Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 2 - 2

Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 2 - 2

Fei Ye dan pasukannya kembali ke lembah itu. Xi Feng melapor bahwa lembah itu adalah Lembah Yao Gui dan pemiliknya sangat misterius. Dengan adanya kabut beracun itu, kabarnya tempat itu penuh dengan rerumputan beracun dan tak ada seorangpun yang berani mendekat.


Mereka yang mencoba menerobos masuk untuk mencari tanaman obat tanpa seizin pemiliknya, tak ada seorangpun yang bisa masuk ke lembah itu hidup-hidup.

Qi Shao sendiri sedang kasmaran memiliki Yun Xi saat tiba-tiba saja salah satu pelayannya masuk dan melapor bahwa ada orang yang ingin masuk ke lembah untuk membeli obat. Menurutnya, mereka bukan orang baik.

Qi Shao sudah bisa menduga siapa yang datang dan langsung keluar untuk menyambut Fei Ye. Dia menuntut identitas mereka, tapi Fei Ye menolak memberitahukan identitasnya. Dia hanya ingin masuk untuk meminta obat.

"Kau tidak mau mengungkap identitasmu, tapi ingin membeli racun dari Lembah Yao Gui. Sepertinya kau tidak tulus."


Xi Feng melemparkan sekantong uang, tapi Qi Shao menolak dan langsung melemparkannya kembali. Xi Feng heran dengan sikapnya, dia menjual dan mereka ingin masuk untuk beli obat. Ini sistem perdagangan yang adil. Mereka hanya tidak bisa mengungkap identitas mereka demi kenyamanan.

Qi Shao tak peduli. Mereka sendiri kan yang menginginkan bantuannya. Ini adalah wilayahnya, jadi dialahnya yang berhak memutuskan. Xi Feng mencoba menawarkan uang dobel, tapi Qi Shao tetap menolak.


Saat mereka hendak pergi, Fei Ye tiba-tiba menggunakan tenaga dalamnya untuk menghancurkan bebatuan dan melemparkannya ke Qi Shao. Untung saja Qi Shao sigap menahannya dengan kekuatan tenaga dalamnya.

Tapi dia sama sekali bukan tandingan Fei Ye yang dengan mudahnya menggerakkan tangannya dan seketika itu pula bebatuan itu meledak dan membuat Qi Shao terhuyung mundur.


Tapi Qi Shao tak menyerah semudah itu. "Kau mau masuk ke dalam lembah ini. Kita lihat saja. Tanpa seizinku, bagaimana kau akan bisa menembus racun penghalang ini."

Fei Ye santai memerintahkan anak buahnya untuk membakar tempat ini. Qi Shao sinis mendengarnya. "Kau tidak mau mengungkap identitas, tapi kau berani membakar lembahku. Kurasa kau tidak takut akan konsekuensi membakar lembah. Identitasmu pasti tidak biasa."

Sepertinya mereka tidak benar-benar ingin membeli obat. Apa sebenarnya yang tujuan mereka untuk memasuki lembah ini? Sialahkan saja kalau mereka ingin membakarnya. Tapi mungkin saja, apa yang mereka cari akan ikut terbakar juga.

"Aku tak punya banyak. Cukuplah untuk menghidupi diriku dan mengupah kedua pelayanku. Lembah ini tidak begitu berarti bagiku, kau boleh membakarnya kalau kau mau."

"Tuan, kenapa kau harus melakukan ini. Kami cuma ingin masuk untuk mendapatkan beberapa tanaman herbal. Jangan gunakan cara sulit."


"Kalian menggunakan kekuasaan untuk memindas orang lain. Kami bilang kalau kami tidak mau menjualnya. Kalau kalian ingin membakar lembah ini, langkahi dulu mayatku!" Pelayannya Qi Shao sontak maju menyerang Fei Ye.

Tapi Xi Feng dengan cepat menampik pedangnya dan dengan cepat mengunggulinya dan menempelkan pedangnya ke leher si pelayan. Tentu saja sekarang Fei Ye jadi bisa memanfaatkannya untuk mengancam Qi Shao.

"Apakah sesuatu yang kau lindungi itu lebih daripada hidup pelayan ini?"

"Apa maumu?"

"Aku hanya ingin masuk untuk mencari herbal yang kuinginkan. Jika aku tidak bisa menemukannya, aku tidak akan merepotkanmu lagi."

"Kau tidak boleh datang dan pergi sesuka hatimu ke Lembah Yao Gui-ku ini."

"Aku tahu aturan Lembah Yao Gui."


Fei Ye lalu menyuruh salah satu anak buahnya untuk menyerahkan sebuah kotak pada Qi Shao yang di dalamnya ternyata berisi Bunga Liu Sha, bunga langkah yang hanya tumbuh tiap 60 tahun sekali.

"Kau tidak akan rugi dengan kesepakatan ini."

Qi Shao jelas senang mendapat bunga langka itu. Bunga itu bisa melawan berbagai macam racun. Dan berhubung Yun Xi juga sudah pergi, akhirnya dia menyerah juga dan mengizinkan mereka masuk.


Para pengawal-lah yang masuk. Tapi saat mereka kembali tak lama kemudian, mereka melapor bahwa apa yang mereka cari itu tidak ada. Mereka sudah mencari di setiap sudut, tapi tak menemukannya di manapun.

Xi Feng meminta maaf pada Qi Shao atas keributan yang mereka sebabkan. Tapi biarpun mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, dia tetap boleh memiliki bunga itu. Tapi begitu Qi Shao pergi, Fei Ye memerintahkan Xi Feng untuk menyuruh orang mengawasi Qi Shao.


Nyonya Ketiga berusaha membujuk Yun Xi untuk tidak marah pada ayahnya dan meyakinkan Yun Xi kalau ayahnya memukulnya hanya karena dia terlalu emosi, tapi sebenarnya ayahnya Yun Xi sayang padanya.

Tapi Yun Xi tak percaya. Dia tahu kok kalau ayahnya memang tidak menyukainya sejak dia masih kecil, beliau tidak pernah memperhatikan Yun Xi. Nyonya Xu selalu berpikir kalau ibunya merampas posisinya sebagai istri sah dan Ruo Xue pun selalu menindasnya.

"Jika bukan karena Bibi dan Yun Yi, aku pasti akan meninggalkan rumah ini sejak lama."

"Gadis muda sepertimu, bagaimana bisa kau bicara ngawur begitu? Kalau kau meninggalkan Kediaman Han, bagaimana kau akan bertahan hidup nantinya?"

"Aku kan punya ilmu medis dan ahli racun juga. Aku hidup mencari nafkah dengan menyelamatkan nyawa."


Oh, yah. Yun Xi lalu menunjukkan Rumput Shenyou yang berhasil didapatkannya pada Nyonya Ketiga dan adiknya, Yun Yi. Lalu kenapa dia tidak bilang ke Ayah saja tadi kalau dia berhasil menemukan rumput langka ini? Heran Nyonya Ketiga.

"Bahkan sekalipun aku bilang, Ayah takkan percaya kalau metodeku akan berhasil."

"Kak, jangan khawatir. Kali ini pasti akan manjur." Ujar Yun Yi menyemangati kakaknya itu.

"Aku akan mengikuti metodemu dengan ketat. Kau minumlah setelah aku merebusnya." Ujar Nyonya Ketiga.

Yun Xi tentu saja senang mendapat dukungan mereka. Setelah mereka pergi, Yun Xi berkata pada lukisan ibunya bahwa kali ini dia pasti akan menyembuhkan luka di wajahnya ini.


Malam harinya, Ayah menemukan resep obat buatan Yun Xi itu dan kontan tercengang. Ia sungguh tak menyangka kalau Yun Xi trnyata bisa menemukan penawar racunnya melalui penelitiannya sendiri. Ia tampak kagum, tapi kemudian ia malah menambahkan sesuatu ke dalam ramuan obat itu.


Gara-gara itu, ramuannya Yun Xi jadi gagal total dan membuat Yun Xi kebingungan sampai dia berpikir kalau radang di wajahnya ini mungkin takkan bisa disembuhkan. Tiba-tiba seorang pelayan datang memberitahu Yun Xi untuk keluar karena ada titah dari Kaisar.


Semua orang berlutut saat Kasim membacakan titah Kaisar yang menjodohkan Yun Xi dengan Pangeran Qin.

Ruo Xue tidak terima. "Orang jelek ini akan menikah dengan Pangeran Qin. Apa anda tidak salah?!"

"Kau kurang ajar sekali gadis kecil." Tegur Kasim.

Ayah sontak mengomeli Ruo Xue untuk diam dan Kasimpun lanjut membacakan titahnya.

"Pangeran Qin sudah mencapai usai 20 tahun dan Han Yun Xi juga telah memasuki usia untuk menikah. Dia penuh perhatian dan berbudi luhur. Dia pasangan yang cocok untuk Pangeran Qin. keduanya diperintahkan untuk menikah pada akhir bulan."


Saat Ayah menerima titah itu, ia langsung memberikan sebuah kantong yang mungkin berisi uang sembari meminta maaf atas kelakuan kurang ajar putrinya tadi.

Kasim berkata bahwa Ibu Suri ingin bertemu Yun Xi secepatnya dan langsung mengajak Yun Xi pergi sekarang juga. Tapi Ayah dengan cepat mencegahnya dengan alasan agar Yun Xi bersiap-siap dulu.

"Baiklah, aku akan menunggu. Agar Ibu Suri tidak ketakutan (melihat radang di wajah Yun Xi), lebih baik Nona Han mengenakan cadar."


Begitu Kasim keluar, semua orang mengucap selamat kecuali Nyonya Xue dan Ruo Xue. Nyonya Ketiga senang, setelah menikah maka Yun Xi akan menjadi Putri Qin.

Ruo Xue langsung sinis. "Seharusnya kau itu ngaca. Kau ingin menikah dengan Pangeran Qin? Berhentilah bermimpi!"

"Maaf, sekarang aku adalah Putri Qin yang dipilih langsung oleh Kaisar. Namaku akan tertulis di buku kerajaan."

"Jangan sombong. Pangeran Qin tidak akan melirik orang jelek sepertimu."

"Siapa peduli, kecuali dia berani menentang titah Kaisar dengan tidak menikahiku. Lain kali, kau harus berlutut di hadapanku saat kita bertemu lagi."

Ruo Xue hampir saja nyolot lagi, tapi ibunya dengan cepat menghentikannya dan mengisyaratkannya untuk pergi.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam