Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 1 - 1

 Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 1 - 1

Iring-iringan pengantin tengah menuju ke rumah sang pengantin pria. Namun tak tampak raut kebahagiaan di wajah sang pengantin wanita, Han Yun Xi, yang beada di dalam tandu.


Wajahnya yang cantik, tidak sepenuhnya mulus karena tampak ada radang di pipinya. Dia memakai sebuah gelang giok yang sepertinya pemberian ibunya. Sepertinya kondisi kesehatannya sangat buruk. Tiba-tiba dia terbatuk dan darah menyembur menodai gelang itu.


Dia tersenyum miris melihat itu. Tapi entah apa yang terjadi, tiba-tiba dia melihat sesuatu yang bersinar dari gelang giok bernoda darah itu... dan seketika itu pula dia membayangkan dirinya berada di sebuah alam lain.

Di alam lain itu, dia melihat berbagai macam tanaman herbal di dalam gelembung-gelembung. Di salah satu gelembung itu, dia melihat sebuah buku yang mengatakan bahwa Rumput Shenyou bisa mengobati radang di pipinya.

Sepertinya dia sudah lama mencari-cari obat penyembuh untuk radang di pipinya itu. Dia senang karena resep obatnya ternyata benar. Tapi sepertinya dia gagal karena sesuatu, dia yakin kalau ayahnya pasti mengganti resep obatnya.

Di sebuah buku tentang racun, dia membaca bahwa Master Racun sebenarnya adalah seorang tabib dan dia membangun Sekte Racun beberapa tahun yang lalu. Sekte itu menggunakan racun sebagai metode pengobatan.

"Kitab Ilmu Racun? Ini adalah Kitab Ilmu Racun?" Heran Yun Xi. Dia lalu menggunakan ilmu akupunturnya untuk mengobati radang di pipinya.


Di tempat lain, sang pengantin pria - Long Fei Ye, atau dikenal pula sebagai Pangeran Qin, malah sedang merenung dan belum bersiap untuk menyambut pengantinnya sama sekali.

Saat anak buahnya memanggilnya untuk bersia-siap, tiba-tiba mereka mendengar seseorang berlari cepat di atas atap. Fe Yei sontak pergi mengejar orang itu dan mengabaikan acara pernikahannya.


Iring-iringan pengantin akhirnya tiba tak lama kemudian. Tapi bukannya disambut, mereka malah diusir dengan alasan waktu pernikahannya sudah usai.

Iring-iringan itu hampir saja pergi. Tapi Yun Xi tidak terima dan langsung membentak. "Pernikahanku dengan Pangeran Qing adalah perintah Kaisar. Siapa yang berani menentangnya?"

Nyonya Yi - Ibunya Fei Ye, langsung nyinyir mendengar ucapan calon menantunya itu. "Mereka bahkan belum menikah, dia berani mengancamku? Sekarang aku harus bertemu si Han Yun Xi ini."

Kesal, Yun Xi langsung keluar dari tandu dan masuk sendiri ke rumah suaminya itu sambil melepaskan tudung pengantinnya... dan memperlihatkan wajahnya yang sekarang sudah mulus sempurna tanpa cacat sedikitpun. Radang itu benar-benar menghilang seolah tak pernah ada. Bahkan sang ibu mertua pun sampai terperangah melihat kecantikannya.

Yun Xi menghadapi ibu mertuanya dengan penuh keberanian tapi tetap sopan. Nyonya Yi menolak dipanggil 'Ibu' karena dia dan putranya belum resmi menikah dan terus berusaha mengusir Yun Xi dari sana. Tapi Yun Xi mengabaikannya, dan tanya di mana Pangeran Qin?


"Jangan memaksakan keberuntunganmu. Aku bukan ibumu."

"Pernikahan kami adalah perintah Yang Mulia Kaisar. Pengantin pria tidak keluar untuk menyambutku, dia bahkan tidak menampakkan diri. Aku bisa berpikir kalau dia akan melawan perintah Kaisar."

"Lancang! Kau pikir kau siapa? Beraninya kau memfitnah Pangeran Qin!"

"Kurasa lebih baik Ibu membawaku ke kamar pengantin secepatnya, agar kita bisa menutupi masalah ini, Kaisar dan Ibu Suri tidak akan mengetahuinya."

"Apa kau mengancamku?"

"Ibu salah sangka, aku melakukan ini demi kebaikan Pangeran Qin."

Pelayannya Nyonya Yi mengingatkan nyonyanya itu untuk membiarkan Yun Xi masuk ke kamar pengantinnya saja, apalagi Fei Ye masih belum kembali, lebih baik tidak mengambil resiko. Terpaksalah Nyonya Yi mengizinkan Yun Xi masuk ke kamar pengantinnya.

 

Jadilah Yun Xi harus menunggu di sana sepanjang hari, tapi pengantin pria masih juga belum muncul-muncul. Saat dia sendirian itulah, kita mendengarnya bicara sendiri dan alasannya menikah dengan Fei Ye sepertinya hanya supaya dia bisa bertemu dengan ibunya yang terpisah darinya.

Lama kelamaan, Yun Xi jadi bosan dan akhirnya ketiduran. Hari sudah malam saat akhirnya Yun Xi terbangun dan tiba-tiba saja dia mendengar suara seseorang dari luar.


Cemas, Yun Xi pun keluar untuk melihat siapa yang datang dan langsung kaget saat Fei Ye mendadak jatuh ke dalam pelukannya... lalu tiba-tiba mencekik lehernya.

Yun Xi mengenalinya. Tapi dia bukan mengenali pria itu sebagai Fei Ye, melainkan sebagai pria yang sepertinya pernah bertarung dengannya dulu.

"Kau!"

"Jangan bicara atau akan kubunuh kau!" Ancam Fei Ye, tapi nada suaranya terdengar lemah dan wajahnya pun pucat. Saat Yun Xi menurunkan pandangannya, dia melihat perutnya Fei Ye berdarah.

Yun Xi mengira kalau pria ini pasti membuntutinya sampai kemari, untung saja pria ini tidak mengenalinya. Kalau tidak, bisa celaka dia.

"Untung saja radang (di wajahku) sudah menghilang. Dan waktu itu aku memakai cadar. Jadi dia tidak mungkin mengenaliku, kan?" Batin Yun Xi.


Tanpa tahu kalau pria di hadapannya ini sebenarnya suaminya sendiri, Yun Xi santai saja memberitahunya bahwa ini adalah kediaman Pangeran Qin dan dia adalah istrinya.

"Pangeran Qin adalah orang paling berkuasa setelah Kaisar. Kalau kau membunuhku, dia akan membuatmu membayarnya."

Tak tahan lagi, Fei Ye sontak ambruk ke dalam dekapan Yun Xi. Saat itulah Yun Xi jadi bisa merasakan kondisi pria dalam dekapannya ini. Dia pasti kena racun, jantungnya berdetak pelan, dan napasnya juga berat.

"Kau pasti terkena lebih dari satu jenis racun. Racun yang paling berbahaya adalah racun ular. Melihat dari kondisi bajumu, kau pasti di bagian perut, empat inchi dari jantungmu, sekitar satu jam yang lalu."

Belum selesai dia bicara, Fei Ye mendadak pingsan. Yun Xi sontak panik berusaha membangunkannya tapi gagal. Fei Ye jadi bingung harus bagaimana. Membiarkannya mati saja?... Tapi tidak bisa.

Dia baru saja menikah. Kalau sampai pria ini mati di sini, maka ibu mertuanya itu pasti akan mengusirnya dari rumah ini.

"Demi ibu, aku harus bertahan di rumah Pangeran Qin, memenangkan hati Pangeran Qin, dan menemukan tanda yang disebut-sebut oleh Ibu Suri itu."


Yun Xi akhirnya mengeluarkan beberapa botol obat yang dibawanya. Fei Ye terbangun saat Yun Xi berusaha membuka bajunya. Fei Ye berusaha menahannya, tapi tentu saja dia terlalu lemah melawan Yun Xi.

"Jangan malu. Aku ini tabib. Mengobati pasien itu tidak mengenal jenis klamin. Lagipula, kau itu pria dan aku wanita. Akulah yang seharusnya rugi." (Pfft! Betul juga)

Saat dia membuka baju Fei Ye, tampak ada sebuah bekas luka yang sangat besar menyilang di sekujur dada Fei Ye. Entah bekas luka apa itu, Yun Xi pun tak menanyakannya dan fokus mengobati luka baru Fei Ye.

Dengan cepat dia menaburkan bubuk obat lalu menusukkan beberapa jarum akupuntur di perut Fei Ye sambil berdoa semoga Fei Ye tidak mengenalinya.


Yun Xi penasaran, kenapa dia masuk ke kediaman Pangeran Qin?... Apa dia ingin membunuh Pangeran Qin?

"Pangeran Qin sedang tidak ada di rumah saat ini. Jadi lebih baik kau pergi setelah aku menyembuhkanmu. Aku janji tidak akan bilang-bilang pada siapapun."

Fei Ye diam saja mendengar cerocosannya. Tapi selama Yun Xi sibuk berkutat dengan obat-obatannya, Fei Ye memperhatikan wajahnya... dan seketika itu pula dia teringat akan pertemuannya dengan seorang wanita bercadar dulu, wanita bercadar yang memiliki radang di bagian sisi wajahnya. (Oh, apakah Fei Ye mengingatnya?)

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Fei Ye tiba-tiba dan kontan membuat Yun Xi kaget.

~ Satu bulan yang lalu ~


Yun Xi seorang diri memanjang sebuah tebing yang sangat curam hanya demi mendapatkan sebuah tanaman herbal yang langka.

Seemntara itu di atas tebing, tampak beberapa pasukan bercadar yang dipimpin Fei Ye menyerang para pengawal yang menjaga sebuah kuil.

Serangan itu begitu tiba-tiba sehingga para pengawal kuil itu bisa dikalahkan dengan mudah oleh pasukannya Fei Ye. Fei Ye dan pasukannya lalu masuk untuk mencari entah apa.

Tampak tak ada suatu hal yang aneh di sana. Tapi kemudian, Fei Ye tak sengaja menginjak sebuah lantai dan seketika itu pula patung dewanya bergeser dan memperlihatkan sebuah lubang bawah tanah. Mereka puan bergegas masuk ke dalamnya.

Pada saat yang bersamaan, Yun Xi terus berjuang tanpa kenal lelah memanjat tebing itu hanya dengan sebuah tali... hingga akhirnya dia menemukan tanaman yang dicari-carinya itu.


Di dalam lubang bawah tanah itu, dua orang pria sedang mencekoki racun pada seorang anak kecil yang dirantai. Entah racun apa itu, seketika itu pula anak itu berubah. Mata anak itu berubah merah lalu rambut hitamnya memutih seketika.

Kedua pria itu terkagum-kagum dengan hasil dari ramuan racun tuan mereka itu. Tiba-tiba ada pisau-pisau bertebangan membunuhi semua orang yang di ada disana, kecuali anak kecil itu.


Saat Fei Ye melihat anak kecil yang jejeritan itu... tiba-tiba saja ingatannya melayang pada seorang anak berbaju merah dan putih dan tampak mengalami nasib yang sama dengan anak itu. (Hmm, apakah anak berbaju merah dan putih itu adalah Fei Ye?)

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam