yang harus mereka lakukan adalah membuka gudang logistik untuk membantu para pengungsi. Tapi setiap kali pula, mereka malah menghadapi orang korup dan tidak jujur. Ucapan Fei Ye itu kontan membuat si menteri perpajakan gemetar ketakutan.

"Adik keempat, apa maksudmu?"

Fei Ye meyakinkan Kaisar bahwa ada oknum yang bukan hanya sengaja menimbun bahan makanan, tapi juga membuat-buat alasan untuk memungut pajak yang tak wajar seperti pajak makanan. Baru kali ini dia tahu ada pajak untuk makanan yang mereka makan.

"Menteri Perpajakan, apakah itu benar?!" Sentak Kaisar.

Si menteri tentu saja menyangkal dan balik menuduh Fei Ye berbohong. Fei Ye tidak punya bukti.

"Aku berbohong? Aku melewati setiap jengkal jalan di daerah perbatasan dengan kakiku sendiri. Setiap pengungsi dari 13 kabupaten adalah saksiku!"

Fei Ye yakin kalau si menteri pasti berharap dia akan kalah dan mati di medan perang. Tapi nyatanya dia malah pulang dengan membawa kemenangan. Makanya si menteri sengaja menyerangnya duluan. Bukankah begitu? Si menteri terus berusaha membela dirinya.


Tapi Kaisar tak percaya. "Apa kau pikir aku akan lebih mempercayaimu ketimbang adik keempat-ku? Kalau kau mengaku sekarang, aku hanya akan menghukummu seorang. Tapi kalau kau menunggu bukti, akan kubunuh seluruh keluargamu begitu aku mendapatkan bukti!"

Hmm, entah apakah Paman terlibat atau tidak, tapi ia tampak agak mencurigakan. Ia langsung mendesak si menteri untuk mengakui kejahatannya saja atau dia akan melibatkan seluruh keluarganya. Ketakutan, si menteri akhirnya mengakui kejahatannya. Maka Kaisarpun langsung memerintahkannya untuk dipenggal.

Si menteri sontak diseret keluar saat itu juga. Menteri panik berusaha meminta pertolongan Putra Mahkota dan Paman, tapi tak ada satupun yang mempedulikannya.

"Adik keempat. Kita sudah melewatkan jam baik untuk menyambutmu, aku sudah tidak adil padamu." Ucap Kaisar dengan ketulusan palsu.

"Paduka bekerja keras untuk negara ini, aku tidak mempermasalahkannya sama sekali." Balas Fei Ye


Yun Xi tiba di istana Ibu Suri dengan mengenakan cadar di wajahnya. Ibu Suri menyambutnya dengan ramah, bahkan menyuruhnya untuk membuka cadarnya agar Ibu Suri bisa melihat wajahnya.

"Matamu sama persis seperti ibumu, Nyonya Tian Xin." Ujar Ibu Suri.

Yun Xi kaget mendengarnya. "Yang Mulia pernah bertemu ibu saya sebelumnya?"

"Tentu saja. Ibumu menyelamatkan hidupku."

"Jadi, itu benar?"

Tapi dia kan bukan siapa-siapa. Kenapa dia malah dianugerahi perjodohan pernikahan oleh Kaisar? Lagipula, dia tidak sebanding dengan Pangeran Qin.

"Kau cukup pintar. Kurasa aku memilih orang yang benar."


Yun Xi jelas merasa aneh dengan ucapan Ibu Suri itu. Sepertinya ada harga untuk segala hal. Ibu Suri langsung to the point membahas ibunya Yun Xi yang kabarnya sudah meninggal dunia. Apa Yun Xi mempercayai kabar itu?

"Tentu saja tidak."

"Lalu, apakah kau ingin mencari ibumu?"

"Tentu saja saya ingin bertemu ibu saya dan berkumpul lagi dengannya."

"Tapi, bagaimana kalau kau harus melakukan sesuatu untukku sebagai ganti bertemu ibumu?"

Mendengar itu, Yun Xi langsung memohon pada Ibu Suri untuk memberitahunya tentang keberadaan Ibunya. Tapi tentu saja Ibu Suri tak mau memberikan informasinya semudah itu. Ia bisa memberitahu Yun Xi, tapi Yun Xi harus melakukan sesuatu untuknya terlebih dulu.

Dugaan Yun Xi ternyata benar. Pernikahan ini benar-benar tidak sesederhana itu. Dulu ibunya menghilang setelah meninggalkan istana. Ibu Suri mengklaim kalau ibunya dulu menyelamatkan hidup Ibu Suri. Jadi mungkin hilangnya ibunya ada hubungannya dengan Ibu Suri.


Melihat Yun Xi masih belum menjawab, Ibu Suri meyakinkan bahwa ia tidak hanya akan memmberikan informasi keberadaan ibunya Yun Xi, ia juga akan mempertemukan mereka berdua.

Tapi Yun Xi tak mempercayainya begitu. "Yang Mulia tidak bisa menjamin ucapan anda. Kenapa saya harus mempercayai Yang Mulia?"

"Lancang! Kau itu cuma rakyat jelata. Berani sekali kau meragukan Ibu Suri! Jika Ibu Suri tidak bisa melakukannya, siapa lagi orang di Tian Ning yang bisa?" Bentak pelayannya Ibu Suri.

Untuk membuktikan ucapannya, Ibu Suri menyuruh pelayannya untuk menunjukkan sebuah gelang giok pada Yun Xi. Gelang giok milik ibunya dan kontan membuat Yun Xi teringat akan masa kecilnya yang bahagia bersama ibunya, saat ibunya masih mengenakan gelang itu dulu.


Seketika itu pula Yun Xi akhirnya bisa mempercayai ucapan Ibu Suri dan meminta maaf atas kelancangannya tadi. Lalu, apa yang harus dia lakukan untuk Ibu Suri?

"Aku ingin kau menikah dengan Pangeran Qin dan menjadi mata-mataku. Aku ingin kau memeriksa apakah Pangeran Qin memiliki tanda Suku Angin di tubuhnya."

"Tapi, biarpun saya menikah dengannya, mungkin dia akan mengabaikan saya karena wajah jelek saya. Ibu saya adalah ahli racun terbaik di dunia. Bagaimana kalau Yang Mulia membiarkan ibu saya mengobati saya dulu sebelum saya menikah dengan Pangeran Qin?"

Tapi Ibu Suri malah balik menuduhnya mau main curang dan menolak permintaannya. Ibu Suri meyakinkan bahwa ia pasti akan mempertemukan Yun Xi dengan ibunya jika waktunya tepat. Ia pasti akan menepati janjinya hanya jika Yun Xi patuh padanya dan menyelesaikan misinya.

Yun Xi akhirnya menyerah. "Demi ibu, akan kulakukan segalanya."


Saat dia hendak keluar dengan diantarkan seorang pelayan, tak sengaja mereka berpapasan dengan Fei Ye. Tapi si pelayan langsung menariknya mundur dan menunduk.

Fei Ye sendiripun tidak perhatian dengannya dan terus berjalan lurus. Yun Xi tidak begitu jelas melihat wajahnya, tapi dia merasa familier. Setelah Yun Xi berjalan pergi, Fei Ye baru merasa aneh dengan wanita barusan. Tapi tentu saja dia sudah terlalu terlambat.
 

Begitu dia tiba di rumah, Ayah langsung tanya apa yang dikatakan Ibu Suri padanya. Yun Xi mengklaim kalau mereka cuma membicarakan masalah pernikahan, memangnya kenapa? Apa yang Ayah harapkan?

Begini. Pangeran Qin baru saja kembali dengan membawa kemenangan, ada rumor bahwa akan ada pernikahan diplomatik antara Qiu Barat dengan Tian Ning. Tapi Ibu Suri malah menginginkan Yun Xi menikah dengan Pangeran Qin.

"Apa kau tidak berpikir bahwa ada keterlibatan banyak pihak dalam masalah ini." Ujar Ayah yang jelas-jelas terus berusaha membujuk Yun Xi untuk membatalkan pernikahan ini.

"Itu harus Ayah tanyakan sendiri pada Ibu Suri."


"Di istana, kekuasaan Pangeran Qin hampir setara dengan kekuasaan Kaisar. Pangeran Qin itu misterius dan rumahnya adalah tempat yang berbahaya untuk ditinggali. Yun Xi, kau jangan menikah dengannya."

"Kediaman Pangeran Qin mungkin berbahaya. Tapi di rumah ini juga aku tidak punya tempat. Semuanya sama saja."

Ayah mengulurkan tangan untuk menyentuhnya, tapi Yun Xi sontak menghindar tak nyaman. Ayah mengakui kalau selama ini Ayah terlalu keras pada Yun Xi, tapi semua yang Ayah katakan hari ini adalah demi kebaikan Yun Xi sendiri.

Yun Xi tak percaya. Ayah cuma cemas kalau dia akan terlibat dalam konflik keluarga kerajaan dan pada akhirnya membuat Keluarga Han dalam masalah juga.

"Kau ini bicara apa. Hari ini aku memberitahumu segala hal yang perlu kau ketahui. Kau harus mempertimbangkannya baik-baik. Kau harus tahu apa yang terbaik bagi dirimu sendiri."

Tapi Yun Xi tak mau dengar dan tak peduli. Ayah akhirnya pergi, tapi ia tampak benar-benar cemas entah karena apa. Dalam hatinya, ia meminta maaf pada Yun Xi karena ia tidak akan membiarkan Yun Xi terlibat.


Putra Mahkota melampiaskan stresnya dengan mendatangi rumah bordir. Tapi tiba-tiba pengawalnya datang mengabarkan sesuatu yang kontan membuatnya semakin kesal.

Si wanita penghibur penasaran tentang pria bernama Tuan Gu yang datang bersama Putra Mahkota waktu itu. Sepertinya Putra Mahkota sangat menghormatinya. Mungkin orang itu bisa membantu apapun masalah yang sedang Putra Mahkota hadapi sekarang.

"Kau benar juga. Bagaimana bisa aku lupa tentang Tuan Gu?"


Dan Tuan Gu yang dimaksud Putra Mahota itu adalah Qi Shao. Dia langsung mendatangi kediaman Qi Shao dan meminta bantuannya. Sebelumnya kan Qi Shao pernah menunjukkan padanya keahlian seekor nyamuk beracun. Makanya sekarang dia meminta Qi Shao untuk menggunakan nyamuk beracun itu untuk mencari seseorang.

"Siapa?"

"Orang yang sangat penting. Orang itu diculik dari tempatku."

"Itu gampang. Tapi apa Yang Mulia membawa darahnya?"

"Bawa."

Putra Mahkota mengeluarkan sebotol kecil darah lalu Qi Shao memainkan serulingnya dan seketika itu pula seekor nyamuk kecil terbang menghisap sedikit darah itu.


Nyamuk itu langsung terbang dan dengan cepat hinggap di sebuah tempat yang cukup terpencil tempat anak beracun itu ditahan.

Tepat saat itu juga, racun di dalam tubuh anak itu beraksi dan seketika itu pula dia berubah menjadi buas dengan kekuatan berlipat ganda hingga dia sanggup melempar Xi Feng dan beberapa pengawal lainnya.

Dia hampir saja menyerang Xi Feng dengan kekuatannya. Tapi untung saja Fei Ye datang tepat waktu dan menotok anak itu sampai pingsan.

Fei Ye menggendong anak itu kembali ke dalam. Dia benar-benar cemas melihat anak itu tampak begitu kesakitan dan akhirnya memutuskan untuk memberikan pil penawar racun terakhir yang dimilikinya.

"Kalau Yang Mulia memberikan pil itu padanya, lalu bagaimana dengan Yang Mulia sendiri?" Protes Xi Feng (Oh, jadi Fei Ye beneran sama kayak anak itu)

Tapi Fei Ye tak peduli dan tetap meminumkan pil terakhirnya untuk anak itu. Dia lalu memberitahu Xi Feng bahwa mereka sudah ketahuan, jadi pindahkan anak itu ke tempat lain.


Fei Ye lalu berjalan pergi dan anak beracun itupun kembali normal. Tapi dia tidak sadar dengan adanya nyamuk kecil yang sedang memonitornya itu.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam